THIRTEEN - Approaches 1

7K 860 89
                                    

"Aku pulang~" Ucap Angel begitu tiba di rumah namun tak ada seorang pun yang membalas ataupun menyambutnya.

Angel memegang erat gendongan tasnya sambil menundukkan kepalanya. Setiap hari selalu saja begini, selalu saja dirinya sendiri.

Gadis itu perlahan berjalan kemudian melirik kearah foto besar di ruang tengah yang menunjukkan sesosok wanita cantik yang tengah tersenyum manis sembari menggendong seorang bayi laki-laki dipangkuannya dengan ditemani oleh seorang laki-laki yang tampan yang juga tengah menunjukkan senyumannya.

Mata gadis itu sedikit bergetar melihat bahwa wajah wanita tersebut terlihat sangat mirip dengan wajahnya. Wanita tersebut tak lain adalah Ibunya yang sudah meninggal.

Ia belum pernah melihat secara langsung wajah sang Ibu. Ia hanya bisa melihat sosok sang Ibu melalui foto dan salah satunya dengan melihat foto di ruang tengah tersebut.

Sejak kecil ia sudah tau jika Ayahnya, Devano, masih menyalahkan dirinya atas kepergian sang istri, Eve.

Karena kelahirannya ibunya mengalami pendarahan hebat yang menyebabkan ibunya itu meninggal tak lama setelah dia lahir.

Meskipun begitu Devano masih menjalankan kewajibannya sebagai seorang Ayah seperti memberinya uang bulanan dan lain lain. Namun sebetulnya yang ia butuhkan bukan itu, tapi kasih sayang Ayahnya.

Ia terkadang bingung dengan sikap Ayahnya itu, terkadang ia merasa bahwa sang Ayah menyayanginya namun terkadang ia juga merasa bahwa Ayahnya itu membencinya.

Meskipun begitu ia tetap menyayangi Ayahnya tersebut, karena yang ia punyai saat ini hanyalah Ayah dan Abangnya.

Tak terasa air mata menggenang di pelupuk matanya namun Angel coba untuk menahan air mata tersebut kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Saat itu Angel tak sengaja berpapasan dengan sang Abang, Arga. Abang yang dulu selalu menjaga, merawat dan menyayanginya kini berubah menjadi sosok yang paling membencinya selain Rangga.

Gadis tersebut berniat untuk menyapa pemuda tersebut namun Arga sama sekali tak melihat kearahnya dan melengos begitu saja.

Angel hanya bisa menatap punggung Abangnya itu dari belakang dengan tatapan sedih. Semenjak dirinya mengatakan suka pada Rangga dan mulai mengejar lelaki itu, Arga mulai menjauhi dan bahkan kini membencinya.

Ia bingung, sebetulnya apa salahnya hingga Abangnya itu membencinya. Apa salah jika ia menyukai Rangga? Apa salah jika ia mencintai Rangga?

Ingin sekali Angel memperbaiki hubungan keduanya namun apa daya ia rasa Abangnya itu sangat membencinya dan membuatnya tak berdaya.

Padahal sekarang yang ia punya hanya Abang dan Ayahnya saja. Jujur ia sangat kesepian, ia tak punya tempat untuk mengatakan keluh kesah yang selama ini ia pendam rapat-rapat.

Memang is sudah memiliki dua sahabat yang sangat menyayanginya namun meski begitu ia juga ingin dekat dengan keluarganya dan memiliki sosok yang dapat menjadi pendengar yang baik untuk segala keluh kesahnya.

Angel gigit pelan bibir bawahnya mencoba untuk menahan tangis. Ia pun mempercepat langkahnya dan begitu berada di kamar air matanya pun tumpah tampa bisa ia tahan.

Disisi lain terlihat sosok Zea yang sedang berkutat dengan alat-alat masak ditangannya.

Saat ini fokusnya terarah pada handphone dihadapannya yang menunjukkan video tutorial untuk membuat makanan yang mudah.

Alasan yang membuatnya rela menyempatkan waktu untuk belajar memasak adalah karena ia ingin membuatkan Angel bekal untuk besok. Karena ia dengar jika mengejar seseorang puaskan dulu perutnya jadi ya ide ini pun muncul.

CRAZY?!Where stories live. Discover now