27👑

1.2K 106 28
                                    

Pagi telah menyapa. Namun, pangeran Jeevans masih larut dalam mimpinya. Pangeran bungsu itu tampak masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Tangan dan kakinya masih dirantai. Hidungnya terpasang nassal canula dan dadanya masih dipenuhi oleh kabel elektroda yang tersambung dengan mesin EKG.

Ceklek!

Pintu kamarnya dibuka dan menampilkan ratu Tsifira yang datang sambil membawa segelas susu dan sarapan pagi untuk sang pangeran bungsu. Ratu Tsifira lalu meletakkannya di atas meja samping ranjang pangeran Jeevans. Setelah itu, ratu Tsifira membuka gorden jendela kamar pangeran Jeevans hingga cahaya matahari pagi tampak masuk ke dalam kamar pangeran Jeevans bahkan sebagian cahaya itu tampak mengarah ke arah wajah pangeran Jeevans hingga membuatnya mengerutkan dahinya.

Pangeran Jeevans lalu membuka matanya pelan dan ia merasa pandangannya sangat silau. Ia lalu melirik ke arah ratu Tsifira yang kini tengah mematikan AC kamar pangeran Jeevans dengan menggunakan remot.

"Bunda.. silau..," ucap pangeran Jeevans dengan suara khas bangun tidur.

"Itu sinar matahari pagi, sayang. Ini sudah pagi, bangun dek!" ucap ratu Tsifira lalu menghampiri pangeran Jeevans dan meletakkan remot AC yang tadi ia pegang di atas meja dekat ranjang.

"Masih ngantuk, bunda.. Jeevans masih ingin tidur lagi," ucap pangeran Jeevans sambil menutup matanya kembali.

"Kok tidur lagi? Adek sarapan dulu, sayang. Bunda sudah buatkan susunya, nanti dingin jika tidak segera diminum," ucap ratu Tsifira.

"Tapi Jeevans masih mengantuk, bunda. Jeevans masih ingin tidur," ucap pangeran Jeevans.

"Ya sudah, tidur lagi saja tidak apa-apa jika memang masih mengantuk. Tapi jangan lama-lama bangunnya, ya? Sudah hampir siang. Nanti dimarahi ayah jika adek masih belum makan sarapannya dan minum obat," ucap ratu Tsifira.

"Hm," sahut pangeran Jeevans lalu kembali terlelap tidur.

Ratu Tsifira lalu mengelus rambut kepala pangeran Jeevans dan mencium kening pangeran Jeevans dengan sayang. Karena masih sangat mengantuk, pangeran Jeevans tidak peduli saat diciumi oleh sang ratu.

Ratu Tsifira lalu melirik ke arah mesin EKG yang menunjukkan grafik garis tanda detak jantung pangeran Jeevans. Ia seolah ingin terus pastikan bahwa jantung putranya masih berfungsi dengan sangat baik saat itu dan terus berdetak normal. Ia tidak ingin putranya tidur dalam kesakitan. Ia harus pastikan putranya tidur dengan nyaman.

Baru saja kembali terlelap, tiba-tiba saja raja Darvesh datang dan mulai mengganggu putra bungsunya yang sedang tidur itu.

"Belum bangun?" ucap raja Darvesh pada ratu Tsifira dengan suara pelan supaya tidak membuat pangeran Jeevans terganggu dalam tidurnya jika mendengar suara berisik.

"Tadi sudah bangun sebentar, tapi setelah itu dia kembali tidur. Dia mengatakan bahwa dia masih sangat mengantuk," ucap ratu Tsifira.

"Apa semalam tidurnya terlalu larut?" ucap raja Darvesh.

"Sebenarnya tidak, tuanku. Dia tidur pukul 8 malam saat kamu baru saja pergi ke pendopo untuk melanjutkan membaca buku kuno itu," ucap ratu Tsifira.

"Ah, tapi kenapa dia masih saja mengantuk?" ucap raja Darvesh.

"Biarkan saja, tuanku. Aku tidak tega tadi saat menyuruhnya bangun. Itu karena dia sepertinya memang masih sangat mengantuk. Padahal aku sudah siapkan sarapan dan susu untuknya. Tapi aku tidak bisa memaksanya untuk makan sarapannya sekarang karena dia masih belum berkenan bangun. Aku mengerti, jika tubuh masih dalam keadaan sakit, pasti tidurnya juga tidak senyaman biasanya. Jadi aku membiarkannya tidur lebih lama kali ini," ucap ratu Tsifira.

The Crown Prince's Protector√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang