About Juan

88 10 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.

Tak terasa waktu berlalu, Jevan-Sienna sudah tinggal di Jerman sehingga rumah terasa sepi. Saat membersihkan rumahnya, Jihan melihat foto keluarganya. Sudah lama ia tak mengunjungi makam kedua orang tuanya, pikir Jihan. Dulu Jihan berkunjung lebih sering yaitu setiap 2 minggu sekali kadang ditemani Sienna atau Icha atau yang lainnya.

"Mumpung hari ini orderan sudah beres, toko juga bakal dijaga kak Mona lebih baik aku kesana" ucap Jihan pada dirinya sendiri

Jihan segera bersiap dan mampir ke tokonya untuk mengambil beberapa helai bunga.

"Loh kakak kira kamu ga dateng han" sahut Mona ketika melihat Jihan datang

"Hehe.. Aku mau ambil bunga kak, mau ziarah"

"Oohh sendiri?", Jihan balas mengangguk

Setelah itu Jihan pamit dan menuju halte bus. 20 menit kemudian tibalah Jihan di halte dekat pemakaman umum. Ia melihat kedua makam orang tuanya yang bersih dan merasa heran. Siapa yang mengunjungi makam orang tuanya? Ia tak ambil pikir panjang dahulu, Jihan memilih untuk berdoa dan memberikan bunganya.

Jihan bangkit dan mencoba bertanya pada pedagang bunga maupun pembersih makam disekitar.

"Oh makam di blok itu... iyaa kemaren ada anak muda, cowok, cakep banget berkunjung kesana neng... Dia nyuruh saya buat bantu bersihin makam"

"Dia bilang ga pak dia siapanya dari pemilik makam ini?"

"Si kasep bilang kalo dia anak dari kedua orang ini neng" dibalas gelengan oleh Jihan kemudian,

"Pak, saya anak asli pemilik kedua makam tersebut dan selama ini saya tunggal" terang Jihan

Sang penjaga makam terkejut dan merasa tidak enak dengan Jihan

"Kalau begitu, ciri-cirinya orangnya bagaimana pak?" lanjut tanya Jihan

"Badannya tinggi, kulitnya putih neng, matanya sipit, terus bahunya lebar. Dia pake kemeja biru garis-garis.. Oh! Dia juga pake anting neng, tapi masih kasep. Saya aja terpesona.."

"Anting? Bentar pak.. Ini bukan orangnya?" ujar Jihan sembari menunjukkan foto Juan

"Iyaa.. Bener neng! Dia dateng pake bawa mobil mewah kemaren neng sendirian. Soalnya seinget bapak dia pernah dateng kesini juga sama satu laki-laki, satu perempuan"

"Makasih ya pak informasinya, saya pamit pulang dulu kalau begitu"

"Iya neng ati-ati"

Jihan berjalan pelan, dan berpikir darimana Juan mengetahui makam kedua orangtuanya. Seingat Jihan, ia belum pernah mengajak Juan kesini ditambah ia hampir setiap hari bertemu Juan namun belum sekalipun memberitahu alamat makam orang tuanya.

.

Tak langsung pulang Jihan pergi ke taman yang keluarganya suka kunjungi sewaktu ia kecil. Banyak keluarga yang berkunjung di hari itu. Jihan merasa sedih tapi juga senang ketika melihat anak kecil yang belajar sepeda bersama kedua orang tuanya.

Mulai merasa jenuh, ia membuka ponsel dan ada beberapa panggilan tidak terjawab dari sang kekasih. Jihan pun menghubungi Juan kembali.

"Halo Juan" sapa Jihan pertama

"Kamu dimana?" tanya Juan to the point

"Lagi jalan-jalan"

"Lokasinya sayang"

"Dimana yaaa?" jahil Jihan

"Jihan"

"Juan"

"Jihan aku serius"

Three of UsWhere stories live. Discover now