Dia ingin tahu tentang kamu

28 4 0
                                    


Kafe Tempoe Doeloe. jam 12 siang

Friska datang terlebih dahulu. Dia mengenakan terusan berwarna pink muda. Begitu cantik. terlihat sangat sempurna dengan rambut yang dibiarkan terurai. Paduan warna yang indah. Make up minimalis yang memikat mata. Riska merasa hatinya menciut. Ia melambaikan tangannya ketika melihat Riska datang. memakai celana panjang berpadu dengan kaus abu-abu milik Rian dan cardigan hitam. Ia juga tidak jelek, begitu komen orang yang tidur disampingnya. Ia juga punya hidung bangir, kulit eksotik asia. Lesung pipit dan senyum yang bersahaja. Begitu puji laki-laki itu ketika ingin berhubungan badan. Ia hanyut dengan rayuannya. apakah benar ia seistimewa itu ? sementara setiap hari laki-laki itu melihat mata kebiruan menatapnya lembut.

" Hei..." sapanya ramah. Ia membukakan kursi untuk Riska.

" Hei " balas Riska ramah pula.

" Mau pesan dulu Ris ? " Tanya Friska ketika Riska sudah duduk. Ia melihat kiri kanan. ada denting hp.

Wa masuk.

Sudah dikerjakan?. Nanti kalau sudah selesai tolong cek map warna merah di lemari. susun surat sesuai tanggalnya.

Riska melihat Friska sedang melihat lihat menu. ia mengetik dan tersenyum kecut.

Aku sedang bersama tuan putri, ia ingin bertanya tentang pangeran hatiku

Dua centang biru, tak dibalas.

" Mau pesan Ris ? " Friska menyodorkan menu. Riska mengembalikan menu pada Friska.

" Samakan saja sama bu Friska " ucap Riska menahan perih di dadanya. Ia tak ingat kalau ia sedang hamil. Pasti aroma keju mezorella itu akan membuatnya mabuk.

" Jangan panggil ibu lah Ris..panggil Friska saja. aku ingin berteman denganmu " ucapnya sungguh sungguh. Riska mengangguk

" Kata Rian kamu teman sekolahnya, teman satu bangku " ujar Friska membuat sebuah konfirmasi. ternyata dirinya juga ada dalam percakapan mereka.

" Iya, lebih tepatnya bodiguarnya Fris "

" Oh..ya, kok kebalik bukan dia yang jadi bodiguard kamu ? " tanggap Friska berseri. Ia terdiam sebentar tersenyum seperti mengingat sesuatu. Makanan datang, aroma keju Mozarella pada pasta keju sudah terhirup oleh bumil. ia merasa mual.

" Kamu nggak pernah suka sama dia Ris ? katanya dia pernah ingin nembak kamu "

Perut Riska sudah mulai diaduk aduk saat ia dan Friska mengaduk spageti dengan keju mozarela. Ia mau muntah. Riska tak tahan lagi dengan bau itu. ia minta permisi ke toilet. Sebelum ke melangkah ketoilet. jelas mendengarkan kata-kata Friska

" Coba dia nembak aku "

" Jam ini dia yang belikan lo, saat aku ulang tahun "

Isi perutnya serasa ingin keluar saat itu juga. Tapi ia masih bisa menahan hingga ke kamar mandi. Riska memuntahkan roti yang ia makan tadi pagi. ia mengelus perutnya, maafkan ibu nak kalau bapakmu belum tahu kehadiranmu di dunia ini.

Riska kembali dengan muka pucat. Ia tak berselera melihat spageti di meja. .

" Fris, besok kita ketemu lagi bagaimana ? aku nggak enak badan hari ini "

Riska sudah tak tahan dengan bau keju di di atas meja. Friska mengiyakan dan mempersilahkan Riska pulang. Ia mengambil wa dan mengetik di layar wa dengan tag pagiku cerah. Dibalas. sebentar lagi aku kesana.

Sebelum sampai dirumah. Riska mengunjungi dokter kandungan. ia penasaran seperti apa, bentuk makhluk kecil di dalam perutnya. Ia tersenyum ketika dokter menjelaskan ada sebuah detak jantung yang bersemayam dalam rahimnya. Ia mematut print dari USG bayi dalam perutnya dan tersenyum bahagia. Sebenarnya ia tak keberatan untuk tak bekerja saat bayi ini hadir tapi rasa penasaran itu membuatnya ingin tetap di kantor itu karena ia ingin tahu kenapa Rian selalu ingin dekat dengan Friska. Apakah benar hanya sekedar rekan kerja. ia rasa ia terlalu banyak baca cerita pelakor.

Tapi di pertemuan tadi, ia merasa Friska bukan seperti itu. Ia terlihat sangat menghargai perasaan orang lain. Ia benar benar tidak tahu dengan pernikahan Rian dan dirinya. Lalu untuk apa Rian merahasiakan pernikahannya pada Friska, kenapa ia tak ingin melukai perasaan tuan putri dan kenapa ia tak memilih tuan putri jadi istrinya, kalau dari cerita Friska kalau ia kenal Rian sejak awal dia bekerja disebuah firma hukum. Cinta, apa kau ingin menduakan aku.

Riska menyembunyikan Print USG yang ia pegang dibawah taplak meja ketika ia lihat Rian datang, hari masih jam empat sore. biasanya ia akan pulang sebelum magrib.

" Sudah sampai mana ? " tanyanya sambil menghidupkan laptop. Belum ada yang diketik. Ia lihat istrinya tengah memegang mulutnya dan berlalu ke kamar mandi. Hanya suara air yang terdengar.

" Kamu boleh pecat aku sekarang, aku lagi mabok. mungkin karena terlalu banyak makan cabe semalam "

Rian melihat wajah Riska yang terlihat pucat. Ia menawarkan mengantarkan ke dokter. Tapi Riska menolak, ia ingin tidur saja. padahal ia sudah ke dokter kata dokter itu alamiah terjadi pada ibu hamil. Nikmati saja fasenya hingga tiga bulan kedepan.

" Kamu baru habis makan Spageti Keju mozarela ? " Tanya Riska saat Rian mencium pipinya.Hormon ibu hamil telah membuat hidungnya begitu sensitif. Bau yang ia cium persis seperti makanan yang dipesankan tadi. Ia juga mencium bau parfum Friska.

" Ya, aku tadi makan siang sama Friska "

Riska menggigit bibirnya, rasa cemburu itu mulai memercik di dadanya. Rian baru menyadari ucapannya. kejujurannya barusan membuat wanita didepannya menatapnya dengan tatapan tajam.

" Hei, jangan punya pikiran macam-macam, kebetulan aku juga ada meeting disana " ucap Rian seraya mencubit hidung Riska. Riska kembali mencium bau keju yang tidak disukainya. Ia berlari lagi ke kamar mandi.

Dari kamar mandi, ia lihat Rian sedang menelpon seseorang dengan mencari tempat yang agak jauh dari kamar mereka. Sepertinya pembicaraan itu tidak boleh ia dengar. Kenapa ia merasa jadi tokoh lakon sinetron catatan istri yang suaminya selingkuh. Ia sering mengejek sinetron itu saat Lana begitu antusias menontonnya. ia jadi mengingat perilaku suami suami yang berselingkuh. dirumah begitu manis. di luar asiiiiin. Ia belum bisa off sebelum tau kenapa Friska tidak boleh tau kalau mereka sudah menikah.

Malam hari mereka bak anak sekolahan yang lagi buat pr. Mereka memang pernah melakukan itu karena mereka adalah teman sekolah. Riska tersenyum kala ingat, waktu membuat pr Matematika. Ia yang sudah di kasih contek, masih bisa ngancam.

" Benar ini jawabannya, kalau salah awas ya !"

Ia ingat ketika ia pernah mengancam Rian saat tidak mau meminum ramuan daun obat. Rasanya memang pahit. anak penyakitan itu memang butuh banyak ramuan yang rasanya pahit. ia punya trik jitu.

" Minum atau aku minta mereka hajar ! " ia menunjuk barisan teman karatenya yang ia minta menakuti Rian yang tak mau minum jamu. Dengan ketakutan ia meminumnya.

Ia yang minta Rian duduk di samping bangkunya. ia tidak tahan mendengar bulian teman-teman sekolah pada Rian yang waktu itu tampangnya amat menyedihkan. kaya mau mati besok.

Pertemuan yang sangat ajaib, bagaimana ia tidak mengenali laki-laki kurus yang tidak tahan dengan upacara itu. Siapa yang menyangka Rian jadi bosnya. Koncek ! atau kodok. panggilan akrabnya untuk laki-laki yang telah jadi suaminya. Kodok yang sudah berubah jadi pangeran. 

KENTANG RASA SAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang