BAB 1

105 18 7
                                    

Happy reading!!
Jangan lupa vote & comen!

*****

"Erlan!"Teriak anak laki-laki dari arah tangga.Anak itu berlari tergesa-gesa dengan wajah pucat pasi.

Mendengar ada yang memanggil namanya,Erlan menghentikan langkahnya kemudian berbalik untuk melihat seseorang yang telah memanggilnya.

Erlan mengerutkan keningnya binggung saat melihat Biru salah satu sahabatnya sedang berlari menuju kearahnya dengan wajah pucat pasi seperti habis melihat hantu.

"Kenapa?" Tanya Erlan saat Biru sudah berada di hadapannya.

Tidak ada jawaban....

Biru sibuk mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.Berlari menuruni tangga dari lantai tiga sampai lantai satu,benar-benar membuat dia seperti ingin mati.

"Ituu!" Ucap Biru terbata bata.

Erlan memutar bola matanya malas,Biru suka sekali bertela tele.

"Itu kenapa?"Kata Erlan.

"... Itu!!"

"Kalo ngomong yang jelas!gue sibuk." Ucap Erlan yang mulai kesal.

"Arlan!"

Saat mendengar nama itu,Erlan langsung  menyipitkan kedua matanya..

"Dia kenapa?" Ucapnya penasaran.

"Mending lo liat sendiri di gudang lantai tiga."

Saat mendengar itu Erlan langsung berlari menaiki tangga.Perasaan nya tidak enak,instingnya mengatakan bahwa saudara kembarnya itu sedang dalam masalah.

Erlan berlari tergesa-gesa dengan di ikuti Biru di belakangnya.Saat sudah sampai di depan gudang Erlan langsung menerobos masuk.

Saat Erlan masuk dia melihat Arlan yang sedang menghajar anak laki-laki dengan membabi buta.Di dalam ruangan itu terdapat lima anak laki-laki,empat di antaranya sudah tergletak tidak berdaya di lantai.

"ARLAN!" Teriak Erlan.

Teriakan itu tidak di gubris sama sekali,Arlan masih terus memukuli anak laki-laki yang sekarang sudah terlihat tidak berdaya.

"ARLAN BERHENTI!" Teriaknya sekali lagi.

Tapi lagi-lagi teriakan itu seakan angin lalu.

Erlan menajamkan kedua matanya..

Dia mengerti,sosok yang ada di hadapannya sekarang bukan Arlan melainkan Elang sosok yang Arlan ciptakan dalam alam bawah sadarnya.

"Elang!" Desis Erlan dengan sorot mata tajamnya.

Suara itu berhasil menghentikan aksi gila Arlan yang sekarang sedang di ambil alih oleh Elang.

Elang berhenti saat mendengar suara yang sudah tidak asing itu memanggil namanya.

Dia menatap wajah yang mirip denganya itu dengan tatapan tajam.

Erlan bisa melihat..

Sorot mata tajam itu tersirat akan kebenciaan.Tatapan dingin itu seakan menandakan bahwa si pemilik benar-benar muak.Dan sudah di pastikan bahwa si pemilik sorot mata itu adalah Elang.

Erlan yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan Elang,menatap manik yang mirip denganya itu dengan tatapan penuh luka.
Apa yang sudah membuat Arlan sampai bersembunyi dan membiarkan sosok Elang mengambil alih tubuhnya.

"Gue bukan Arlan." Ucap Elang dengan nada dingin.

"Gue tau."Balas Erlan.

Elang benci tatapan itu.

AMYGDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang