Bab : 04

60 7 1
                                    

Sabtu, 11 Juni 2023

—oOo—

"Aku mengurung mereka di dalam jeruji besi."

Kalimat di balik senyuman itu membuat hati Kia mencelos. Terlalu enggan mengangapnya lelucon, tetapi juga terlanjur tak percaya jika hal itu sungguh terjadi. Dan disinilah ia berdiri saat ini, di hadapan sebuah jawaban yang memuaskan Kia dari rasa penasarannya. Berdiri di sebuah ruangan besar di mana ada sekat jeruji besi membentang antara dinding dan dinding lainnya.

Kia membatu di samping pria tinggi yang membuatnya tampak mengerdil. Heeseung berdiri santai, menyaku tangannya di celana.

"Aku tidak berbohong, kan?"

Rasanya sulit sekali bagi Kia untuk menoleh ke arah Heeseung. Meskipun di dalam jeruji besi itu dipenuhi furnitur mewah dengan dua ranjang, boneka-boneka besar, sofa bulu yang terlihat nyaman diduduki dan sebuah mesin game arcade, tetapi tetap saja Kia menaruh heran pada jeruji besi berwarna emas yang membentang di dalam ruangan itu.

"Sunoo, Jungwon..." panggil Heeseung.

Dua pemuda yang tengah terlelap di dua ranjang berbeda itu tidak bergeming. Sehingga Heeseung harus membuka pintu jeruji dan memasukinya. Duduk di samping pemuda yang tidur di atas ranjang berwarna biru.

"Sunoo, bangunlah." Heeseung mengusap kepala pemuda itu.

Ia bernama Sunoo. Pemuda yang kini terlelap sambil menghisap jempol tangannya sementara lengan rampingnya memeluk bantal pinguin.

Alih-alih bangun, Sunoo hanya menggeliat. Sementara pemuda di atas ranjang berwarna kuninglah yang terbangun dari lelapnya. Mengucek mata sambil menghampiri kakaknya.

"Hyung..."

"Kemarilah, Jungwon."

Jungwon mendekat tanpa ragu. Masuk ke dalam pelukan Heeseung.

Kia menikmati pemandangan itu dengan mulut yang terkunci rapat. Tidak tahu harus berkata apa dan bertindak bagaimana. Sedangkan ia tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi di sini.

Sementara itu, di balik lengan kukuh yang merengkuhnya, Jungwon mengintip Kia takut-takut.

"Siapa dia?" tanyanya lirih.

"Hm?" Heeseung melihat arah mata Jungwon tertuju. "Oh, itu Kia. Teman baru kita."

"Teman?" Jungwon menatap Heeseung dan Heeseung pun mengangguk.

"Iya."

"Bukan dokter?"

Mendengar Jungwon mengucap kata dokter, kedua mata Sunoo membelalak tiba-tiba. Ia menatap Heeseung, bermimik sedih sehingga kedua matanya memerah.

"Nunu tidak mau dokter." Ia menangis, meringkuk di atas ranjang dengan kedua tangan mengepal di dada.

"Tidak, Nunu. Bukan dokter," jawab Jungwon. Ia melepaskan diri dari pelukan Heeseung dan membisiki Sunoo, "dia teman."

"Teman?"

Jungwon mengangguk.

Heeseung hanya tersenyum lembut menyaksikan adik-adiknya. Sementara tangan kirinya memberikan usapan lembut pada punggung Sunoo, tangan kanannya melambai ke arah Kia.

"Kemarilah."

Tapakan kaki Kia membelah lantai. Tatapannya mematri dua pemuda berwajah mirip di samping Heeseung. Dahinya mengerut samar, pikirannya dipenuhi sebuah tanda tanya mengenai usia kedua pemuda yang bisa Kia klaim sebagai kembar dan sikap mereka yang seperti anak-anak.

BLACK ACEWhere stories live. Discover now