19. Korban Selanjutnya

4 2 0
                                    

Sepulang sekolah murid 2-E masih berbincang mengenai masalah di kantin sesekali bertanya padaku mengenai peristiwanya. Mas Daniel sudah berkali-kali bertanya mengenai leherku yang dicekik oleh Riska dan aku selalu mengatakan baik-baik saja. Lagipula sudah disembuhkan oleh kekuatan rambutnya Zulfa jadi tidak masalah.

"Ini bukannya kejadian yang pernah kita alami gak sih. Cuman dulu, April yang dicekik oleh aura hitam jahat di laboratorium sekolah. Dan sekarang giliran Atma tapi ini merasuk ke jiwa manusia." celetuk Rudy yang ada benarnya.

"Jadi kesimpulannya?" sahut Haru.

"Kesimpulannya kita harus menemukan pelakunya yang bagiku. Pelakunya sama seperti yang mencelakai Runi dan Asya." kata Yugo membuat pasang mata tertuju ke arah pemuda berdarah Jepang itu.

Ia menutup kedua telinganya, berkata,"karena waktu istirahat tadi sebelum riuh kantin. Aku tidak sengaja mendengar suara wanita yang menghasut dua gadis itu."

"Karena aku ragu jadi aku tidak mengatakan apapun ke lainnya. Kenyatannya setelah mendengar kalimat penghasut tersebut. Ada sesuatu hal yang tidak terduga di kantin." lanjut Yugo merasa bersalah. Jika ia tidak ragu tadi, kejadian di kantin tidak akan pernah terjadi dan kedua gadis itu tidak akan melukaiku lebih dari ini.

"Gomenasai." kata Yugo sedikit membungkukkan badan.

"Eh tidak usah minta maaf. Jika tidak terjadi, kita tidak tau tanda-tanda keberadaan musuh kita kan. Jadi tidak perlu minta maaf." kataku cepat dan disahut oleh Haku kalau aku ini benar.

Secara tidak langsung, musuh itu memberikan banyak tanda dan ku rasa memang, sudah waktunya dia dikalahkan. Disisi lain, murid 2-E terkejut dengan kemampuan Pak Agus kalau beliau bisa mengeluarkan kekuatan seperti kami. Melihat kekuatan Pak Agus tadi, sangatlah hebat beliau memiliki kekuatan tumbuhan dimana kami pada saat itu pernah mencoba kekuatan yang super keren dari kekuatan imajinasi milik Judy.

   Aku tidak tahu, kekuatan tumbuhan Pak Agus itu memiliki tumbuhan beracun atau tumbuhan perobatan. Tapi jika ku lihat aksi Pak Agus tadi menangkap Riska dan Nelly, Pak Agus memiliki kekuatan type menyerang hanya menyerang. Secara melihat langsung. Dan hanya satu-satunya guru yang memiliki kekuatan seperti 2-E yaitu Pak Agus.

Niall ingin sekali ikut terjun bersama kelompokku dan kelompoknya Haku. Tetapi pemuda berambut abu-abu itu tidak ingin melibatkan semua teman-teman masuk ke dalam kasus ini. Dan Haku ingin meminta bantuan kepada kakakku: Mas Fajar dan Mas Taiga. Aku yang mendengar itu, terkejut.

"Eh Mas Fajar dan Mas Taiga?" ulang ku dan mencoba berpikir-pikir lagi.

'Kenapa harus Mas Taiga lagi yang ikut terlibat?'—batinku.

"Kayaknya Mas Taiga tidak bisa deh. Soalnya dia sakit." kataku.

April terkejut mendengar kalau Mas Taiga itu sakit. "Kakakmu yang cantik itu sakit? Kenapa kok sakit. Tumben sekali."

"Karena dia banyak tingkah makanya sekarang sakit. Gitu-gitu, dia tidak bisa diam loh, banyak tingkah dan membuatku pusing kepala." ucapku memegang dahi, jika membayangkan kelakuan kakakku satu itu memang tidak ada habis-habisnya.

Pemuda berambut pirang tersebut memasang wajah lesuh. "Ya, padahal aku ingin sekali membantu."

Jesse menepuk pundak Niall, berkata,"tidak apa-apa, kau ikut saja. Haku itu hanya mengetes aja."

"Huh, aku tidak mau terlalu banyak orang karena musuhnya ini bisa dikatakan cerdik. Dan ingin membunuh Atma," kata Haku, "tapi kalau kamu ingin ikut, Niall. Tidak apa-apa."

Niall yang mendengar ucapan dari Haku terlihat sangat senang bisa mengikuti misi ketua kelas untuk pertama kalinya. Ia ingin sekali, menjalankan tugas yang jarang sekali diikutinya. Kalau di rumah, Niall suka bosan. Setiap hari bermain game di rumah atau membantu pegawai di restoran. Jika itu ada perintah dari maminya saja sih.

Penggila Cinta {On Going}Where stories live. Discover now