02. libur

1.6K 272 72
                                    


Hari libur.

Libur, tuh, enaknya malas-malasan di atas kasur, bukan? Iya, sama kayak pasutri baru ini. Kemarin mereka ada acara keluarga, hingga pulang larut dan sekarang malas bangun.

Sudah jam delapan pagi, dan tak ada tanda bahwa mereka akan bangun. Mungkin sekitar dua sampai tiga jam lagi. Ya sudah, tak apa.

Masalah beres-beres bisa nanti. Yang utama itu tidur, istirahat, malas-malasan di atas kasur. Mumpung libur, loh. Sori juga semenjak sudah kembali bekerja jadi jarang memiliki waktu dengan [Name] lagi.

Sebelum menikah, Sori juga sibuk, sih. Bedanya sekarang mereka bisa bertemu tiap hari. Kan kalau dulu tak bisa tiap hari karena jadwal dan kesibukan masing-masing. Nah, sekarang bisa. Tiap pulang kerja disambut, dan lain-lain. Unch, untung juga ya.

Posisi mereka saat ini saling berpelukan dengan kondisi mata yang tertutup karena sedang tidur. Terlihat nyaman sekali pelukan mereka berdua. Join, dong.

Selama ini mereka hanya berani sampai kiss saja. Belum berani untuk ke level yang lebih tinggi. Paling sering, sih, pelukan. Padahal orang tua mereka sudah menunggu yang namanya 'cucu'.

Sebenarnya, Sori sudah bangun. Hanya saja tak ingin melepaskan diri dari pelukan [Name] juga dari kasur. Kasur mereka tuh posesif, maunya ditempelin terus. Gak boleh kemana-mana gitu.

Pelukan [Name] nyaman, Sori suka.

Merasa sudah terlalu lama ia memejamkan mata―niatnya agar tidur kembali, namun dirinya tak kunjung tidur. Akhirnya bosan juga, deh. Makanya sekarang ia berniat untuk melepaskan diri dari pelukan nyaman ini.

Harus bisa keluar dari zona nyaman.

Perlahan agar [Name] tak bangun, Sori memindahkan tangan [Name] yang melingkar di tubuhnya. Ia bangun dari kasur yang posesif padanya itu―menuju ke kamar mandi untuk sikat gigi. Sikat gigi saja, mandi urusan belakangan.

Dulu, sih, Sori itu rajin bangun siang. Entah kenapa semenjak mulai kuliah dan kerja, dia jadi lebih sering bangun pagi dan tak bisa tidur nyenyak lagi setelah bangun pagi. The power of kerjaan. Bisa bikin orang jadi rajin bangun pagi.

Selesai menggosok gigi, Sori kembali naik ke atas kasur. Mengambil ponselnya untuk bermain game online sambil menunggu istri tercinta bangun.

Main Plants vs Zombie.

Sori suka kesal kalau bunga mataharinya dimakan sama si zombie. Tapi dari situ dia jadi menang terus karena terlanjur kesal, dibasmi semua, deh, zombienya.

Sepupu-sepupunya tuh, ya, tiap bangun pagi istrinya dicium, dipeluk, digodain. Lah Sori malah main game. Ini mah nikah biar makin deket doang.

"Mamam tuh mampus! Siapa suruh makan bunga matahariku? Udah tau sumber uangku cuma dari sana."

Waduh, asik banget kayaknya. Sampai [Name] yang tadi masih di alam mimpi mulai setengah sadar karena terganggu dengan Sori.

Ya iyalah, volume-nya aja sampai maksimal, terus dia dari tadi mukul-mukul kasur kalau si zombie makan bunga matahari. Kan [Name] jadi bangun.

"Masih pagi udah main game aja."

"Shuuut! Kamu bukan Bunda, diem dulu. Ini bentar lagi menang."

"Ya minimal kecilin suaranya, bocaaah."

"Kalau dikecilin nanti gak seru."

"Ganggu orang tidur."

"Pindah tempat, lah."

Duh, [Name] baru bangun tidur sudah disuruh marah-marah aja, sih. Sama kayak zaman SMA dulu. Baru masuk kelas sudah dibuat marah sama Sori.

Melihat Sori yang tak mau mengalah dan sepertinya tidak ada niat untuk mengangkat pantatnya dari kasur―akhirnya, [Name] yang mengalah. Sebel [Name], tuh. Suami orang pasti selalu ngalah sama istrinya. Tapi kenapa Sori gak mau ngalah? Malah kadang dia ngalah dengan ikhlas karena gak tahan sama muka melas Sori.

Emang, ya, muka.

Dengan wajah ogah-ogahan, [Name] bangun dari tidurnya. Membawa guling dan bantal untuk pindah kamar. Ada kamar tamu kok di bawah. [Name] akan melanjutkan tidurnya disitu.

"Nanti tolong plastik sampah buang ke tempat sampah luar, ya. Udah penuh, kamu harus ganti plastiknya. Aku mau tidur sebentar lagi."

"Yayayaya."

Sampai [Name] keluar kamar pun, Sori tak sadar. Dia terlalu fokus pada game yang sedang ia mainkan.

Astaga, Sori.

――BESTIE。

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima puluh menit. Yang artinya sepuluh menit lagi jam sebelas dan Sori masih di kasur.

"Yes, selesai!"

Pemuda dengan kaos hijau pastel itu meregangkan otot-ototnya. Dia melihat ke samping, sedikit terkejut ketika tak menemukan sosok perempuan yang seharusnya ada di situ.

"Loh, [Name]?"

Baru sadar loe?

"Waduh...." oke, Sori baru sadar jika ia sedang berada dalam masalah. Segera pemuda itu menaruh ponselnya di kasur, lalu turun ke bawah―berusaha sebisa mungkin memasang wajah biasa saja, dan siap memasang wajah memelas jika [Name] marah.

Saat di tengah-tengah tangga, sekitar empat sampai lima anak tangga lagi untuk sampai ke lantai bawah, Sori melihat [Name] yang sedang memegang plastik sampah sudah penuh. Nampaknya gadis itu ingin membuang keluar, buktinya ia menuju ke arah pintu luar.

Tapi, begitu matanya dengan mata Sori bertemu―keduanya langsung diam sesaat. Sori masih bersikap seolah tak apa. Sebelum ia ingat apa perkataan [Name] tiga jam lalu.

"Nanti tolong plastik sampah buang ke tempat sampah luar, ya."

Oh, tidak. [Name] sedang mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh Sori tadi. Karena Sori tak kunjung turun, akhirnya [Name] yang melakukannya.

'Mampus.'

[Name] diam saja. Hingga Sori kembali berlari ke atas untuk kabur, dirinya baru bergerak, menaruh plastik sampah itu dan mengejar suaminya yang tak bisa diandalkan pagi ini.

"SINI LO SORI!"

"HUWAAA MAAF [NAME]! AKU LUPA!"

"GAK ADA MAAF-MAAF!"

Ya sudah, tak heran kalau habis ini ada yang babak belur. Itu karena kesalahannya sendiri.

___________

sorry guys, harusnya ini kuup kemarin tapi aku keasikan baca buku 😔

aku habis baca A Good Girl's Guide to Murder. Belum selesai, sih, tapi itu lumayan seru!makanya tadi malem aku gak sadar woy, tiba-tiba udah jam setengah dua belas.

Setelah sekian lama cuma baca poetry books sama fanfiction books, aku balik baca fiction books lagi. bau-bau aku bakal lupa waktu, apalagi nanti libur whdidjd kalau lewat jadwal up, ingetin aja ya guys!

Semangat yang puasaaa, masih lama boeka nya.

Ini sori termasuk suami takut istri /heh

See u nanti!

bestie; b. sori [√]Where stories live. Discover now