Chapter 5

4 1 0
                                    

"Enggak mau!"

"Harus mau pokoknya, temenin!" Senna mencurut bibirnya sedikit. Gadis itu cemberut, aku menolak keinginannya. "Bastian harus kenal cewek sebaik Lo,"

Apa aku sebaik itu? Sampai Senna dengan yakinnya mengatakan bahwa Bastian memang harus mengenal diriku. Tapi, baik saja tidak cukup untuk tinggal di zaman ini.

"Aku enggak pantes," itu kata-kata yang tepat untuk aku lontarkan.

"Siapa bilang? Lo enggak sejelek itu Ayana, Lo itu baik."

Enggak sejelek itu? Kulitku yang kusam tidak sejelek itu? Wajahku yang penuh bintik hitam, tidak sejelek itu? Dan porposi badanku yang lumayan gemuk, tidak sejelek itu?

Seandainya pemikiran orang didunia ini seperti Senna, melihat dari hatinya bukan wajahnya. Aku yakin akan banyak orang bahagia.

"Kelamaan mikir!" Sekali lagi Senna menarik lenganku, aku tidak mungkin memberontak. Semua orang memperhatikan gerak-gerikku apalagi sekarang aku berjalan menuju tengah lapangan. Rasanya aku mati kutu.

"Bastian!" Senna memanggil laki-laki dengan Jersey bernomor 13 itu. Laki-laki itu menoleh, tersenyum seraya melambaikan tangannya.

"Oh, Hai, Senna!"

"Hai, juga!" gadis itu membalas uluran tangan Bastian. Aku kikuk begitu melihat Bastian sedekat ini denganku. Wajahnya benar-benar tampan, dan senyumannya sangat manis.

Aku tidak berani menatap Bastian langsung, makanya sendari tadi aku hanya menunduk sesekali mencuri pandang ke arahnya.

"Ada waktu 'kan?" Senna kembali bertanya.

"Ada lah, apasih yang enggak buat lo?"

Aku mendengarkannya dengan seksama, padahal aku mendengarnya dengan telinga tapi efeknya sampai ke jantung. Dari leher menjulur ke telinga lalu kewajah, aku merasakan hawa panas. Ini kah yang dinamakan Blushing?

"Mau wawancara sebentar," ujar Senna.

"Lama juga boleh,"

Aku mengapit jari-jemari, melihat ujung sepatu. Aku merasakan Senna menarik lenganku untuk mendekatinya. Jantungku semakin berdegup kencang.

"Oh, iya Bastian, ini Ayana."

Akhirnya aku mendongak, sedikit tertegun melihat Bastian juga menatap diriku. Senyum kecil aku melambaikan tangan, "hai, Ayana!" aku membekap mulutku sendiri saat menyadari notasi suara ku agak kebesaran, hingga mengundang tatapan intens dari sekitar.

Bastian terkekeh kecil, "Bastian."

Ada yang lucu kah, sampai ia terkekeh begitu. Atau ada yang salah dengan penampilan ku. Aduh aku belum bercermin. Aku malu. Aku yakin wajahku sudah seperti kepiting rebus.

Aku tidak peduli, apa yang akan orang katakan. Yang aku pedulikan, senyuman Bastian yang begitu menawan.

"Oke kita mulai aja ya," Senna membuka ponselnya. "Gimana rasanya, jadi orang populer?"

Bastian kembali terkekeh, "Gua enggak sepopuler itu." aku melihat Bastian melipat kedua tangannya. "Biasa aja."

Aku semakin dibuat terbuai olehnya. Dia bilang Biasa saja. Aku tidak salah menyukai orang.

"Merendah untuk meroket ya, baik." Senna terkekeh geli.

Yang aku tahu, Senna dan Bastian itu sudah lama dekat. Senna bilang, mereka hanya teman. Jadi aku baik-baik saja, tidak merasa cemburu karena kedekatan mereka.

Wawancara berjalan dengan lancar, aku sampai tidak fokus, dari sebelah kiri melayang sebuah benda berbentuk bulat. Bola.

"Ayana awas!"

Bruk!

Aku memejamkan mata, saking terkejutnya. Teriakan peringatan dari Senna yang masih berdengung ditelinga ku.

Hingga detik kelima aku tersadar, bahwa aku tidak merasakan sakit sedikitpun. Aku terbelalak melihat seseorang melindungi ku dengan punggungnya.

Jantungku berdegup kencang, karena takut. Wajahku memerah merasakan aliran darah memanas. Menggigit bibir bawahku, gugup. Sayup-sayup aku mendengar suara Senna memanggil ku beberapa kali.

"Ayana, enggak apa-apa 'kan?"

Bahkan pertanyaan dari Senna tidak menganggu pandangan ku, aku tidak menoleh sama sekali. Aku tertegun sekali lagi saat orang itu membalas tatapanku.

Banyak yang memotret kejadian tadi, aku tersenyum tipis. Tapi tersenyum lebar dihati. Kali ini aku tidak salah pilih.

Bastian melindungiku dengan punggungnya.

🄸'🄼 🄿🄴🅁🄵🄴🄲🅃

🄸'🄼 🄿🄴🅁🄵🄴🄲🅃

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anggara Bastian

I'm PerfectWhere stories live. Discover now