Dua puluh Enam

131 19 0
                                    

halo! terima kasih sudah membuka chapter ini. maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, mohon kritik dan saran nya ya! dan jangan lupa vote dan komen. Enjoy🤍

Kiran menghela nafas nya setelah daun pintu itu terlepas karna Arka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiran menghela nafas nya setelah daun pintu itu terlepas karna Arka

"Maaf" ujar Arka dengan perasaan tidak enak

"Lupakan saja, kita harus mencari cara untuk keluar dari sini" balas Kiran lalu berpencar untuk mencari benda yang menurutnya bisa untuk mendobrak pintu itu

Arka berniat untuk membantu nya tapi ditahan oleh Kiran "Tidak, kau duduk saja. kaki mu masih terluka"

Dengan patuh Arka pun akhirnya duduk dan hanya memperhatikan Kiran

Arka mencoba menghubungi Tiara dengan ponsel nya, ia merogoh saku nya lalu menelfon Tiara

Sudah kedua kali nya ia berusaha menghubungi Tiara, namun tidak diangkat sama sekali

"Kemana sih kalian?" geram Arka dengan kesal

Dengan kaki dan tangan nya cedera, membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Kiran pun tidak menemuka barang yang berguna untuknya, dan memilih untuk mencoba mendobrak dengan tangan kosong

BRAK!

pintu itu sama sekali tidak berpengaruh dengan dobrakan yang Kiran berikan

Ia pun sudah kehabisan tenaga dan duduk di samping Arka yang sibuk menghubungi teman-teman nya.

•••

Matahari semakin menunjukkan dirinya, bahkan sudah mencapai tengah hari. Panas di Indonesia bukanlah hal yang biasa, terlebih lagi entah mengapa jadi semakin panas hari ini

Dengan perpustakaan yang tidak memiliki banyak celah udara, membuat ruangan itu menjadi pengap

"Panasnya.." gumam Arka sambil mengipas dirinya dengan tangan

Ia melirik Kiran yang duduk disamping nya sambil menutup matanya

"Dia tertidur?" tanya Arka pada dirinya sendiri

beberapa tetes keringat terlihat di dahi Kiran yang menandakan dia juga kepanasan walaupun dia tidak terganggu dengan panas itu

Arka menelan ludahnya dan langsung mengalihkan pemandangan nya "Jangan melihatnya! bahaya!"
ujarnya sambil menahan diri untuk tidak melihat ke arah Kiran

Tak lama Arka merasakan bahu kanan nya berat, ia sudah menduga pasti itu Kiran

Ia tidak menoleh dan hanya fokus dengan ponselnya sambil terus mencoba menghubungi teman sekelasnya

Pretty Boyfriend  | CBGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang