34

3.2K 336 3
                                    

Setelah perbincangan nya dengan dokter tadi. Afan kini sudah berada di taman belakang rumah sakit ia berniat mencairkan fikiran nya sejenak. Ucapan dokter tadi benar benar berpengaruh dengan fikiran nya

Menarik nafas dan membuang nya secara kasar afan lakukan. Ia benar benar frustrasi kali ini. Bagaimana tidak?

Coba orang yang kalian sayang bahkan kalian cinta sedang berjuang dengan penyakit nya dan dengan bodohnya kalian malah menyakiti nya

Afan mengangkat kepalanya dan melihat rindang nya matahari sore yang tertutup pohon. Tenang rasanya namun hatinya belum sepenuhnya tenang

"Kenapa harus Sri?!" Gumam afan dengan wajah memerah

"Kenapa harus dia Tuhan?"

"Kenapa?"

Afan melirih sakit tenggorokan nya seperti tercekat.

Membuatnya harus menutup wajahnya yang sudah di pastikan tidak lagi cerah

"Warna hidupku baru saja berkembang tapi" menunjuk langit sore ini dengan emosi nya

"kau-kau!" Deven

"Ingin kembali merenggutnya~"

Afan melemah kali ini ia tak kuasa lagi menahan bendungan air mata nya, la seperti dejavu ia kembali harus merasakan kehilangan yang begitu menyakitkan. Rumah sakit? Cih. Ia benci sekali Rumah yang berkedok sehat




...




"Afan mana ma?"

Sridevi mengerucutkan bibirnya saat ia lelah menunggu afan kembali dari ruang dokter. Pasalnya sudah 1 jam berlalu dan afan sama sekali belum menunjukkan batang hidung nya disini

"Sabar, nanti jug-"

Klek-

"Afan!"

Yang baru saja masuk dan terpanggil pun menoleh dan menampilkan senyum lebar milik nya. Membuat sridevi seorang yang memanggilnya tadi ikut tersenyum dibuatnya namun dalam hitungan detik ia kembali memasang wajah kesalnya

Deven yang melihat itu sedikit terkekeh dan mendekat.

"Kenapa?" Sridevi hanya diam dan tetap menatap lurus kedepan tanpa mau menoleh ke arah afan yang sudah bertanya mama dan papa yang melihat ini pun mencoba memberi ruang dengan ber- alasan ingin mencari makanan sebentar padahal baru 1 jam lalu mereka kembali dari cafetaria

Afan terus terkekeh melihat sridevi yang sedang merajuk karna dirinya yang lambat sekali kembali. Bukan apa ia hanya ingin sedikit ketenangan jika tadi ia langsung kesini sudah dipastikan afan akan meluapkan emosi serta tangisan nya depan sridevi. Yang jelas afan tidak mau itu terjadi cukup untuk menyakiti sridevi cukup

"Hey, kenapa si?"

"Kamu lama!" Ketus sridevi

Afan menacak rambut sridevi gemas dan duduk di samping ranjang dengan menatapnya secara intens. Sedangkan yang ditatap dengan seperti itupun hanya merona dengan pipinya

"Sri, liat aku"

"Sri.."

Afan terus memanggil sridevi agar mau melihat nya ya setidaknya hanya sridevi yang bisa membuat dirinya tenang.

Sesederhana itu lah kebahagiaan afan

Menarik dagu Sridevi dengan telunjuknya hingga kini afan sudah dengan jelas melihat mata serta wajah sridevi. Pucat itulah yang dilihat nya kini

"Apa" ketus sridevi kembali

"Eh kok galak?"

"Bodo! Kamu yang mancing kok"

Everything ✓Where stories live. Discover now