Chapter 10

34 3 2
                                    

Seperti biasa..
Apa kabar temen-temen semua?

Yuk spam absen dulu!!

Jangan lupa vote and coment ya temen-temen :)

SELAMAT MEMBACA 😊

***

Semua murid SMA Bakti mandiri langsung memusatkan pandangan mereka ke arah dua remaja yang sedang mengendarai sepeda cauple mereka.

Mereka semua tidak menyangka sekaligus terkejut saat melihat Rafael murid SMA bakti mandiri yang memiliki otak jenius serta pendiam, kini menaiki sebuah sepeda yang berwarna pink. Apalagi saat mereka semua melihat bahwa Rafael bersama dengan yanra.

Yanra tersenyum puas saat melihat wajah Rafael yang memerah seperti kepiting rebus. Seperti nya pemuda itu sedang menahan malu di depan semua siswa dan siswi begitu juga di depan para sahabat nya.

"gak usah liat-liat." ucap Rafael dengan nada dingin serta wajah nya yang terlihat datar.

"biarin lah raf, mungkin mereka semua cuma mau liat lo tenar di seluruh pelosok sekolah. Seorang Rafael yang jenius dan selalu jadi prioritas para guru, sekarang naik sepeda warna pink."

"gue gak malu." Rafael menurunkan kacamata nya agar lebih jelas melihat keberadaan para sahabat nya.

Yanra memutar bola mata nya jengah. "gue gak bilang kalo lo malu."

"tapi kan--"

"raf." sapa jeno, salah satu musuh terbesar Rafael dan sering membuat Rafael naik darah.

Pemuda itu menatap Rafael dari atas sampai bawah. "harta lo abis, sampe harus naik sepeda warna pink gini?" ejek nya.

Rafael menatap datar ke arah jeno. "gue masih kaya."

Jeno terkekeh pelan. "masa sih, tapi kok malah pake sepeda butut gini."kata nya seraya menyentuh sepeda milik Rafael.

Rafael langsung menepis tangan jeno." gak usah pegang-pegang barang gue, kalo gak nanti tangan lo gue buntungin. "cetus Rafael.

"okey sorry, ngomong-ngomong, warna sepeda lo kok kaya banci." jeno tersenyum miring.

Rafael menaikkan ransel nya yang sedikit lagi ingin jatuh, pemuda itu tetap menatap datar ke arah jeno bahkan raut wajah nya sangat tenang.

"manusia kurang kerjaan, yang ada nanti gue jadi gila kalo nimpalin lo." ujar Rafael.

"bokap sama nyokap lo gak ngajarin lo sopan santun ya? Pantes aja anak nya kaya gini." ledek jeno.

"lo jangan bawa bawa orang tua gue." desis Rafael, wajah pemuda itu sudah merah padam.

Yanra menggaruk kepala nya, niat nya ingin mempermalukan Rafael, tapi sekarang pemuda itu malah bertengkar dengan musuh nya.

"woy lah!! Udah elah, jangan berantem." lerai yanra.

Dari kejauhan, para sahabat rafael hanya diam sambil menyaksikan perdebatan.

"jadi, sekarang lo sama dia yan?" tanya jeno.

Yanra berdehem pelan. "gak--"

Rafael (Ending) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora