MEMORIES

229 165 553
                                    

Hy All <3

Semangat menjalani hari ini 💪🔥

"Sekedar janji lama yang telah hilang ditelan masa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sekedar janji lama yang telah hilang ditelan masa."

~ Walazora Faranisa ~




✨ Happy Reading ✨


Sang fajar mulai memperlihatkan sinarnya, pertanda raja malam telah pergi dan hari baru telah mendatangi. Cahaya itu menyinari bumi hingga ke penjuru negeri. Bahkan, berhasil mengusik seorang gadis yang terlelap dalam tidur cantiknya.

"GOOD MORNING DUNIA TIPU-TIPU."

Tuturnya mengawali hari, menyambut pagi yang begitu cerah ini. Ia pun berusaha bangkit dari tempat tidur dan beranjak membuka jendela kamar. Angin pagi yang begitu segar berterbangan hingga menembus ke pori-pori kulit.

Belum lagi kicauan dari burung-burung yang terdengar elok untuk dinikmati. Suasana yang begitu damai ini, seolah menjadi mood booster bagi seorang gadis yang bernama Walazora Faranisa.

Ia pun mulai membersihkan kamarnya dan bersiap-siap untuk segera pergi ke sekolah. Setelah dia rasa segalanya beres, dia pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah menemui sang tulang punggung keluarga.

"Selamat pagi, Wa." Sapa sang ayah saat melihat putri sematang wayangnya menuruni satu persatu anak tangga.

"Pagi juga, Yahh," balasnya dengan senyuman manis terukir di wajah cantiknya. Ia pun menghampiri pria paruh baya itu dan duduk di kursi yang kosong. Mereka berdua pun mulai melahap makanan yang ada dihadapannya.

Hanya keheningan yang tercipta setelahnya. Tidak ada alur pembicaraan yang terjadi, mereka sama-sama tidak memiliki topik untuk diperbincangkan. Keadaan canggung melanda ayah dan anak ini. Dan tak butuh waktu lama, makanan yang ada di hadapan mereka pun telah habis tak bersisa.

"Wala berangkat sekolah dulu, Yahh," ucapnya berpamitan sembari mencium punggung tangan sang ayah. Ia pun mulai melangkahkan kaki menuju pintu keluar.

"HATI-HATI DI JALAN, Wa." Suara Ayah sedikit meninggi dikarenakan Wala telah berada di luar ruang makan.

🎗️🌼🎗️

Di trotoar yang tak berujung, disanalah Wala berada. Suara deru kendaraan yang saling bertaut, ditambah polusi yang berpacu mencapai angkasa. Inilah ciri khas dari lingkungan perkotaan.

Disaat dia sedang menikmati perjalanannya yang ditemani oleh lagu suki dakara, di perempatan jalan raya, kedua netra matanya menangkap dua orang sosok yang sangat dia kenali. Serasi, itulah yang terlihat.

"Kayy, kamu makin dekat aja ya sama Ruka, kalian saling suka juga kayaknya, gak mungkin aku bersaing dengan spek bidadari gitu yaa."

Ucapan itu terlontar begitu saja dari bibir tipis merah ranum miliknya. Mimik wajahnya saat ini, menunjukkan bahwa hatinya telah kembali hancur berkeping-keping. Ia pun tertawa hambar untuk menghibur dirinya yang bodoh meletakkan cinta.

"Zora gak boleh nangis lagi, 'kan ada Kayy yang selalu ada buat Zora."

Ucapan lelaki itu kembali terbesit di dalam benaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ucapan lelaki itu kembali terbesit di dalam benaknya. Sebuah janji manis yang mereka buat saat berusia dini. Semakin bertambahnya usia, hubungan mereka semakin renggang. Seperti halnya kutub magnet yang sejenis, tolak menolak.

"Kamu masih ingat gak ya sama janji itu. Udah lama banget, gak mungkin ingat ya, hehe. Sakit juga kayak gini, memendam rasa yang entah kapan hilangnya," monolognya kepada diri sendiri.

"Woii, ngelamun mulu, nabrak baru tau rasa," ujar gadis itu yang membuat lamunan Wala buyar.

"Ngagetin aja, Tarr," balas Wala kesal kepada sang empu yang telah tertawa geli.

"Liatin apaan?" tanyanya.

Kedua manik mata gadis itu pun menangkap gambaran yang sama seperti halnya Wala. "Makin nempel aja tuh orang sama abang gw, cepuin seru tuh, dasar si paling good looking," ujar Tara menggerutu kesal.

"Gak baik, Tar," sahut Wala menasehati. Namun, tetap saja dadanya terasa begitu sesak.

"Tapi, Laa-" ucapnya terpotong ketika Wala menarik pergelangan tangannya.

"Udah... cepetan, nanti telat, emang mau?" ujar Wala, lalu dia mempercepat langkahnya yang diikuti oleh Tara. Tidak ada gunanya juga, melihat hal yang tak ingin dilihat.

Hubungan mereka telah terjalin selama bertahun-tahun dan masih dapat bertahan hingga saat ini, walau memang sudah mulai renggang. Mereka memang sempat berpisah, namun takdir mempertemukan kembali dengan caranya. Wala, Tara dan tak terkecuali Cakra, adalah teman semasa kecil.

Tara memang sempat berpindah kota dikarenakan sang ibunda yang dimutasi. Tangisan sedih pun menyertai kepergiannya. Namun, kabar baik kembali menghampiri. Saat itu, mereka telah menduduki jenjang SMP. Tara kembali ke kota ini dengan senyuman manis terpatri indah di wajah cantiknya.

Entah apa yang terjadi, tak lama setelah itu, orang tua Cakra dan Tara dikabarkan telah menikah. Dan benar saja, saat ini mereka telah berstatus sebagai saudara tiri. Dahulu, Tara sempat menaruh rasa kepada Cakra, teman kecilnya itu.

Jiwa keingintahuan Wala pun meronta-ronta ingin mengetahui bagaimana perasaan Tara saat ini. Ia pun memberanikan diri untuk menanyakan mengenai hal ini. Gadis itu hanya menjawab, "cinta tidak selalu menetap." Entah itu benar ataupun tidak.

Walau begitu, hal ini berhasil membuat hati Wala berbunga-bunga, karena dia tidak harus bersaing dengan teman kecilnya. Sama halnya seperti pelangi yang datang setelah hujan, yang selalu bersifat sementara. Saat Wala mengingat kedekatan antara Cakra dan Ruka, hujan yang lebat kembali mengguyur hati kecilnya yang perlahan hancur karena cinta.

*****

Bagaimana all ceritanya ??
Seru / garing ^⁠^

Btw kalau mau manggil author yang paling baik ini 🗿, boleh Ca, Caca, Aca, dll
Tapi jangan Thor/Min gitu :)

Jika ada saran-saran untuk cerita ini agar lebih baik ke depannya, boleh tinggalkan di kolom komentar yaa ^^

Mata Ne Minna-san 💗🖐️


-Salam Hangat, Laraksara <3

𝙲𝚊𝚔𝚛𝚊𝚠𝚊𝚕𝚊 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢Where stories live. Discover now