Chapter 16

94 3 1
                                    

Up up!!

hay! Apa kabar temen-temen semua?

Lagi ngapain nih?

Jangan lupa vote and coment ya temen-temen!!

Yuk spam absen dulu :)

SELAMAT MEMBACA :)

***

Gadis dengan switer coklat itu celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

Dia adalah yanra, gadis itu mencari Rafael kesana dan kesini. Entah dimana pemuda itu berada.

Namun, beberapa menit kemudian mata nya menangkap sosok pemuda yang sedang duduk membelakangi nya.

Rafael.

Pemuda itu mengenakan kemeja berwarna hitam dengan gaya rambut yang benar-benar cool.

Yanra pun langsung menghampiri Rafael dan menepuk pundak pemuda itu.

"ternyata lo dateng juga." kata Rafael dengan wajah datar yang terpampang jelas di wajah nya itu.

Yanra memutar malas kedua bola mata nya. "gue bukan pengecut."ketus nya.

Rafael mengedikkah acuh bahu nya dan beralih duduk di sebuah bangku kayu berwarna putih. Ia menepuk tempat sebelah nya yang kosong, yanra yang mengerti pun langsung duduk di sana.

"kenapa lo nyuruh gue kesini?" tanya yanra.

Hening.

Gadis itu berdecak kesal. "lo bisu ya?"

Rafael melirik sekilas ke arah yanra. "gak juga."

"ck,lo Ngeselin banget sih! Kalo gini gue gak bakalan mau ketemuan." cetus yanra dan langsung berdiri dari duduk nya.

Namun, Rafael mencekal tangan nya dan menarik yanra untuk kembali duduk, wajah pemuda itu nampak sangat lah serius. Lalu tangan kekar nya langsung mengambil sesuatu yang berada di saku celana.

"gue punya ini buat lo." ujar nya seraya membuka kotak berwarna biru.

Kening yanra mengernyit bingung. "apaan tuh?"

"cincin." balas Rafael.

"gak terlalu bagus sih, tapi kayak nya cocok buat lo." lanjut pemuda itu dengan senyum tipis di wajah nya.

Mata yanra berbinar. "bagus banget si! Lucu ih." ucap gadis itu.

Rafael berdehem pelan. "bagus deh, kalo lo mau ambil aja yan." kata pemuda itu.

"serius?"

"Hm."

Yanra memekik girang dan langsung memakai cincin kayu yang unik itu dengan senyum indah yang terpatri di wajah cantik serta imut nya.

"makasih ya raf."ucap yanra.

Diam-diam, Rafael mengulas senyum manis nya saat melihat senyum indah milik yanra." sama-sama, calon pacar. "

Yanra mendengus kesal." maksudnya gimana sih?! "

Rafael tersenyum miring." karna lo udah nerima cincin itu, berarti lo nerima gue buat jadi pacar lo."tukas Rafael.

Yanra langsung melotot."konsep nya gak gitu juga!!" pekik nya.

"keputusan gue udah bulat, dan gak bakalan ada penolakan." balas Rafael.

"rafanj!! Cowok gila yang Ngeselin minta ampun!" kesal yanra dengan wajah cemberut.

"gak ada penolakan ya!" ujar Rafael dengan nada tegas nya agar yanra mengerti.

Rafael (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang