BAB 2

77 12 4
                                    

Jangan lupa vote & comen yaa!
Tandai jika ada typo.
Bahagia selalu buat kalian yang baca^-^

*****

Di tengah malam sosok remaja sedang duduk di atas motor kesayngannya sambil menatap lekat bangunan mewah yang ada di hadapnya.

"Angkat bang!"Umpatnya kesal saat sosok di sebrang telepon tidak kunjungan mengangkat panggilannya.

Sudah dua jam lamanya Erlan berada di tempat itu.Di bawah pohon di samping rumah mewah miliki keluarga Wiliam yang tidak lain adalah orang tua kandungnya sendiri.Sekarang saudara kembaranya itu sedang berada di sana.Meskipun rumah itu milik papah kandungnya tapi Erlan tidak bisa sesuka hati untuk memasuki rumah itu.

Erlan mengacak acak rambut nya frustasi.Sudah banyak pesan yang ia kirim kan tapi tidak ada satu balasan pun yang ia terima dari kembaranya.

Sudah di pastikan pihak sekolah akan melaporkan kejadian itu.

Erlan benar-benar khawatir jika Arlan akan mendapatkan hukuman atas perbuatannya.walaupun bukan Arlan pelaku sebenarnya,tapi tetap saja mereka akan menyalahkan Arlan sebab mereka tidak tau tentang penyakit mental yang anak itu derita.

"Lo mati apa gimana sih!"Ucapnya kesal.

Arlan menjatuhkan kepalanya di atas motor dia memejamkan matanya sejenak untuk menemalisir rasa sakit yang ada di kepalanya.

Tiba-tiba ada sesuatu yang mengenai kepala bagian belakangnya.Erlan reflek mendongkak,dan di atas balkon sana sosok yang sejak tadi ia khawatirkan sedang berdiri sambil bersedekap dada.

Erlan langsung membuka ponselnya agar bisa berbicara dengan kemabaranya melalui telepon karena tidak mungkin jika ia harus berteriak.

"Pulang!" Ucap Arlan ketus saat panggilan itu sudah terhubung.

Erlan tidak menghiraukan ucapan Arlan sama sekali.

"Lo di apain sama papah?"

"Gue gapapa."

"Pulang!"Lanjutnya.

"Buka balkon,gue mau naik."

Masuk melalui balkon merupakan cara yang sering Erlan gunakan agar ia bisa menemui kembaranya tanpa harus mendapatkan tatapan tidak suka dari papahnya.

"Ogah!"

Belum sempat Erlan menjawab,Arlan langsung mematikan sambungan secara sepihak.

Benar-benar menyebalkan.

Erlan langsung mendongak dan
di atas sana Arlan sedang memelototi nya dengan kedua tangan yang menyilang di dada.Arlan langsung menutup gorden balkon kemudian mematikan lampu.

Erlan sedikit kesal dengan tingkah menyebalkan saudara kembarnya,padahal dia benar-benar khawatir sampai rela menunggu hingga dua jam lamanya.

Erlan membuang nafasnya kasar.

"Jaga diri baik-baik bang.Maaf belum bisa jadi kakak yang berguna." Ucapnya dalam hati kemudian berlalu pergi."

Di atas sana Arlan tidak benar-benar acuh,laki-laki itu mengintip melalui celah gorden.

"Maaf."Ucapnya dengan nada sendu.

*****

Hari ini Arlan berniat ingin membolos untuk menghindari Erlan,dia tidak ingin bertemu dengan kemabarnya sebelum luka di sekujur tubuhnya benar-benar sembuh.

Arlan sedang mengendarai motor kesayangannya tanpa arah,dia tidak tau ingin kemana.

Saat Arlan melajukan motornya di jalan yang cukup sepi,dia melihat ada segerombolan anak berpakaian putih abu-abu sedang memalak seorang gadis.
Tapi ragu Arlan segera menghampiri mereka.

AMYGDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang