27. M | P A N A S

101 8 0
                                    




Pagi nya...

06.50

Kedua gadis itu sibuk dengan tas besar nya, entah lah apa yang mereka bawa. Padahal jika di lihat-lihat, Leon hanya menggunakan tas ransel biasa untuk 3 hari camping.

Sekarang mereka tinggal berangkat. Kecuali Leon, ia mengeluarkan mobil nya dari garasi. Govan sudah bicara dengan nya kalau berangkat di antar sopir saja, tapi laki-laki itu kekeh dengan pendirian nya, katanya sih mau jemput Mella dulu kalo masalah mobil bisa di ambil oleh orang markas.

Di sekolah tampak lumayan ramai. Para gadis-gadis sangat cantik dengan style mereka masing-masing.

"Pengumuman, untuk teman-teman semua silahkan menaiki bus sesuai nomor mohon tolong jangan bubar, barisan tetap rapi," ucap salah satu anggota OSIS.

Beruntung nya Mecca 1 bus dengan Feli dan Lea, tapi bukan hanya mereka saja. Leon dkk, Mella, dan Bella juga 1 bus dengan nya. Di tambah lagi pengurus bus nomor 3 ini adalah Daren, manusia yang paling ketat dengan peraturan.

Mecca berdecak lalu memutar bola matanya malas ketika Leon lebih dulu duduk, kursi nya dekat dengan jendela otomatis ia harus melewati Leon.

"Minggir, gue mau lewat," ucap Mecca.

"Eh misi dong gue mau duduk!" ucap seseorang dengan nada tinggi.

Leon membuka jalan untuk Mella duduk di samping nya. "Trus gue duduk dimana?"

"Terserah lo lah, lo juga bisa duduk di kursi gue tapi sama si cupu, cocok kok sama lo yang sama-sama cupu," ucap Mella melirik ke kursi paling belakang di sana sudah ada laki-laki dengan style cupu nya.

Bus sebentar lagi akan berangkat. Lea dan Feli juga sudah anteng karna mereka mendapatkan kursi paling depan, jadi tidak tau masalah apa yang terjadi di tengah dan belakang. Belakang sudah terisi oleh murid-murid nakal yang siap akan mengadakan konser.

"Yang belum kebagian kursi siapa? Tolong kalo udah di atur jangan pindah-pindah, jadi acak-acakan yang ada!" teriak Daren.

Di sebrang kursi Leon terdapat kursi kosong tapi pasti sudah ada pemilik nya jadi Mecca tidak bisa asal duduk begitu saja. Atau ia harus ke belakang bergabung dengan para artis-artis IHS?

"Gue!" Mecca mengangkat tangan kanan nya. Semua mata tertuju pada nya, lalu Daren menghampiri.

Daren melihat kertas yang ia pegang. "Lo sama Leon, kenapa lo bilang gak kebagian?"

Mecca bersedekap dada lalu menunjuk dengan bola mata. "Mella, lo belakang sama Tino kenapa lo di sini?"

"Lagian kan dia bisa duduk di tempat gue, kenapa harus ribet sih!" nyolot Mella tak mau kalah.

Daren mengangkat sebelah alis nya menatap Leon seolah-olah meminta penjelasan. "Ogah gue duduk sama dia," ucapnya namun ragu.

"Yaudah kalo gitu biar gue aja yang duduk sama Mecca," ucapnya seraya merangkul Mecca dan duduk di sebrang kursi Leon.

"Shit!" umpat Leon.

Merasa semua nya sudah tidak ada lagi yang bermasalah, bus mulai berangkat. Daren melirik Leon yang setia memasang wajah datar nya dan tak mengobrol sama sekali dengan Mella.

"Nih," Daren mengeluarkan permen lolipop berbentuk hati dari saku celana.

Dengan senang hati Mecca menerima nya, gadis itu juga mengeluarkan bekal dari totebag nya. Sebuah kotak makan persegi yang di dalam nya berisi potongan kue yang ia buat kemarin.

"Sebenarnya ini kue sisa kemarin yang gue buat, tapi masih enak kok. Kak Daren mau coba?" tawarnya.

Tak sempat Daren memperhatikan gerak-gerik Mecca lagi, ia kini sedang sibuk mengisi daftar hadir murid-murid yang menaiki bus nomor 3 ini.

MECCALINEWhere stories live. Discover now