Chapter 22

27 2 0
                                    

Hay!

Apa kabar temen-temen semua nya?
Semoga Semoga baik ya!

Jangan lupa vote and coment ya temen-temen!

Yuk spam absen dulu!

SELAMAT MEMBACA :)

***

DOR!

Deg!

Rafael membeku di tempat nya, tubuh nya melemas.

Tidak terjadi apapun kepada nya, ia merasa bahwa ia baik-baik saja. Akan tetapi di depan nya, zaky sudah berdiri tegak seolah menjadi tameng untuk nya.

Brugh.

Tubuh zaky langsung lunglai, pemuda itu memegang dada nya yang amat sakit. Tubuh nya pun sudah mati rasa, seakan semua nya telah hancur dan mati.

Rafael dan yang lainnya langsung berlari ke arah zaky yang kesadaran nya sudah melemah.

"zak.. Zaky, lo bisa denger suara gue kan?!" ucap Rafael dengan cemas dan takut.

Darah yang keluar dari bagian dada zaky sangat lah banyak, pendangan pemuda itu sudah meredup, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah para sahabat nya.

"zaky! Bodoh lo!" umpat Alex.

"g-gue gak a-apa a-apa.."ucap zaky dengan nafas yang tercekat.

Rafael mengguncangkan tubuh zaky."sadar zak..arkan lagi nelpon ambulans buat bawa lo ke rumah sakit.."

Zaky menggeleng. "j-jangan b-bawa gue ke r-rumah sakit, karna p-percuma g-gue udah gak K-kuat.."

Rafael menggeleng keras, kedua mata nya sudah berkaca kaca. Ia tidak kuat melihat sahabatnya kesakitan seperti ini. "lo ngomong apa hah?! Gue gak suka zak!" bentak Rafael.

Zaky tersenyum dengan air mata yang sudah mengalir dari mata nya, tangan nya yang berlumuran darah memegang pundak Rafael seraya berujar pelan. "j-jaga selalu nama baik geng The Dark raf..g-gue nitip salam buat anak-anak y-yang lain."

"tutup mulut lo zak! Hiks, lo pasti bisa sembuh! Kalo lo gak ada nanti siapa yang bakalan nemenin gue adu bacot.."isak Alex pemuda itu terisak pelan.

"lo harus tahan sebentar zak, jangan sampe kesadaran lo hilang."lirih bara, hati nya pun terasa tersayat melihat tubuh zaky yang mengenaskan.

"S-sam... Jangan sedih lagi ya, g-gue yakin lo bisa nemuin c-cewek kaya ra.."pesan zaky dengan seulas senyum di bibir nya.

Samuel terdiam dengan air mata yang terus mengalir.

"Jangan pergi zak.."lirih Rafael.

"g-gue udah g-gak kuat.. Uhuk uhuk.." zaky mengeluarkan darah dari mulut nya, pemuda itu mendesis kesakitan dengan sekujur tubuh yang mulai kaku.

Meta menatap sedih, bahkan yanra dan azkia sudah menangis, mereka merasa sangat kaget.

Yanra berjongkok dan mengusap pelan pundak Rafael yang bergetar karna menahan tangisan nya. Di situasi seperti ini, ia merasa iba dengan Rafael. Pemuda yang biasa nya menampilkan wajah menjengkelkan nya kini sedang menahan tangisan nya.

Rafael (Ending) Where stories live. Discover now