4

32 5 0
                                    

"Kalau begitu aku akan menembakmu!" 

.    .     .    .    .

Chaeyoung mengusap ujung hidungnya dan terkekeh geli. Ia bangkit dari kursinya dan berbalik. Menatap perempuan itu.

Matanya bergerak ke arah tangan perempuan itu yang memegang pistol.

"Tanganmu bahkan gemetaran untuk sekedar memegang pistolnya dengan benar" kata Chaeyoung berjalan mendekat.

Perempuan itu semakin mengeratkan genggamannya pada pistolnya.

"Lihat, tanganmu semakin gemetar-"

Dor!

Chaeyoung tersungkur kebelakang. Tubuhnya menabrak kursi.

Chaeyoung melirik perempuan itu kesal.

"Kamu benar-benar"

Chaeyoung tertembak dibahunya. Itu sudah jelas sekali membuktikan seberapa amatir perempuan itu menggunakan pistol.

Ia mengincar dada tapi malah berakhir di bahu.

Chaeyoung bangkit dan dengan cepat bergerak maju.

Perempuan itu akan menembak lagi tapi karena terlalu panik dan takut membuatnya tidak sadar jika Chaeyoung bergerak lebih cepat. Terbukti dengan Chaeyoung yang sekarang sudah berdiri didepannya dengan mengarahkan tangan perempuan itu yang memegang pistol sekarang kearah perempuan itu sendiri.

"Dimana kamu ingin aku menembak?" 

"Mata? Dahi?" suara Chaeyoung memberat.

Menandakan bahwa kesabarannya yang setipis tisu sudah terbakar.

Perempuan itu menggeleng. Mencoba memberontak.

Tapi,

Bugh!

Chaeyoung memukul perut perempuan itu.

Tanpa membuang waktu, tangan kiri Chayeoung mencekik leher perempuan itu dengan kuat. Membuatnya kesulitan bernafas.

Dan otomatis, mulut perempuan itu terbuka.

Chaeyoung mengeluarkan smirknya, "Sampai jumpa di neraka, cantik"

Chaeyoung memasukan pistolnya ke dalam mulut perempuan itu dan,

Dor! Dor!

Mati.

Perempuan itu mati karena tertembak melalui mulutnya.

Chaeyoung menghempaskan tubuh itu ke samping.

"Ahh, ini mengganggu" katanya dengan menggerakan bahu kanannya yang tertembak.

Tapi Chaeyoung mengabaikan rasa sakit. Ia kembali duduk didepan komputer. Chaeyoung langsung melanjutkan pekerjaannya.

Mata dan jemarinya bergerak dengan cepat.

"Cepat, cepat"

Setelah selesai, Chaeyoung membuka laptopnya sendiri. Menyambungkan perangkatnya dengan komputer. Memanipulasi data dan mengubah target.

Tanda memproses data bergerak menuju 100%.

Chaeyoung menggerakan mata gelisah. Ia menatap komputer dan laptopnya bergantian.

"Ayo cepatt"

Dan,

Berhasil!

Chaeyoung tersenyum senang. Ia ingin bersorak tapi tidak bisa. Ia harus pergi sekarang, tersisa 3 menit sebelum para penjaga datang.

Stuck On YouWhere stories live. Discover now