Chapter 14

9.8K 623 13
                                    

11 April 2023

•••

Mata Yayang terpaku ke depan, di balik pintu kucing mini yang ada di pintu besar penghalang antara ia dan calon istrinya. Mata cokelat gelap nan besar, rambut tergerai sedemikian rupa, pipi chubby, bibir mungil dan hidung mungil serta kulit putih susu agak pucat.

Sosok itu ....

Sosok yang amat cantik di mata Yayang, hingga terpaku terus menatapnya.

Dia, sosok di balik pintu yang akan dinikahinya, Pika.

Pika, yang melihat ekspresi Yayang seaneh itu, seketika terkejut dengan kedua pipi memerah, segera dia menyingkir dari hadapan hingga mengagetkan Yayang di sana, menutupi wajah dan mulai gemetar ketakutan. Yayang pasti enggan, dia jelas menolaknya, Pika ini ....

Buruk rupa.

Dia ini bebek jelek yang tak akan pernah menjadi angsa anggun.

Hal itu pula, membuat Yayang tersadar dari lamunan, pria itu tersenyum hangat seraya mengetuk pintu beberapa kali, ia tak mendengar ada tanda-tanda Pika di seberang jadi dia memastikan.

"Pika, kamu masih di sana?" Pika, dengan ciut, balik mengetuk pintu, seakan bilang dia ada di sana. Tangannya masih gemetar.

Bukan hanya karena dia telah menampakkan dirinya pada orang lain setelah sekian lama, ini Yayang calon ... yang mungkin akan menjadi mantan sebentar lagi.

"Terima kasih kamu sudah berani memperlihatkan wajah cantik kamu ke aku ...."

Kedua pipi Pika seketika memanas.

Cantik?

Pika yang tadi ketakutan, cemas, dan ingin menangis, seketika terdiam beku. Yayang mengatakannya dengan jujur atau hanya untuk ... memberikan ketenangan.

Habis ini dia kena PHP?!

Tidak tidak, Pika agak sombong sedikit, dia memang cantik sekarang! Iya! Cuma, tetap, trauma dengan dunia luar membuatnya enggan ... menolak, menerima. Bagaimana ini?

"Kita lanjutkan hubungan ini, aku dan kamu, kita akan saling membantu hingga ke jenjang serius. Tak perlu buru-buru, kita akan saling menunggu sampai itu tiba. Oke, Pika?"

Pika bisa mendengar nada keseriusan yang kentara dari ucapannya, cowok ini memang benar-benar pandai. Dia pasti pemain wanita yang handal seperti yang dia tulis, oh tapi tidak, keluarga Ramayang monogami dan terkenal setia. Bahkan nenek Yayang tak menikah lagi setelah meninggalnya sang suami.

Begitukah?

"Ketuk dua kali kalau kamu setuju, Pika." Merasa tak dijawab, Yayang kembali bersuara, dan dengan lembut Pika menuju ke pintu.

Mengetuk dua kali.

"Terima kasih, Pika." Yayang memegang pintu, mengusapnya lembut, ia harap nanti tak ada lagi penghalang ini di antara mereka. Dan saat ini, rasanya dia ingin menenangkan gadis itu, memberikan tepukan di kepala, memeluk, apa pun guna menenangkan gadisnya.

Gadis yang trauma akan dunia luar pasti pernah mengalami pengalaman pahit pada dunia luar sana.

"Pika, aku pulang dulu, kamu jangan lupa makan ini, ya. Aku ... uh ...." Pika terdiam, suara Yayang melenguh seksi.

Astaga astaga, tidak tidak, dia terlihat kesakitan tepatnya. Pika dengan penasaran sedikit mengintip, dan ia temukan Yayang memegang perutnya. Sakit perut atau ....

"Aku pulang, ya, Pika."

"Tu-tunggu ...." Pika menghentikan Yayang yang siap beranjak, rasa iba hadir menyadari Yayang tampaknya kesakitan.

"Mm ada apa, Pika?"

"A-apa ... kamu sudah makan?" Pertanyaan itu ia utarakan karena sepertinya Yayang bukan sakit perut biasa.

"Oh, um ... yah, belum. Aku akan beli makanan--"

"Tunggu, sebentar, apa ... kamu bisa nunggu sebentar?"

Mendengarnya, mata Yayang agak berbinar. "Apa kamu ... mau nukar makanan kek kita biasa?"

"Iya ...."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

ISTRI NOLEP [B.U. Series - Y]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang