05. bahu bersandar

8 1 0
                                    

juna terdiam melihat pesan yang kakaknya kirim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

juna terdiam melihat pesan yang kakaknya kirim. pagi tadi hingga siang ia cukup menguras emosi dengan kelakukan bima dan teman-teman nya. sekarang ? kakak nya sibuk. hilang sudah semangat harinya di senin ini.

ia memasukkan benda yang sedari tadi ia genggam tanpa membalas pesan dari saka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ia memasukkan benda yang sedari tadi ia genggam tanpa membalas pesan dari saka.

"gue duluan no" pamit juna pada vano dan teman-teman nya yang lain.

"oke. tiati jun" jawaban itu di ucapkan bukan oleh vano. melainkan temannya yang lain daniel.

sambil memberikan jempol pada 5orang temannya di depan kelas. juna berjalan menuju motornya, karena terlalu fokus dengan jalannya ia tak memperhatikan bahwa isya sudah mengikuti nya di belakang.

"kak ?" panggil isya namun juna tidak menyahut. isya diam memperhatikan sang kakak.

"kak juna!" panggil lagi sambil menepuk bahu juna.

"loh kamu ? dah di sini aja" jawab juna menyadari kehadiran isya.

"dari tadi kali kak. ngelamun terus sih" jawab isya lagi di abaikan begitu saja.

"kenapa sih kak ? murung ? mau beli bola basket nih masak murung gituu" lanjut isya kala menyadari kakaknya murung seperti ini. juna bukan tipe laki laki cool atau apalah itu- dia laki laki yang ceria dan banyak tingkah walau ketika dengan orang lain dia menjadi pendiam.

sembari memakai helm dan menaiki motornya Juna menatap sekilas sang adik.

"gak jadi. kak saka ada tugas" jawab pelan

isya faham. "wah ternyata gak jadi beli, pantes murung gitu haha" jawab isya tertawa, ternyata karena hal ini kakak nya yang gemoy ini terlihat murung.

"Ck! bukan! udah pulang buru!" jawab juna ketus. tanpa berlama lagi isya langsung menaiki motor di bonceng juna.

sesekali dalam perjalanan ia mengajak ngobrol kakak bungsu nya ini. namun nihil jawaban yang kakak nya berikan tidak seperti biasanya.

"kak juna bener deh! karena bola badmood nya parah banget" lirih isya di balik punggung juna.

- 🌏 KULMINASIWhere stories live. Discover now