20👑

1.4K 114 61
                                    

Di kamarnya, pangeran Jeevans tampak sedang tidur di atas ranjang empuknya dengan ditemani keempat kakaknya yang juga ikut berbaring di atas ranjang. Pangeran Jeevans tampak tidur pulas di tengah-tengah para kakak. Di sisi kanannya ada pangeran Trishaan dan pangeran Jeff, sedangkan di sisi kirinya ada pangeran Damian dan pangeran Martez.

"Bayi singa ini tampaknya pulas sekali tidurnya. Padahal aku ingin sekali mencubit pipinya. Tapi dia pasti akan terkejut dan bangun jika aku tiba-tiba mencubitnya saat dia tidur," ucap pangeran Jeff sambil berbaring menatap pangeran Jeevans yang sedang memejamkan matanya itu.

"Hm, adik kecilku sudah besar sekarang. Aku benar-benar menyayanginya, kak," ucap pangeran Martez sambil memeluk pangeran Jeevans yang berbaring persis di sebelahnya.

Pangeran Trishaan tampak memiringkan tubuhnya lalu tangannya bergerak untuk mengelus rambut kepala pangeran Jeevans dengan sayang.

"Adek pasti sedih sekali tadi melihat Ayyana akan di operasi. Dia menangisi adik perempuannya hingga sesenggukan. Kasihan sekali adek. Demamnya bahkan belum juga turun. Aku begitu mengkhawatirkannya," ucap pangeran Trishaan.

"Aku pun juga mengkhawatirkannya, kak. Aku sungguh sedih melihat wajahnya yang masih tampak begitu pucat. Dia bahkan tidur dengan mulut yang sedikit terbuka. Apa dia merasa sesak, kak? Aku merasakan napasnya terasa panas. Itu pasti karena dia demam. Saat tadi aku membopongnya ke istana dia bahkan memegang bajuku dengan tangannya yang bergetar. Apa dia baik-baik saja, kak?" ucap pangeran Damian.

"Aku sudah panggilkan dokter Willie kemari. Aku tidak peduli harus memanggilnya berulang kali ke istana. Yang terpenting sekarang adalah adikku harus baik-baik saja," ucap pangeran Trishaan.

"Ayah raja dan bunda ratu masih berada di ruang sidang. Kita harus menjaga adek selama ayah raja dan bunda ratu sibuk mengurus kasus dalam persidangan itu," ucap pangeran Martez.

Para kakak lalu tampak diam sambil menatap ke arah pangeran Jeevans yang masih tertidur pulas di tengah-tengah mereka. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Pangeran Jeff menggenggam tangan pangeran Jeevans dan mengelusnya pelan.

"Tangannya pasti sakit harus sering diberi suntikan infus. Aku yakin setelah ini dia akan kembali merasakan tangannya kembali kebas dan sakit karena dokter Willie sebentar lagi akan kembali menginfus punggung tangannya," ucap pangeran Jeff.

"Aku juga tidak tega melihatnya, kak. Aku sedih melihatnya sakit seperti ini," ucap pangeran Martez.

Pangeran Jeevans lalu memiringkan tubuhnya ke arah pangeran Martez dan memeluknya erat, membuat pangeran Martez terkejut. Bibir pangeran Martez tampak mengembang tipis saat tubuhnya dipeluk sang adik bungsu.

"Kakak, dia memelukku kak," ucap pangeran Martez setengah berbisik supaya pangeran Jeevans tidak terganggu dengan suaranya.

"Aku menyesal harus berbaring di sebelah sini! Seharusnya aku tadi berbaring di tempatmu, Martez!" ucap pangeran Jeff.

"Jangan iri, kak! Aku memang Spiderman kesayangannya," ucap pangeran Martez sedikit tertawa.

Pangeran Damian yang berbaring di belakang punggung pangeran Martez pun segera merapatkan tubuhnya pada pangeran Martez dan memeluk kedua adiknya itu dengan erat.

"Damian! Sebaiknya kau berbaringlah di sini! Biar aku yang ada di situ! Bertukarlah tempat denganku!" ucap pangeran Trishaan yang berbaring di belakang punggung pangeran Jeff.

"Maaf, kak. Tapi aku sudah nyaman di sini. Sebaiknya kakak tetaplah berbaring di situ, kak," ucap pangeran Damian.

"Berani sekali kau menolak perintah kakakmu, Damian?!" ucap pangeran Trishaan.

The Crown Prince's Protector√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang