BAB 3

36 3 0
                                    

Happy reading!
Jangan lupa tinggalin jejak!!

.
.

Erlan merupakan sosok yang cukup pintar di sekolah nya.Dengan kepintaran nya Erlan sering kali memenangkan berbagai olimpiade yang laki-laki itu ikuti.Tidak heran jika di sekolah Erlan menjadi sosok yang cukup di kagumi.

Laki-laki dengan kacamata hitam yang setia bertengger di hidung bangirnya nampak sibuk dengan layar laptop di depannya.Sebagai ketua OSIS Erlan memiliki banyak tanggung jawab ia sering kali di suruh untuk menertibkan siswa siswi yang sering kali berbuat onar.Apa lagi bagi anak kelas dua belas yang sebentar lagi akan lulus.Erlan sering di buat sakit kepala akibat ulah mereka terutama saudara kembarnya sendiri.

Tiba-tiba ponsel di atas meja bergetar Erlan melirik,terdapat nama Biru di sana dengan cepat Erlan meraihnya.

"Lan."

"Iya."

"Gue udah keliling sekolahan tapi gue nggak nemu adik lo."

"Gudang lantai atas?"

"Udah gue cek tapi nggak ada juga."

Erlan menghembuskan nafas nya kasar,anak itu pasti membolos lagi pikirnya.

Erlan langsung mematikan telfon itu.

Masih banyak sesuatu yang harus dia kerjakan tapi Erlan mendadak tidak berselera menyelesaikan itu semua.Pikiranya melayang memikirkan nasib Arlan,beberapa bulan lagi mereka akan menghadapi kelulusan tapi anak itu masih saja main-main.

"Bisa nggak sih jangan bikin ulah terus,gue nggak bisa selalu lindungin lo dari amukan mereka." Ucap nya dengan nada seperti menahan emosi.

"Bentar lagi kita lulus gue nggak tau kedepan nya bakal kaya gimana,tapi gue yakin mereka bakal misahin kita lebih jauh lagi."Gumamnya dengan mata terpejam.

Setelah sekian lama terdiam Erlan bangkit dari duduknya meraphikan berkas-berkas yang berserakan di atas meja kemudian berlalu pergi untuk mencari adiknya.

*****

Bukan sekali dua kali Arlan membolos seperti sekarang.Erlan memutuskan untuk mencari Arlan di luar lingkungan sekolah,biasanya saat membolos Arlan akan menuju warung yang berada di pertigaan jalan menuju sekolahnya.

Dan Kini anak itu sedang asik bermain game bersama ketiga sahabatnya.

"Kakak lo nggak bakal kesini kan?" Ucap Bagas.

"Nggak tau." Balas Arlan dengan mata yang masih fokus pada game di ponselnya.

"Bahaya kalo sampe ke sini." Timpal Ali

"Nanti gue hajar biar nggak ngadu."

Erlan sering kali menangkap Arlan dan ketiga sahabatnya saat sedang membolos.Akibatnya mereka harus menerima hukuman yang cukup menyebalkan.

"Males gue kalo ketauan takut di suruh  bersihin sekolah malem-malem lagi."Ucap Bara bergidik ngeri memikirkan jika mereka harus membersihkan sekolah malam-malam seperti waktu itu.

"Kakak lo kalem-kalem gitu otak nya licik kaya setan." Sungut Bagas kesal saat mengingat kembali hukuman menyebalkan itu.

"Ngapain bahas dia nggak penting."

"Ngomong-ngomong sekolah sebelah ngajak duel tuh." Cletuk Bara tiba-tiba.

Mendengar itu Arlan langsung menghentikan game di ponselnya.Perkataan yang Bara ucapkan lebih menarik perhatiannya sekarang.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Oct 26, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

AMYGDALA Onde histórias criam vida. Descubra agora