Dia membutuhkanmu lalu aku ?

15 2 0
                                    


Smart TV, jam 10 pagi.

Hari ini hari pertama Riska membantu Friska mengenali dunia televisi. Friska merasa nyaman dengan tuntunan Riska. berkali kali ia mengucapkan terima kasih. Ada empati yang mengusik hatinya saat berhadapan dengan Friska. Gadis itu memiliki kesunyian yang dalam di hatinya. Mata itu seakan bicara bahwa ia butuh teman, meski ia cemburu terhadap gadis indo itu. Ia ingin menawarkan diri untuk menjadi temannya.

Friska terlihat apa adanya. Meski ia memiliki kecantikan paripurna, ia merasa ada yang kurang dalam dirinya. apalagi posisi yang harus diembannya sekarang. Ia buta. ia hanya tahu bagaimana bersikap manis di depan kamera. ia tak tahu bagaimana mempertahankan pendapat. Tidak mengerti menjabarkan materi. Ia hanya pandai melukis dan main piano serta menari balet. Rian dulu adalah salah satu pengacara yang berada di firma hukum yang bekerja sama dengan keluarganya. Meski tidak menjelaskan secara gamlang, tampak sekali ia sangat butuh Rian untuk membantunya bangkit dari keterpurukan.

" Aku ingin Rian belum menikah dulu Ris, aku sangat butuh dia " curhat Friska saat Riska tak sengaja membahas bagaimana ia bisa dekat dengan pak Rian. Investigasi hati yang tak tertahan. Meski jawabannya sangat menghancurkan hati Riska. Selama ini ternyata Rian sering berkunjung kerumah gadis itu. dan dia juga bilang Rian juga punya rumah tidak jauh dari rumahnya. Riska hanya bisa menyimpulkan bahwa arjuna tidak ingin tuan putri terluka karena menikahi srikandi.

Ketika Rian melintasi ruang meeting, ia mendengar suara Riska sedang mengajarkan Friska presentasi. Kata kata positifnya sangat menyemangati. Itulah sebabnya, ia bertekuk lutut pada gadis tomboi itu. dulu ia pun ia pernah merasakan itu. ketika ia membawa bekal dari rumah dan makan makanan tanpa rasa. teman sebangkunya itu, membantunya menghabiskan bekal yang disiapkan ibunya dari rumah. Ketika akan ia akan menangis.

" Jangan makan pakai rasa di lidah, tapi makan pakai rasa di hati ! " ucapnya seraya mengunyah nasi putih dengan sayur bening. Ia tak mengerti maksud temannya yang suka mencoret coret mejanya dengan sulur sulur aneh tapi indah itu.

" Pake hati kamu yang punya mimpi. Kalau kamu berfikir makanan ini tidak enak, kamu akan mati besok. tapi kalau pikir makanan ini enak kamu bakal jadi cowok tertampan di dunia " ucapnya bersemangat. Meski ia disuruh lihat temannya itu makan mie pedes level gunung himalaya.

Rian memang punya masalah lambung sejak bayi. Ada bakteri yang menggerogoti kesehatannya. ia harus berbagi hidup dengan bakteri itu. Hingga makanan yang masuk ke perutnya tidak sembarangan. Satu lagi kata-katanya yang tak mungkin ia lupa dari teman yang sudah jadi istrinya itu.

" Kalau mau makan. ingat aku, semuanya bakal enak "

" Iya karna kamu mirip bakwan " ucapnya yang dibalas tonjokan di dada. sekarang hati itu benar benar tertonjok oleh cinta.

Meski konsekuensi berteman dengannya harus membuatkan pr gadis itu setiap hari. merapikan catatannya karna ia sibuk olahraga dan latihan karate. Tapi ia merasa terlindungi oleh bulian teman-temannya. Ia benar benar preman sekolah.

Tapi hari ini ia harus melukai hati yang terlihat kokoh itu. Bagaimanapun ia adalah seorang perempuan, Seberapa kuatpun mentalnya, hatinya pasti rapuh melihat suaminya berjalan dengan Friska.

Hati-hati ia mengetuk pintu. Keduanya berhenti beraktifitas. Friska terlihat bahagia melihat kehadirannya. Ia melihat jam dan meminta diri pada Friska bahwa mereka harus membahas sesuatu di ruangan Rian. Riska hanya mengangguk dan membiarkan Friska menggandeng tangan Rian keluar ruang meeting.

Riska melangkah sendu keluar ruangan meeting. Mengikuti langkah dua orang yang terlihat serasi itu. tinggi mereka sama. Teo yang berpas pasan menatapnya prihatin. Ia hanya menatap lantai saat berjalan. hampir saja ia menubruk tubuh orang yang sedang menunggunya. Orang itu dengan sigap menangkap tangan dan pinggangnya saat dia oleng. Ia terpana dengan tatapan itu.

" Hati hati kalau jalan, jangan ngitung jumlah ubin. bukan pekerjaan kamu !" Ucapnya pelan tapi nyelekit. sambil membantu Riska berdiri.

" Aku nggak ngitung ubin, aku ngitung jumlah beling beling hatiku yang pecah hari ini !" balas Riska tak kalah menohok. Mereka saling tatap tapi tak lama Rian berjalan ke arah yang berlawan karena lambaian tangan Friska.

Rupanya ada bawaan Friska yang tertinggal di ruang meeting. Riska tak lagi berjalan sambil menunduk. Tapi ia berlari ke ruangannya. Petir sudah menggelegar di hatinya. sebentar lagi hujan akan runtuh.

Hujan memang turun saat Riska menyelesaikan pekerjaannya. Beberapa kali ia ditelpon jangan naik motor pulang. Naik grab atau sejenisnya biar tidak hujan. Titipkan saja motor sama Ori. Tapi ia keras kepala. ia tetap pulang hujan hujanan sampai motor mogok di tengah jalan. Itu akibat tidak patuh sama perintah suami. Dompet dan hp juga tertinggal di kantor. alhasil ia memohon pada seorang anak sekolah untuk menelpon orang yang memintanya pulang naik ojol.

Setengah jam kemudian mobil CRV hitam berhenti di depan Riska. Pak sopir yang masih mengenakan jas casual itu turun dan memayunginya sampai naik mobil.

Riska melap mukanya dengan handuk yang diberikan pak sopir baik hati. Ia malah menatapnya sewot bukannya terima kasih.

" Jadi orang jangan keras kepala, tahukan akibat tidak mau nurut perintah suami "

Riska tambah sewot dengan tarikan alis yang naik dua centi itu. Ia melempar handuknya ke muka sopir. Makin nggak terima kasih.

" Kamu nyebelin ! " umpatnya sambil menutup mata.

" Tapi ngangenin kan !??"

" Ngapain pakai gandeng gandeng tangan depan aku, Dia bisa jalan sendiri kan ? "

" Habis dia cantik "

Gunung krakatau mau meletus sebelum ditahan oleh kata-kata manis.

" Tentu kamu yang lebih cantik dan paling cantik " hati itu meleleh oleh sebungkus es krim rasa Vanilla.

Riska akhirnya menyambar es krim yang disodorkan padanya. ketika sopir yang tak pandai menyanyi itu menyanyikan lagu kristina terpesona. lirik yang kacau balau. Akhirnya ia mau tersenyum dan bahkan tertawa. Sopir tersenyum lebih panjang seraya menatap pelangi yang mencuat di langit depan mata. Ia ingin indah ini ada untuk selamanya. Bersama dia yang mampu membuat hidupnya berwarna.

Teo menelpon Rian. Mereka bicara mengenai sesuatu yang tidak dimengerti Riska. Tapi terlihat muka cerah Rian meredup. Ia tak bicara sampai dirumah.

Rian tidak turun dari mobil. ia hanya minta maaf karena harus pergi lagi. Mereka akan bertemu di rumah pekan nanti. Kini pelangi itu kembali hilang di hati Riska. Ia membiarkan dirinya dibasahi hujan melihat ujung jalan sampai mobil yang membawanya pulang menghilang. Dia, dia memang butuh kamu, lalu aku ? hatinya bertanya pada hujan.

ia membiarkan dirinya ditimpa hujan, berharap hujan menghapus perih itu. 

KENTANG RASA SAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang