Thirty Eight

655 103 17
                                    

Laki-laki itu mengerem mobil secara mendadak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki itu mengerem mobil secara mendadak. Dari kejauhan mata nya melihat sebuah rumah yang cukup besar. Letaknya jauh dari kawasan ramai, bisa di bilang rumah mewah ini ada di tempat terpencil. Laki-laki itu memakirkan mobil nya di sela-sela tumbuhan panjang yang tumbuh ke atas sehingga menutupi sebagian mobilnya. Dia mematikan mesin dan lampu mobil lalu keluar mobil secara perlahan.

Matanya kembali menatap ponsel yang ada di genggaman tangan nya. Melihat titik pusat yang menunjukkan keberadaan ponsel Noelle. Dia menggunakan alat pelacak yang sengaja dia aktifkan sejak Noelle membeli ponsel baru.

Saat kaki nya ingin melangkah, sinar dari sebuah kendaraan membuatnya menunduk di antara semak-semak. Sebuah mobil datang lalu berhenti tepat di depan rumah. Jegas segera berdiri untuk melihat siapa yang keluar dari mobil itu. Pencahayaan yang minim dan jarak yang jauh membuat Jegas tidak melihat siapa laki-laki itu.

Laki-laki itu seperti berbicara sesuatu kepada 3 orang pria di hadapan nya. Tak lama, laki-laki itu memberikan sebuah koper kecil lalu 3 pria itu tersenyum dan berjalan menjauh dari rumah menuju pondok kecil yang letaknya beberapa meter dari rumah.

"Tumben Bos nyuruh kita nyantai gini? Mana dapet bonus tambahan" ujarnya sambil menepuk koper yang ia pegang

"Mikir bodoh! Dia mau seneng-seneng sama tu cewe"

"Anjing! Iya juga ya! Hahahaha. Rugi secantik itu di anggurin"

Jantung Jegas berpacu begitu cepat. Dia bukan anak kecil yang tidak mengerti maksud ucapan pria-pria ini. Jegas mempercepat langkah nya dia bersembunyi di balik semak-semak, pohon hingga akhirnya sampai di teras rumah. Jegas seperti mengingat sesuatu saat melihat mobil itu. Dia seperti sering melihat mobil ini, namun dimana? Dia tidak ingat.

Dia membuka pintu rumah secara perlahan takut terdengar oleh ketiga pria yang berada di pondok itu. Baru saja dia melangkah masuk. Suara pintu di pukul-pukul dengan sangat kuat serta suara teriakan memasuki indera pendengaran nya.

"Noly?"

Jegas segera mengikuti pendengaran yang membawa kaki nya melangkah. Menaiki tangga dengan sangat cepat hingga berlari mencari pintu yang menjadi tempat asal suara-suara tadi.

Suara teriakan demi teriakan membuat kedua tangan nya mengepal kuat. Jegas mendorong pintu itu dengan kaki dan bahu nya. Namun masih belum terbuka. Hingga pada akhirnya Jegas mengumpulkan semua tenaga nya lalu mendorong pintu hingga pintu itu roboh di buatnya.

Pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat, terekam jelas dimatanya.

"JANGAN SENTUH ADEK GUE BANGSAT!"

Jegas menarik Enino menjauh lalu melayangkan berbagai pukulan yang sangat kuat. Pukulan bertubi-tubi yang membuat sudut bibir Enino robek dan hidung nya mengeluarkan darah.

Bug...

Lalu Jegas menendang perut Enino sehingga laki-laki itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Je...hiks"

Adhiyaksa Family [END]Where stories live. Discover now