08 - Perhatian

54 5 0
                                    

~ hari ini langit tersenyum cerah, hingga menampilkan seluruh bintang~

Di sebuah taman yang berada di tengah-tengah kota, terdapat dua bocah berusia 5 tahun berbeda jenis kelamin yang selalu bermain dari sore hingga waktu senja tiba.

Disetiap harinya, mereka berdua akan bertemu di taman ini. Selalu bermain bersama hingga lupa waktu. Saling menyayangi dan memancarkan kebahagiaan satu sama lain. Hingga bagaimana jika salah satu darinya pergi menghilang entah kemana?

"Iyo, gimana kalo nanti Ara udah ga jadi teman iyo lagi?"seorang perempuan bertanya dengan wajah yang sedikit sedih.

"Aku akan jadi temen kamu selamanya, walaupun kamu nanti ga mau jadi temen aku"balas bocah laki-laki itu sembari memandangi wajah sendu perempuan di depannya.

"Iyo janji bakal jadi temen Ara selamanya?"sembari menjulurkan keling kecilnya pada iyo.

"Aku janji, aku ga bakal lupain kamu. Kamu bakal jadi teman aku selamanya, kita juga akan bersekolah di sekolah yang sama"balas bocah itu sembari mengaitkan kelingking nya dengan kelingking Ara. Senyum manis pada wajah Ara pun terbit, tetapi seperkian detik senyum itu luntur.

"Gimana nanti kalo Ara ninggalin iyo?"bertanya dengan wajah sedih, tanpa melepaskan tautan jari kelingking mereka.

"Ara kan nga bakal kemana-mana. Ara bakal sama aku sampai kita sekolah. Kita juga udah janji bakal bersama selamanya "tidak mengerti maksud dari ucapan Ara, bocah laki-laki itu tetap berfikir positif.

Gadis itu tidak tersenyum sedikit pun, dia hanya menunduk menahan tangis.

"Ara boleh minta peluk iyo"mendapat balasan oleh bocah itu, Ara langsung memeluknya erat.

"Hiks..., Iyo maafin Ara ya kalo Ara ga bisa jadi temen iyo"dilepasnya tangisan itu pada pelukan iyo.

"Kamu ko ngomongnya kaya gitu. Kamu bakal tetep jadi temen iyo"balasnya sembari mengusap lembut kepala Ara.

"Ara minta maaf, kalo Ara ga bisa nepatin janji Ara"ucapnya sembari melepas pelukan mereka.

"Hey, emangnya kamu mau kemana? kamu ga bakal kemana-mana. Kita bakal terus bersama"diusapnya bekas air mata Ara. Ara tidak menjawab pertanyaan iyo, dia hanya menangis sembari menunduk.

"ARA"teriakan seseorang membuat Ara menolehkan kebelakang dan ternyata sudah ada abangnya, Ezhar.

"Ayo, mama udah nungguin kamu"digenggamnya tanggan mungil Ara oleh Ezhar. Iyo yang tidak tau menahu hanya mencegah tangan gadis itu satu laginya.

"Kamu mau kemana?"perasaan was-was mulai muncul pada iyo.

"Maafin Ara, iyo. Ara harus pergi dan mungkin nga bakal ketemu iyo lagi"air mata itu mulai turun kembali. Iyo yang tidak siap ditinggal oleh teman tersayangnya hanya menahan tangis saat melihat Ara mulai menjauh.

Bruk

Terduduknya iyo di atas tanah, seolah kehilangan seseorang yang sangat berharga. Dia menangis, tidak pernah terbayangkan teman kecilnya itu akan pergi meninggalkan dia sendiri.

Dear mamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang