Bagian 4

27 19 10
                                    

1240NN0 mengerjapkan matanya.

“Kamu sudah bangun? “ terdengar sebuah suara.

1240NN0 menoleh. Terlihat  sesosok makhluk seperti dirinya. Sepertinya ia adalah seorang pemuda. Matanya yang berwarna coklat terlihat cemas. 1240NN0 berusaha bangun. Matanya menatap sekitar. Yang jelas sekarang ia berada di dalam sebuah ruangan kecil. 1240NN0 tidak bisa mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya. Sepertinya sekarang ia berada di papan istirahat meskipun hampir setipis yang ada di kamarnya, papan ini tidak sehalus dan seempuk miliknya. Lalu yang kotak-kotak itu apa? Alas duduk? Mengapa bentuknya sangat kaku?

“Semalam kami mendengar ledakan dari arah halaman belakang rumah. Aku bergegas keluar untuk memeriksanya. Sebuah benda seperti jatuh dari langit dan menabrak tanah. Keadaan sudah rusak parah. Awalnya kupikir itu satelit. Aku terkejut setengah mati ketika kamu keluar terhuyung-huyung lalu kemudian jatuh tak sadarkan diri. Akhirnya aku memutuskan membawamu ke dalam rumah. Lalu adikkulah yang merawatmu. Aku hanya memperhatikan.  Sepertinya kamu tidak berasal dari planet ini ya? Soalnya ada antena di kepalamu dan matamu berwarna keperakan. Tidak seperti warga kebanyakan.”

1240NN0 mengerutkan alisnya. Dia tidak mengenali bahasa yang digunakan oleh pemuda itu. 1240NN0 meraba kalung di lehernya. Untung kalung itu tidak rusak. Itu bukan kalung biasa. Itu kalung dengan teknologi pengubah suara yang digunakan 1240NN0 ketika melintasi pos penjagaan. Kalung itu juga bisa berfungsi sebagai penerjemah. 1240NN0 mengambil kalung itu dari lehernya dan mulai sibuk mengutak-atik tanpa menghiraukan si pemuda yang masih menatapnya. Sebentar kemudian ia menemukan caranya. Ia tersenyum gembira dan memasang kalung itu kembali.

“Apha ygan tadi kamu bciarakan?” tanya 1240NN0 terbata-bata.
Sepertinya kalung itu belum sempurna memetakan bahasa yang digunakan pemuda itu. Ia kembali mengulang semua perkataan yang ia ucapkan.
1240NN0 mengangguk-angguk.
 
“Bisakah kamu menunjkkan lokasinya?” tanya 1240NN0.
 
“Tentu saja. tapi apakah kamu sudah merasa lebih baik? Mungkin kamu bisa memeriksa kondisi kendaraanmu nanti?” Pemuda itu menghawatirkan keadaan 1240NN0 yang menurutnya masih belum bisa berjalan.
  
1240NN0 menggelengkan kepalanya. ” Aku ingin melihatnya sekarang.”
    

Karena 1240NN0 berkeras, pemuda itu mengalah dan memberi  tanda kepada 1240NN0 untuk mengikutinya.
  
“ Omong-omong namamu siapa? Sepertinya usiamu juga masih sangat muda. 10 tahun mungkin?”

“1240NN0. Dan aku sudah 18 tahun menurut waktu planetku” jawab 1240NN0 cemberut.

Pemuda itu mengangkat alisnya. Namun tidak bertanya lebih jauh.

“Kita sudah sampai,” katanya.
  

Mata 1240NN0 seakan-akan hendak meloncat keluar. Kendaraan terbang milik ayahnya sekarang tak ubahnya seperti tumpukam logam rongsokan. Buru-buru ia menghampiri kendaraan terbang itu dan memeriksanya.  Seperti masih ada yang bisa ia selamatkan.
1240NN0 mulai bekerja. Ia membongkar banyak bagian dan mengeluarkan semua yang tidak hancur ataupun terbakar. Gelang penduduk miliknya ia lepas dan menampilkan hologram cetak biru Kendaraan itu.

Berpedoman dengan cetak biru yang ia miliki, ia bisa menemukan benda-benda penting yang ada. Sementara pemuda itu hanya mengamatinya. Bertanya-tanya. Sebenarnya siapa bocah ini? Jika benar ia adalah penguhuni planet lain. dari planet manakah ia? Dan meskipun ia mengaku sudah berusia 18, ia tetap kelihatan seperi bocah berusia 10 di matanya.

“Jika kamu butuh bantuan, masuk saja dan panggil aku,” seru pemuda itu di antara bunyi gemerincing yang ditimbulkan 1240NN0.

1240NN0 hanya mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya.   

Raonno's Space Adventure Where stories live. Discover now