The Story 14 :: Katanya Mantan?

149 30 4
                                    

Bab 14 : Katanya Mantan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bab 14 : Katanya Mantan?

Hujan membasahi seluruh kota di sore hari, semilir angin membawa hawa dingin yang turut mengikuti. Jisoo mendekap tubuhnya sendiri disaat dia melangkah melewati koridor yang hening, hanya suara derasnya hujan yang menjadi teman Jisoo disore ini.

Berulangkali dia mencoba untuk memesan taxi lewat aplikasi online melalui smartphonenya, hasilnya tetap sama saja— tidak ada driver.

Decakan kasar keluar dari mulut manis itu, tau gini gue nebeng Bona aja tadi—Jisoo membatin.

Langit semakin gelap, orang-orang disekitarnya juga semakin berkurang karena satu persatu dari mereka mulai meninggalkan gedung fakultas. Jisoo semakin menggerutu, kenapa tidak ada orang yang dia kenal diantara mereka yang tersisa disini? Nasib anak inteovert, teman hanya beberapa biji.

"Kenapa gak dapet driver mulu si?" Entah sudah berapa kali si gadis ini menggerutu.

"Gue mau pulang," Jisoo merengek pelan, dia teringat dengan nikmatnya indomi rebus plus telor disaat hujan seperti ini.

Bermenit-menit lamanya Jisoo mencoba untuk mencari driver, hasilnya tetap sama saja. Disela keputusannya, ada panggilan masuk lewat handphonenya. Tanpa tau siapa itu, Jisoo hanya asal menjawabnya.

"Halo?"

"Dimana?"

Kernyitan didahi tercetak begitu saja setelah Jisoo mendengar suara dari sebrang sana, memang suaranya tidak jelas lantaran bersanding dengan derasnya suara hujan, tapi Jisoo jelas tau betul siapa pemilik suara ini.

"Jisoo?"

"Hah? Oh, iya. Kenapa tadi?" Jisoo tergagap karena lamunannya setelah melihat kontak nama si penelepon.

"Dimana?"

"Aku-eh, gue?" Suaranya naik beberapa tingkat secara tidak sadar.

"Iya, sekarang dimana?"

"Dikampus."

"Belum pulang?"

Jisoo mengangguk tanpa sadar jika orang diseberang sana tidak akan mungkin dapat melihatnya mengangguk.

"Gak mesen taxi?"

"Gak dapet," Kali ini Jisoo benar-benar tidak sadar akan rengekan yang keluar dari mulutnya.

"10 menit, tunggu disitu."

Sambungan telpon terputus begitu saja disusul dengan suara petir yang membuat Jisoo berjengit kaget. Dia memegangi dadanya yang tiba-tiba jantunya berdetak dengan cepat karena kaget.

Kenapa hujannya semakin deras?

Jisoo menoleh kebelakang, mencari tempat agar dia bisa duduk, karena jujur saja dia lelah sedari tadi berdiri begitu. Ternyata tepat dibelakangnya ada kursi kayu kosong, kenapa dia tidak duduk sejak tadi?

The Story [Taeyong - Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang