BAB 36: KETAKUTAN ARJUNA

4.8K 870 45
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Abi sedang membereskan perlengkapan sholatnya bersama istrinya. Sedangkan Utari, justru langsung duduk di tepi ranjang dan mengambil ponselnya. Abi tidak tau, apa yang sedang di lakukan istrinya. Terlihat sangat serius.

Sesekali Abi melihat Utari yang sibuk berguman sendiri, bahkan tidak jarang istrinya itu membuang nafas dengan kasar. Abi jadi curiga jika sikap istrinya masih berhubungan dengan hubungan Arjuna dengan Aruna.

"Bunda sedang apa?" Tanya Abi sambil melirik sedikit kearah ponsel Utari. Namun, perempuan itu dengan refleks menyembunyikan layar ponselnya dari suaminya. Semakin membuat Abi penasaran.

"Modern atau tradisional," guman Utari lagi yang kali ini dapat di dengar jelas oleh Abi.

"Ini cantik, klasik dan warnanya vintage. Cocok ini," Utari lagi-lagi berbicara sendiri. Membuat Abi merasa di abaikan.

"Om mau buat pesta di Yogya atau di Jakarta?" Kali ini Abi merasa bingung dengan pertanyaan istrinya. Pesta apa yang di maksud.

"Tapi kayanya mending disini, bisa lebih praktis. Ya kan Om?" Tanya Utari lagi pada Abi.

Abi semakin bingung di buatnya, sebenarnya mereka ini sedang membahas apa. Pesta apa yang istrinya maksud. Seingatnya mereka tidak sedang berencana membuat pesta dalam waktu dekat.

"Kita ini sedang mambahas apa Tari, saya bingung?" Abi mengutarakan kebingungannya.

"Memangnya kamu mau buat acara apa?" Tanya Abi lagi.

"Pernikahan Arjuna. Apa lagi?" Jawab Utari dengan santainya.

"Pernikahan Arjuna dengan siapa?"

"Aruna."

"Kapan?"

"Segera."

"Dimana?"

"Ya disini." Jawab Utari dengan kesal. Suaminya tak habis-habisnya bertanya
Menganggu konsentrasinya saja.

"Tadi kamu marah-marah. Sekarang sibuk mempersiapkan pernikahan. Saya jadi bingung ini." Abi benar-benar di buat tak habis fikir dengan maksud istrinya.

"Om mana faham perasaanku," jawab Utari acuh.

"Iya memang, saya tidak faham. Terus tadi marah-marah maksudnya apa?" Abi benar-benar tidak mengerti maksud dari sikap Utari tadi.

"Akting sedikit boleh kan. Lagian siapa suruh, mereka sembunyi-sembunyi."

"Jadi ini ceritanya kamu setuju. Tadi cuma akting?"

Utari langsung membuang nafasnya dengan pelan. Dia lalu meletakkan ponselnya dan beralih menatap suaminya.

Jika di tanya apa dia setuju dengan hubungan Arjuna dengan Aruna, sebenarnya Utari tidak bisa seratus persen menyetujuinya. Tapi juga tidak serta merta menolaknya, ada beberapa pertimbangan yang tengah dia fikirkan. Dan sejak tadi dia sudah berfikir, yang pada akhirnya dia memilih sibuk merancang konsep pernikahan antara keduanya. Entahlah, Utari sendiri merasa bingung dengan hatinya.

"Sebenarnya tidak setuju. Tapi mau bagaimana lagi, anak sekarang susah di atur. Semakin di larang, semakin jadi." Jawab Utari pelan. Terlihat sekali, ada kebimbangan didalam ucapannya.

Abi belum menanggapinya, dia masih menunggu kelanjutan cerita istrinya itu.

"Seandainya bukan sama Arjuna, pasti sudah ku larang keras Aruna pacaran. Aku maunya dia fokus kuliah dulu, sampai lulus. Terus kerja, cari pengalaman yang banyak baru memikirkan pendamping. Tapi kalau pacarannya sama Arjuna, masa iya Juna mau di suruh nunggu sampai Runa lulus kuliah. Masih lama, tapi kalau kita nikahkan sekarang juga kasihan Aruna nya. Ngurus suami sambil kuliah itu berat, aku pernah merasakan. Tapi, bagus juga kalau Arjuna sama Aruna, kita sudah tau sifat anak itu dari kecil." Utari jadi dilema sendiri dengan apa yang harus dia lakukan.

CINTA ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang