06. Rencana yang gagal

94 67 47
                                    

Hai hai hai

Affah kabar nya nih ?

***

"Cara orang agar bisa bahagia itu beda-beda, namun orang lain jika melihat saya layaknya seperti orang gila. Padahal saya hanya ingin bahagia dan agar tidak menjadi gila"

~Kaivan Valerio Valera~

.
.
.

Suasana sore yang begitu nyaman dengan kendaraan yang berlalu lalang dan suara klakson yang begitu nyaring. Zahra hanya ingin ketenangan namun mungkin ia salah untuk jalan-jalan di Jakarta saat sore hari

Ia di rumah saat tidak betah dengan sikap Zafran yang selalu menyalahkan Zahra, karena kematiannya Zera. Zahra berjalan entah kemana yang ia tuju. Yang di pikirannya hanya kapan Zafran bisa menerima kenyataan pahit itu

I hate you

Aku sayang kamu tapi aku juga benci kamu

Sorry, karena sikap aku yang aneh

Perkataan Zafran tadilah yang membuat Zahra malas di rumah. Makanya ia keluar dan berjalan, menikmati udara sore hari di Jakarta. Saat akan melewati sebuah gang kecil, tangan Zahra di pegang dan di tarik oleh seseorang

Mereka bertiga tampak seperti preman. Tanpa aba-aba preman itu pun langsung menyerang Zahra. Aneh rasanya jika seorang preman tidak menjambret namun malah menghajar Zahra. Zahra pun menghindari serangan dari ketiga preman itu. Bayangkan saja tiga lawan satu. Rasanya sangat lelah bagi Zahra

BUGH

ARGH

Zahra pun membanting dan tubuh preman itu dengan sekuat tenaga. Namun sayangnya gang itu terlalu sempit, hingga tak leluasa untuk membalas serangnya

BUGH

ARGH

BUGH

"Sial" batin Zahra

Badan Zahra yang sudah tidak bisa di ajak kompromi itu pun, Zahra langsung mengeluarkan beberapa jurus Taekwondo nya itu. Hingga membuat preman itu berjatuhan di tanah. Setelah preman itu kalah melawan Zahra, preman itu lari entah menuju ke arah mana. Wajah Zahra yang penuh dengan lebam dan ia lupa membawa obat-obatan nya, ia harus bertahan hingga sampai di rumah nanti

"Gagal bos" ucap salah satu preman itu

"Gagal, ngak becus kalian. Tiga lawan satu aja kalian kalah, perempuan lagi" bentak orang misterius itu

"Yang penting kita udah lakukan apa yang bos perintah. Perempuan itu juga pandai bela diri, makanya kita kalah"

"Sekarang mana bayarannya"

Orang misterius itu pun mengeluarkan apa yang mereka ucapkan. Ada beberapa sejumlah uang di dalam kertas itu

"Makasih bos" ucap preman itu dengan tersenyum lebar dan meninggalkan orang itu

"Ckk, sial. Kenapa sih dia harus pandai bela diri. Tapi gak papa, masih ada banyak cara. Buat musnahin Lo" ucap seorang misterius itu dengan tersenyum ala devil

***

Zein dan Riska pun berjalan menikmati suasana sore hari. Dan tidak lupa dengan kemera kesayangannya Zein yang menggantung di lehernya. Zein pun sambil memotret beberapa orang dan bentuk awan yang indah, tidak lupa dengan memoto Riska juga

Saat Zein dan Riska berjalan, Zein melihat Zahra yang di kelilingi oleh lima orang laki-laki yang memakai jaket hitam. Zahra yang terus memegangi dadanya, membuat Zein melihat itu kaget dan lari menuju Zahra dan meninggalkan Riska

Aku Butuh Bukti Bukan JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang