1. It's Raining Tonight

459 76 43
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────

Malam ini, langit menjatuhkan derainya dengan begitu kuat. Gemuruh yang dihasilkan berhasil meredam jerit tangis seorang remaja wanita yang tengah dilecehkan oleh pamannya sendiri.

Kedua kaki remaja itu terikat di tiang besi tempat tidur dengan posisi mengangkang lebar. Mempertontonkan kulit putih nan mulus yang hanya dibalut rok selutut.

Tangan kecil yang sejak tadi meronta-ronta tampak di satukan di atas kepala. Ditekan dengan kekuatan penuh hingga tak mampu memberi perlawanan yang berarti.

"Hiksss, tolong jangan, Paman. Xiaoxiao mohon!"

Permohonan remaja wanita bernama Cheng Xiao diabaikan oleh sang pelaku. Pria setengah baya yang sebentar lagi genap menginjak usia lima puluh satu tahun itu terlalu bernafsu melihat kemolekan tubuh keponakannya yang semakin dewasa semakin menggoda untuk dicicipi. Dan, ketika kesempatan itu ada, Jianfeng jelas tak ingin melewatkannya begitu saja.

“Jangan takut, Xiaoxiao. Paman janji tidak akan bermain kasar.”

Dengan seringai mesum, Jianfeng mulai menjilati leher jenjang keponakannya. Lidahnya yang basah bermain-main di sana selama beberapa saat sebelum beralih turun ke area dada yang masih ditutupi selembar kemeja berwarna biru muda.

Jianfeng mabuk kepayang dibuatnya. Hidungnya menghirup semakin rakus wangi khas yang berasal dari tubuh keponakannya.

“Shhh ... aroma tubuhmu benar-benar membuat paman candu Xiaoxiao.”

Cheng Xiao menggeleng berkali-kali. Ia berusaha melepaskan diri tapi cengkeraman pamannya terlalu kencang di atas sana.

“Kenapa Xiaoxiao? Kamu sudah tidak tahan, ya, Sayang?” Jianfeng menyeringai.

Demi Tuhan, wajah tua itu benar-benar membuat Cheng Xiao jijik.  Ia ingin melayangkan pukulan di sana tapi apalah daya, tangannya tak kuasa untuk digerakkan.

Sebagai gantinya, remaja cantik itu kembali memohon dengan sangat. Berharap pamannya akan sadar lalu menghentikan aksi bejatnya.

“Tolong jangan lakukan ini, Paman. Aku ini keponakanmu. Anak dari kakakmu.”

Akan tetapi, alih-alih  sadar ataupun iba, Jianfeng justru tersenyum kian lebar. Pria setengah baya itu menurunkan salah satu tangannya guna melepaskan ikat pinggangnya. Setelah berhasil, ia pun melilitkan benda berwarna hitam itu pada kedua tangan Cheng Xiao.

Alhasil, Cheng Xiao benar-benar dilumpuhkan. Tangan dan kakinya sama-sama terikat. Remaja malang itu tak bisa berbuat apa-apa selain berteriak dan memohon belas kasih.

“Ayo kita mulai, Xiaoxiao.”

Jianfeng meraih ujung kerah kemeja Cheng Xiao. Merobek dengan penuh antusiasme kain berwarna biru muda yang dikenakan keponakannya menggunakan kedua tangan. Menyebabkan beberapa kancing  terhempas ke udara hingga isi di dalamnya terlihat sepenuhnya.

Air liur Jianfeng nyaris menetes. “Sesuai dugaan, tubuhmu benar-benar indah, Xiaoxiao. Paman semakin tak sabar ingin menikmatinya.”

Bra hitam yang digunakan Cheng Xiao  disingkap ke atas. Menyebabkan sepasang buah dada dengan ujung puting berwarna pink kemerahan terpampang nyata di depan mata yang membola lapar. Begitu bulat dan kenyal, sangat pas untuk diremas.

After That Night (Yizhan)Where stories live. Discover now