Tiga puluh Empat

126 14 7
                                    

halo! terima kasih sudah membuka chapter ini. maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, mohon kritik dan saran nya ya! dan jangan lupa vote dan komen. Enjoy🤍

Kiran tengah mengancingkan kemeja seragamnya sambil berkaca, ia sudah tidak melihat memar dan luka pada wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiran tengah mengancingkan kemeja seragamnya sambil berkaca, ia sudah tidak melihat memar dan luka pada wajahnya.

"Untung saja lukanya cepat tersamarkan, kalo luka itu masih ada, aku tidak akan mau menujukkan wajahku di depan Arka" monolog nya

Kiran pun membawa paper bag yang berisikan jaket dan buku yang ia berikan pada Arka, karna ia lupa mengembalikannya

"Oh iya, ponselku dimana ya?" sudah 2 minggu penuh ia tidak memainkan ponselnya karna dilarang sang bunda

"Padahalkan itu tidak membuat sakit ku makin parah" pikirnya

Tak kunjung menemukannya, Kiran pun menyerah dan keluar dari kamarnya

"Pagi bun" sapa Kiran sambil berjalan menuju dapur

"Pagi sayang" seperti rutinitas biasanya mereka berdua akan sarapan dengan menonton tv acara kesayangan sang ibunda, yap acara berita.

"Nak, kamu hari ini disekolah ada acara ya?" tanya Karina

"Iya bun, ulang tahun sekolah" jawab Kiran lalu melanjutkan sarapannya

"Seru dong! tapi kamu jangan banyak kegiatan dulu ya" seperti biasa Karina sangat protektif dengan putra semata wayang nya

"Iyaa buna" balas Kiran yang sudah lelah di ceramahi 2 minggu penuh

Karina tersenyum lalu mencubit pipi Kiran "Jangan cemberut gitu"

Kiran mengusap pipi nya yang sakit "Ga ada yang cemberut" balasnya dengan bibir yang manyun

•••

Kiran pun sampai disekolah setelah di antar oleh Karina, walaupun ia sempat menolak tapi keputusan sang bunda tetap yang mutlak

"Semoga berhasil!" ujar Karina lalu pergi dari pekarangan sekolah Kiran

Kiran seketika deg-degan "Kok jadi gugup gini sih"
monolog nya

Kiran pun masuk ke gedung sekolah dan berjalan menuju kelasnya, banyak siswi dan siswa yang menyapanya. Sudah menjadi rutinitasnya sebagai murid populer

"Lho Kiran? sudah sembuh?" tanya Reyhan yang kaget

"Kalo aku ada disini, berarti kau taukan jawaban nya?" balas Kiran dengan tatapan tajam

"Wah iya! Kiran kita sudah sembuh" dengan terharu Reyhan menepuk bahu Kiran

•••

Kiran pun duduk di kursi yang diberikan Jihan, ia melihat seisi kelas tapi tidak menemukan Arka di penglihatan nya

"Kau mencari siapa? Arka?" Jihan tiba-tiba saja muncul di depan Kiran

Pretty Boyfriend  | CBGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang