08. hari ini

7 1 0
                                    

gemuruh motor menderu di halaman rumah siempat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

gemuruh motor menderu di halaman rumah siempat. saka yang sudah siap tengah menunggu sang adik perempuan untuk segera bergegas.

"buruan isya! nanti abang telat! ada bimbel pagi!!" teriak juna keras ke arah dalam rumah. sejak 10mnit lalu ia sudah siap dengan motornya juga.

"sabar dek" sahut abian dari teras membuat dua adik laki lakinya mendengus.

beberapa saat kemudian alisya muncul dengan dua keranjang berisi kue kue yang baru ia buat pagi tadi. dengan langkah tergesa ia menyalami sang abang dan bergegas menuju motor juna.

"ya Allah maaf-maaf semuanya!" katanya sedikit berlari.

"abang isya berangan. tata" mencium tangan sang abang.

"lama banget sih dek" jawab juna ketika isya sampai di sebelahnya.

"iya iya maaf. ini bikin kue banyak nih" jawabnya sambil memakai helem. ia memberikan satu keranjang nya untuk saka dan yang satunya akan ia dan juna bawa.

ketiga saudara itu sudah siap pada akhirnya. "akhirnya siap juga ni duo bocil" lirih saka

"hati-hati kalian!" suara abian menggema dalam telinga ketiga adiknya. ketiganya pun menoleh dengan tersenyum lebar pada sang abang yang masih setia di teras rumahnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakattu abang!" jawab ketiganya lalu berangkat.

"waa'alikumussalam warahmatullahi wabarakattu .." jawab lirih abian melihat kepergian sang adik. raut wajah gembiranya seketika berubah. ia memutar kursi roda nya dan masuk ke dalam rumah.

"maafin abang dek. belum bisa jadi abang yang baik buat kalian" katanya menatap foto keempat saudara berukuran sedang yang tertata rapi di atas meja hias ruang tamu.

tawa itu. bahu kuat itu. ketegaran dan berbagai dorongan itu ? luntur dan meluruh begitu saja dalam kesunyian nya.

"maaf .. ma-maafin abang" katanya dengan lirih serta suara isakan yang kian terdengar, berhasil lolos begitu saja.

kalian tau ? abang mana yang tidak sakit melihat ketiga adiknya ikut bekerja di saat mereka harusnya berusaha mengejar impian. saka yang banting tulang tiap hari hingga malam mampu membuat abian merasa gagal menjadi anak sulung. di tambah juna dan alisya yang harus bersekolah dengan ikut serta membantunya memenuhi kebutuhan rumah.

tidak masalah jika seseorang itu bekerja sambil bersekolah. namun tetap saja hal itu membuat abian sedih.

5th .. 5th ia berusaha membahagiakan adik adiknya, namun nihil.  ia merasa tidak becus!.

"maaf .. maa ma-af .. maafin abang bunda, ayah, abang gagal .." suaranya mengeras hingga membuat bahu bahunya bergetar.

"andai abang gak cacat .. andai! kenapa .. kenapa harus abang yang cacat!"  katanya memukuli kaki nya yang hanya tinggal sebelah.

- 🌏 KULMINASIWhere stories live. Discover now