24👑

1K 95 25
                                    

Siang itu, tampak Tarisa baru saja pulang dari sekolahnya dan baru saja memasuki apartemennya. Apartemen itu adalah apartemen milik ayah angkatnya. Ia memang tinggal di tempat yang terpisah dengan sang ayah. Ia dibiarkan tinggal di apartemen seorang diri dan ayahnya akan sesekali berkunjung untuk memastikan keadaannya, lalu akan pergi lagi setelahnya. Meski ia tinggal sendiri di apartemennya itu, ayahnya itu rupanya selalu mengirimkan beberapa kebutuhannya dan memperhatikan kondisinya meski tidak tinggal bersama.

Sebenarnya jika dipikir-pikir, untuk apa ayahnya itu mengangkatnya sebagai putrinya jika ia pun akan mengurus dirinya sendiri dan tinggal sendiri di apertemennya?

Siang itu, Tarisa meletakkan tas sekolahnya begitu saja di atas kasur kamarnya. Ia lalu mengganti seragam sekolahnya dengan menggunakan pakaiannya yang lebih santai. Setelah itu, ia berjalan keluar dari kamarnya. Ia tampak berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih. Saat ia baru saja menuangkan air putih itu ke dalam gelas beningnya, tiba-tiba saja suara bel apartemen-nya berbunyi.

Ting tong!

Tarisa lalu segera meminum air putihnya dan beranjak untuk menuju pintu apartemennya melihat siapa yang memencet bel apartemennya.

Setelah ia membuka pintu, ternyata yang berada di depan pintunya adalah seorang kurir makanan.

"Permisi, kak! Ini benar dengan kak Tarisa?" ucap kurir tersebut.

"Iya," jawab Tarisa.

"Ini pesanannya, kak. Silahkan!" ucap kurir.

"Udah bayar, kan?" ucap Tarisa.

"Sudah, kak," jawab kurir.

"Oke, makasih," ucap Tarisa.

"Sama-sama, kak," ucap kurir.

Setelah itu, Tarisa langsung menutup pintu itu dan berjalan menuju sofa ruang TV. Ia meletakkan makanan itu di atas meja ruang TV. Bersamaan dengan itu, dering ponselnya tiba-tiba saja berbunyi menandakan bahwa ada seseorang yang meneleponnya. Ternyata, yang meneleponnya adalah ayahnya. Ia pun mengangkat telepon itu.

"Iya?" ucap Tarisa pada ayah angkatnya yang berada di seberang telepon.

"Sudah diterima makan siangnya, kan?" ucap ayah Tarisa.

"Iya," jawab Tarisa.

"Oke, kalau begitu segeralah habiskan makan siangnya! Nanti ayah kirim lagi untuk makan malamnya," ucap ayah Tarisa.

"Iya," jawab Tarisa.

"Ayah tutup teleponnya, ya? Dah, sayang!" ucap ayah Tarisa.

Setelah itu, sambungan telepon itu pun terputus.

Tarisa lalu mencuci tangannya terlebih dahulu di wastafel dapurnya sebelum menikmati makan siangnya.

Setelah mencuci tangannya, Tarisa kembali ke ruang TV untuk mulai menikmati makan siangnya hari itu yang ayahnya kirimkan untuknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Crown Prince's Protector√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang