Asahi (Melukis)

378 32 4
                                    

Hari ini kamu merasa sangat exited sekali karena kamu mendapatkan murid baru.

Ya, kamu merupakan seorang guru les melukis dan sudah membuka tempat les sejak beberapa bulan yang lalu.

Beberapa muridmu sudah banyak yang selesai dan berhenti mengikuti les dan kini tersisa 3 orang. Namun karena ada satu murid lagi yang baru masuk, kini kamu memiliki 4 orang murid. Dan keempatnya laki-laki.

Usiamu dengan mereka tidak begitu jauh, bahkan ada yang seumuran dengan kamu. Jadi saat mengajar pun terasa lebih santai dan tidak menegangkan.

Sesampainya kamu di tempat les, ketiga murid mu yang lain ternyata sudah menunggu, kurang murid baru saja yang belum datang.

"Soree yoshi.. haruto.. jeongwoo..." salam mu pada mereka yang sudah siap duduk di depan kanvas masing-masing.

"Sore juga (y/n)"sahut yoshi yang seumuran dengan kamu.

"Soree nunaaaaaaaaa aaaaaaa aaaa aaaa aaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaa aaaaaaa aaaaaaaaaa aaaaaaaa aaaaaaa aaaaaaaa aaaaaaaaaa aaaa aaaa aaaaaa aaaaaa aaaa aaaa aa aaa aaaaa"sahut haruto dan jeongwoo yang lebih muda 4 tahun darimu itu sambil berlomba-lomba siapa yang bisa paling lama dan paling panjang mengucapkan 'nuna'. Mereka pun terhenti juga karena dilempar kuas oleh yoshi ke arah mulut mereka.

Kamu hanya tertawa melihatnya. Haruto dan jeongwoo memang merupakan sahabat sejak dari kandungan ibu mereka dan mereka memang suka bercanda dan melakukan hal-hal lucu yang membuat orang-orang di sekitar mereka tertawa. Haruto ikut les melukis juga karena ada jeongwoo. Kalau tidak juga dia tidak akan sekali pun menyentuh alat-alat melukis.

Saat sedang bersiap-siap, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok.. tok.. tok

"Masuk..!" Katamu. Dan masuklah seorang anak laki-laki yang usianya hanya satu tahun lebih muda dari kamu.

"Asahi ya? Sore asahi.. selamat bergabung..! Semoga kamu senang ya les melukis disini!! Sekarang coba kenalan dulu sama teman-teman kamu... Yang ini namanya yoshi, ini namanya haruto, dan yang itu namanya jeongwoo"katamu dengan senyuman manis terukir dibibirmu sambil menunjuk satu persatu muridmu.

Asahi hanya diam menatapmu, lalu tanpa berkata apapun dia langsung duduk ke tempatnya dan menyiapkan alat-alat melukisnya.

Raut wajahmu pun yang tadinya terlihat begitu bahagia, senang, dan ceria berubah menjadi sedih dan kecewa melihat sifat acuh asahi. Kamu sudah bersikap seramah mungkin, tapi malah diabaikan seperti itu.

"Dia malu malu meong kali nunaa.."ucap haruto ingin mencairkan suasana.

"Bener!! Abis nuna tadi senyumnya manis banget!! Dia takut diabetes kali"timpal jeongwoo yang akhirnya bisa membuatmu tersenyum lagi.

"Yaudah, kita mulai aja ya!! Hari ini kita akan belajar menggambar orang......" kamu pun mulai mengajarkan beberapa hal tentang melukis orang, dan tentunya trik-trik dalam melukisnya agar lebih mudah namun terlihat lebih indah.

Namun, murid barumu asahi tidak pernah sekalipun mendengarkan dan bahkan dia asik dengan dunianya sendiri. Dia asik melukis di kanvasnya dan hanya sesekali melihat ke arahmu. Dia bahkan menjauhkan dirinya dan kanvasnya dari murid-murid yang lain.

Akhirnya kamu hanya menghampiri dan mengajarkan yoshi, haruto, dan jeongwoo saja. Karena, saat kamu menghampiri asahi, dia akan mundur dan seperti ingin menyembunyikan kanvasnya. Dia tidak ingin kamu melihatnya mungkin.

"Nuna nunaa!! Liat deh aku gambar haruto! Nihh... liat.. liat!!" Ucap jeongwoo exited. Kamu pikir dia akan benar-benar menggambar haruto, tapi bukan jeongwoo namanya kalau dia serius dan tidak bercanda.

"Iihhh jonguuu maaahh!!! Itu kan sumpiittt!!!"protes haruto saat jeongwoo memamerkan hasil lukisannya. Hanya kecil diujung kanvas, namun dapat terlihat dengan jelas bahwa yang dia gambar adalah sumpit dan bukan haruto.

"Jeongwoo? Kok sumpit? Katanya kamu gambar haruto?" tanyamu masih sambil tertawa karena tingkahnya.

"Liat aja nuna...!! Haruto kan emang kayak sumpit!! Hahhahahaa"jawab jeongwoo lalu tertawa lebar. Haruto yang kesal pun mengambil tissue dan menyumpal mulut jeongwoo dengan tissue itu.

Kamu dan yoshi hanya terkekeh dan menggelengkan kepala kalian. Dari semua muridmu memang hanya yoshi yang paling normal.

🤖🤖🤖🤖🤖🤖🤖

Tidak terasa waktu les sudah selesai. Yoshi, haruto, dan jeongwoo langsung pamit pulang. Kamu pun juga langsung membereskan peralatanmu. Tanpa kamu sadari, asahi masih asik dengan dunianya disana.

Dia terlihat sangat fokus melukis. Entah apa yang dilukisnya sedaritadi.

"Kamu gak pulang?"tanyamu yang tentu saja tidak akan pernah dijawab olehnya.

Mungkin dia dimasukkan ke tempat les secara paksa oleh ibunya, pikirmu.

Kamu pun memutuskan untuk duduk menunggu sampai asahi selesai menggambar. Kamu hanya diam memperhatikan wajah murid barumu itu dari samping.

'kayak pernah kenal..'batinmu.

"Lupa? Nuna gak tau terimakasih ya?"ujarnya tiba-tiba sembari membersihkan tangannya dan membereskan peralatannya. Sepertinya gambarnya sudah selesai.

Kamupun menatapnya bingung. Apa maksudnya?

"Siapa yang ngajarin nuna gambar dan semangatin trus ngeyakinin klo nuna bisa gambar 10 tahun yang lalu? Hm?"ucapnya lagi, kini menatap matamu.

Tiba-tiba kamu teringat. Dulu kamu sedang duduk sendiri ditaman sambil menggambar. Tapi teman-temanmu mengejekmu dan bilang kalau gambarmu jelek dan kamu tidak berbakat. Kamupun menangis sambil mencoret-coret buku gambarmu.

Sampai tiba-tiba ada seorang anak laki-laki datang menghampiri kamu. Dia membuka lembaran baru dibuku gambarmu dan dia memintamu untuk menggambar lagi. Dia bilang kalau kamu terus berlatih, gambarmu akan semakin bagus. Dia juga mengajarkanmu sedikit cara menggambar yang mudah tapi tetap terlihat indah. Dan cara itulah yang sampai saat ini kamu terapkan dan kamu ajarkan ke murid-muridmu. Dia terus menyemangatimu dan meyakinkan kamu untuk tidak berhenti melukis dan untuk terus berlatih agar kamu bisa menjadi pelukis yang handal.

"Kamu...."kamu akhirnya membuka suara setelah mengingat kembali kejadian 10 tahun yang lalu itu. Kalian memang tidak berkenalan waktu itu karena fokus membicarakan tentang menggambar. Makanya kamu tidak mengetahui namanya.

"Udah inget? Sekarang percaya kan klo nuna berbakat?"ujar asahi dengan -untuk pertama kalinya- senyuman manis diwajahnya.

Matamu berkaca-kaca. Kamu tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi. Dialah yang membuatmu semangat belajar melukis dan mendedikasikan hidupmu untuk melukis.

"Makasih yaa..."ucapmu akhirnya yang dibalas anggukan oleh asahi.

"Nuna mau liat gambar aku gak?"kamupun mengangguk dan berdiri mendekatinya. Asahi ikut berdiri dan mengarahkan kanvasnya padamu.

Kamu terdiam dan terpaku melihat lukisannya. Sangat indah. Sampai senyuman indah juga terlukis dibibirmu. Kamu menoleh dan mendapatkan dia tengah menatapmu lembut sambil tersenyum. Dan sesaat kemudian, kamu merasakan tangan lembutnya mengelus pipimu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Itu nuna .. cantik kan?"

Treasure x You (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang