~BA 01~

807 53 0
                                    

"Kuea, ini meja untuk 13 dan 14." ujar Max koki restoran cepat saji tempat Nukuea bekerja.

"Iya, phi."

Nukuea berjalan cepat mengambil dan mengantarkan pesanan itu.
.

Waktu berjalan cepat akhirnya malampun tiba. Dengan tubuh yang letih Nukuea membersihkan tempat itu.

"Kuea hari ini kamu mau langsung pulang?" tanya Max.

"Iya phi, aku ingin segera istirahat." jawab Nukuea.

"Kamu tidak mau ikut kami minum2 dulu." Ujar Tutor salah satu pelayan juga disana.

"Tidak, Tor. Aku ingin segera pulang." jawab Nukuea.

Dan Nukuea pun berjalan pulang, rumah Nukuea disebuah gang kecil tidak terlalu jauh dari tempat bekerja Nukuea.

Rumah kecil dengan 1 kamar tidur berdindingkan triplek. 1 kamar mandi, dapur dan ruang tamu.

Sesampainya disana Nukuea menyimpan tasnya dan langsung mandi dan akhirnya...
Nukuea membantingkan tubuhnya dikasur.
Memainkan ponselnya sebentar dan akhirnya tertidur.

.

Sementara ditempat lain.

Seorang pria muda terkurung dalam kamar besar yang gelap. Badannya penuh luka, diujung bibirnya terlihat lebam.
Tiba2 pintu terbuka dan seorang wanita agak berumur masuk membawa makanan.

"Ya Tuhan tuan muda. Apakah Tuan Willie memukulimu lagi?" ucap wanita itu sambil mengelus pipi Lian.

"Tidak apa2 bibi Jaa. Bibi tidak usah khawatir." ucap Lian.

Lian mengambil makanan itu dan menaruhnya di meja.

"Terima kasih, bi. Lebih baik bibi segera pergi sebelum paman marah." ucap Lian.

"Baiklah, tuan Lian. Baik-baiklah anda tuan, nanti bibi akan kembali membawa obat." ucap bibi Jaa sedikit khawatir.

"Khab bi. Terima kasih." ucap Lian.

Bibi Jaa pun meninggalkan tempat itu. Lian mengambil makanannya dan memasukkan dalam mulutnya.

Malampun semakin larut, Lian duduk di tempat tidurnya melamun sambil memeluk lututnya. Ingin rasanya menangis tapi airmatanya sudah tidak lagi mau keluar.

Tiba2 pintu terbuka dan Lian terkejut menyangka bahwa pamannya yang datang dan akan memukulinya lagi tanpa alasan.

Namun ternyata itu adalah bibi Jaa.

"Bibi ada apa bibi kesini malam-malam begini. Cepat kembali sebelum paman dan bibi datang." ucap Lian gugup.

"Ayo tuan muda kita pergi dari sini. Cepat.. Tuan Willie sedang pergi dengan nyonya, sekarang waktunya kamu bebas. Cepat." ucap bibi Jaa sambil menarik tangan Lian.

"Apa?" ucap Lian bingung.

Lian dan bibi Jaa berlari sembunyi2 dalam rumah agar tidak ketahuan oleh panjaga dan pembantu yang lain.

Hingga sampailah mereka di halaman belakang dan bibi Jaa membawa Lian ke arah semak2.
Ternyata ada lubang untuk keluar tertutupi oleh semak2 itu.

"Sekarang pergilah, tuan muda. Hiduplah dengan bebas, bibi akan selalu mendoakanmu agar selamat." ucap bibi Jaa sambil melihat kebelakang.

"Bibi tidak ikut bersamaku?" tanya Lian.

"Tentu tidak, jika aku ikut tuan Willie akan curiga dan akan dengan mudah menemukan kita. Sudah cepatlah pergi, tuan. Maafkan bibi yang baru bisa menolong tuan sekarang." ucap bibi sembari mencium tangan Lian.

"Tidak apa2 bi. Terima kasih banyak bi." ucap Lian.

Lalu Lian masuk kedalam semak2 itu dan berjalan keluar rumah.

Lian melihat kanan dan kiri. Ternyata itu jalan ke sebuah kebun bambu yang lumayan rindang.
Lian terus berjalan dan akhirnya dia menemukan jalan besar.

Lian menutupi kepalanya dengan hoodie yang dia pakai. Dan berjalan sambil menundukkan kepalanya.
.

Sebuah mobil jalan melewati sebuah jalan yang sedikit ramai didalamnya terdapat Tuan Willie dan nyonya Min.

Willie melihat jalan trotoar disebelahnya dan tiba2 dia seperti melihat pemuda yang sangat mirip dengan Lian keponakannya.

"Hentikan mobil ini." ujar Willie tiba2. Dan supir pun menghentikan mobil itu.
Tuan Lian keluar ditemani oleh 2 bodyguardnya.

"Ada apa sayang?" tanya nyonya Min

"Tunggu disini, aku sepertinya melihat Lian." ucap Willie.

"Jangan ngaco. Bagaimana mungkin anak itu keluar." ujar Min.

Namun Willie dan kedua bodyguardnya berlari dan berteriak memanggil pemuda itu.

"Liannn, berhenti." teriak Willie.

Lian sangat terkejut mendengar itu. Dia berbalik badan dan melihat Willie dengan 2 orang lainnya mengejar dia.

Lianpun segera berlari melarikan diri. Dia berlari ke segala arah tanpa tahu akan kemana. Semenjak dia berumur 7 tahun dan orangtuanya meninggal, tidak pernah lagi dia melihat dunia luar.

Lian terus dan terus berlari kemanapun untuk menghindari kejaran Willie dan anak buahnya.

Sampai akhirnya Lian merasa kehabisan tenaga dan nafas.

Setelah beberapa saat Lian istirahat tiba2....

"Lian, berhenti disitu." teriak Willie.

Lian terkejut, berdiri dan kembali berlari.
Nafasnya tersengal dan Lian merasa penglihatannya terasa semakin kabur.

Lian memasuki sebuah jalan kecil dan terus berlari. Dia melihat seorang pemuda sedang berjalan didepannya, dia memasuki sebuah rumah dan tanpa sadar dia menghampiri pemuda itu yang sedang membuka pintu rumah itu, Lian mendorong masuk pria itu dan menutup pintu dibelakangnya.

Setelah berada didalam Lian terjatuh bersama pemuda itu didepan tubuhnya.

"Siapa kamu?" teriak pemuda itu.

"Tolong aku." dan Lian pun tak sadarkan diri.

.

Nukuea pov

Lelah rasanya tubuh ini sepulang dari bekerja. Aku seperti biasa pulang dengan berjalan kaki.
Akhirnya sampai juga aku di rumah. Namun tiba2 ketika aku sedang membuka pintu rumahku ada sebuah tangan yang mendorongku masuk sehingga aku dan dia pun terjatuh. Aku terjatuh menimpa tubuhnya.

"Siapa kamu?" teriakku.

"Tolong aku." ucapnya dan dia pun tidak sadarkan diri.

Aku terkejut dengan semua kejadian ini. Siapa dia?
Aku menghampiri dia dan hoodie yang dia pakai sedikit terbuka dan aku melihat ada lebam ditubuhnya. Aku buka hoodienya lebih tinggi dan benar saja seluruh tubuhnya penuh lebam. Wajahnya yang tampan juga penuh dengan luka dengan sedikit darah mengering disudut bibirnya.

Dengan susah payah aku mengangkat tubuhnya yang jauh lebih besar dariku ke atas sofa ruang tamuku.

Dengan nafas tersengal2 aku tatap wajahnya. Wajah yang penuh luka dan lebam itu.
Aku merasa kasihan padanya.
'Apakah dia korban penyiksaan, atau korban preman2?' ucapku dalam hati.

Setelah lelahku agak menghilang aku berusaha lagi membuka hoodie yang dia pakai dan mengambil air untuk membasuh tubuhnya dengan air hangat dan handuk.
Namun aku bingung bagaimana aku mengganti bajunya. Sedangkan baju2ku pasti kekecilan untuknya.

Setelah selesai membasuhnya aku menyelimuti tubuhnya.
Ketika aku akan beranjak dari situ, tiba2 dia bergumam.

"Hmm." dan terbukalah matanya.

Nukuea pov end



~TBC~






9 5 0

Baby Angel (ZeeNunew) 002Where stories live. Discover now