02. Debt

372 20 0
                                    

Seminggu ini Jungwon merahasiakan sesuatu dari kedua orang tua serta kakaknya. Yaitu tentang pembayaran sekolah tahunannya. Ia berusaha mencari beberapa pekerjaan sampingan. Namun tetap masih kurang. Hingga ia berniat akan mengatakan hal itu hari ini.

"Em.. Ayah? Papi?" Jungwon dengan takut takut mendekati Namjoon dan Seokjin yang duduk di ruang tengah. Heesung masih dalam pekerjaannya.

"Iya sayang? Kenapa?" Tanya Seokjin.

"Em.. sebenernya.."

Dok! Dok!

"Bukalah pintunya!"

Namjoon dan Seokjin gelagapan mendengar teriakan dari luar rumah mereka. Mereka kenal siapa itu.

"Siapa Ayah? Pi?"

"E-em.. Won kamu-" Ucapan Namjoon terputus.

"Heh! Bukak!"

Seokjin berdiri dan menuju pintu. Diikuti Namjoon dan Jungwon yang mengikuti. Saat pintu terbuka, dua pria berbadan besar dan seorang kakek lanjut usia berdiri gagah.

"Kalian berdua berjanji akan membayar hari ini bukan? Maka tepati janji kalian sekarang." Ucap kakek tersebut.

"Bisakah anda mem-"

"SUDAH CUKUP SAYA MENUNGGU! Hah.. bayar hutang kalian! Sekarang juga!"

Namjoon dan Seokjin mencoba mencari cara untuk menghindar. Namun mereka kehabisan akal. Jungwon yang melihat itu mencoba memberanikan dirinya.

"Ma-maaf Tuan, tapi.. berapa yang harus orang tua saya bayar?"

"Cih, 30 juta won."

Jungwon terbelalak. Bahkan selama ini uang paling banyak hanya 1 juta won ditangannya. Tapi ini bahkan berlipat dari 1 juta won. Kakek tadi tersenyum remeh dan mendekat pada Jungwon.

"Jika tidak bisa membayar dan tidak ingin membayar, kau.. bisa ikut denganku."

Jungwon menggeleng keras. Bahkan kedua orangtuanya sama sekali tidak bereaksi. Menangis lagi dan lagi. Jungwon hanya bisa melakukan itu.

"Bagaimana? Kau ingin?" Smirk Kakek tersebut.

"Jangan hiks."

"Ada apa ini!?" Heeseung datang dengan wajah lelahnya.

Kakek tadi sedikit menoleh lalu menunjuk Namjoon dan Seokjin, "Kedua orang ini memiliki hutang yang harus mereka bayar."

"Seung-aa" Gumam Seokjin.

"Kakak? Hiks." Jungwon menghambur masuk ke dalam pelukan sang Kakak.

"Hem.. apa.. ia anak sulung kalian?"

Walau lelah ada pada diri Heeseung, namun ia tidak dapat menutupi amarahnya. Terlihat dari Jungwon yang gemetar menandakan adiknya itu benar benar takut.

"Em.. aku memiliki banyak perusahaan kau tau? Dan aku membutuhkan lebih banyak karyawan."

"A-apa maksud anda?" Tanya Heeseung.

"Ya mudah saja, bekerjalah untukku. Lalu ku anggap hutang orang tuamu lunas."

Mereka terdiam. Heeseung memikirkan kembali permintaan yang seakan perintah itu. Dan ia menganggukkan kepalanya.

"Aku akan bekerja di perusahaan anda."

Namjoon dan Seokjin sontak mendongakkan kepalanya. Mereka menggelengkan kepala seakan menyuruh Heeseung menarik ucapannya.

"Kau yakin?"

"Tentu."

Kakek itu tersenyum remeh, "Datanglah ke jalan xxx, dan masuk dalam gedung itu. Katakan bahwa kau ingin menemuiku.. ah benar."

Marriage For Wealth  Where stories live. Discover now