27. demam

1.2K 106 11
                                    

Doyoung yang sedang berkutat dengan berkas para pasiennya pun kini berdiam diri di ruang kerja nya, ia sangat pusing seharian ini harus bolak-balik ke rumah sakit dan juga mansion karena beberapa keadaan darurat di rumah sakit dan harus ia tangani karena dokter jaga sedang absen.

Doyoung bisa saja menunggu di rumah sakit namun ia tak mau karena pasti akan suntuk disana. Ia pun bangkit dari duduknya dan melakukan peregangan pada otot²nya yang terasa kaku.

Ia hendak berjalan menuju dapur untuk membuat kopi, malam hari ini pun terlihat sepi karena para pelayan yang sudah kembali ke paviliun yang berada di belakang mansion ini, namun saat berada di dapur, ia melihat seseorang disana sedang meminum susu coklat siapa lagi jika bukan Gwey.

"Babe" sapa Doyoung dengan mengusap surai hitam milik Gwey.

Sang pemilik nama pun menoleh dan melihat Doyoung sebentar, "kak Doy belum tidur?"

Doyoung menggeleng lalu mengelap bekas susu yang ada di sekitar bibir Gwey.

"Kamu sendiri kok belum tidur?"

"Tadi udah tidur terus kebangun, yaudah akhirnya turun buat minum susu biar bisa cepet tidur lagi."

Lalu Gwey pun membuat kopi untuj Doyoung, pria itu hanya memandangi Gwey yang terlihat tau apa mau nya jika malam² ke dapur.

"Kak Doy ke dapur pasti mau buat kopi, nih aku bikinin" Gwey menyodorkan secangkir kopi.

"Makasih ya sayang, kamu emang yang paling bisa pahamin aku" Doyoung mengelus pipi Gwey.

"Yaudah kalo gitu aku ke kamar dulu mau tidur lagi"

"Emang udah ngantuk?"

Gwey menggeleng, "belum sih tapi aku coba buat merem aja"

Lalu ide terlintas di fikiran Doyoung, "kamu mau gak nemenin aku ngecek berkas rumah sakit?"

"Boleh kak?" Gwey memang antusias jika sudah membahas terkait rumah sakit dan pasien.

Ia pun mengekori Doyoung, selama beberapa tahun baru kali ini Doyoung memperbolehkannya ikut untuk melihat berkas rumah sakit.

Doyoung pun duduk di kursinya, sedangkan Gwey mengambil bangku untuk ia taruh di sebelah Doyoung, ia pun menatap beberapa dokumen dan beberapa file yang tertera di layar laptop milik pria itu.

"K-kak" panggil Gwey gugup karena penasaran dengan beberapa hal namun sungkan untuk mengganggu Doyoung yang sedang mode serius.

"Hm?" Doyoung berdehem tanpa menoleh kearah Gwey dan masih fokus dengan laptopnya.

Namun Gwey hanya diam tak berani meneruskan ucapannya, ia menaruh dagunya di meja dengan tumpuan tangannya.

Lalu tangan Doyoung terulur memegang kepalanya, "ada apa sayang? Ada yang mau dibicarain?"

"E-enggak kok, kakak lanjutin aja" Gwey masih gugup karena pria itu seperti benar² fokus pada pekerjaannya.

Lalu Doyoung pun menaruh kacamata yang ia gunakan tadi di meja, "udah ngantuk? Atau bosen?"

Gwey menggeleng, "aku pengen tanya sesuatu sebenarnya tapi takut ganggu kak Doy"

Doyoung terkekeh, "kamu bebas nanyain apapun"

"Bahkan soal rumah sakit juga?" Doyoung mengangguk menjawab pertanyaan Gwey.

"Emm kak Doy kan ahli bedah, gimana rasanya ngeliat banyak darah yang begitu banyak? Apa kak Doy gak takut?"

"Enggak dong, kan keluarga ku semua pekerjaannya di rumah sakit bahkan ayah aku juga pemilik rumah sakit tempatku kerja sekarang, jadi sedari kecil aku udah dikenalin gimana situasi dan kondisi yang terjadi di rumah sakit"

THE OTHER SIDE | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang