17

1.2K 243 42
                                    

Skyla tidak berpikir Mark akan segera pulang.

Sejak kemarin kedatangannya yang tidak disambut dengan begitu baik.

Meski emosinya sendiri sempat meledak.

Skyla perlahan menenangkan dirinya, mencoba mengerti bahwa mungkin saja suaminya itu membutuhkan waktu.

Namun sekarang, di ruang tengah, dengan pintu yang baru saja terbuka itu.

Mark Lee.

Melangkah masuk dan sorot mata keduanya langsung bertemu.

Tidak ada sepatah kata pun.

Baik Skyla maupun Mark.

Keduanya hanya diam.

Mark yang pertama memutuskan kontak mata itu.

Lelaki itu meneruskan langkahnya.

Skyla pun, gadis itu mengabaikan, dengan cepat masuk ke dalam kamarnya.

Membiarkan suasana rumah menjadi sedikit mencekam.

Tapi tetap saja.

Skyla.

Dengan beribu pertanyaan, perasaan khawatir.

Sekedar memikirkan apakah suaminya itu makan dengan baik belakangan ini?

Mengepalkan tangannya kuat.

Ia tidak bisa seperti ini.

Ia tidak bisa mengabaikan suaminya.

Mengetahui orang yang dicintai tengah terluka, adakah yang hanya bisa berdiam diri?

Meyakinkan diri.

Gadis itu kembali melangkah keluar, tujuannya.

Mark.

...

Kamar berpintu cokelat itu diketuk dengan hati-hati.

Beberapa kali ketukan, seperti tidak ada jawaban.

Kamar itu begitu hening, menambah rasa kekhawatiran.

Skyla tidak putus asa, mengetuk beberapa kali lagi, lebih keras.

Harapannta terwujud, Mark membukakan pintu.

Lagi. Tidak ada yang langsung berbicara.

Memangnya apa yang bisa dikatakan jika hanya saling beradu sorot mata?

"Bicaralah," Skyla memohon.

Mark hanya diam, seolah tak ada sedikitpun keinginan untuk mengucapkan apapun.

Kepada Skyla yang seharusnya berhak tahu.

Karena gadis itu istrinya.

"Mark.." Skyla melirih, sebegitu tidak inginkah Mark berbicara padanya?

Tidakkah lelaki itu tahu bagaimana kacaunya perasaannya selama menunggu?

Mengkhawatirkan jika ia terluka.

Gadis itu bahkan tidak mempedulikan perasaan dan kondisinya sendiri.

Skyla menundukkan wajahnya, pandangannya mengabur.

Jika seperti ini, tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Mark tidak ingin bicara padanya.

"Aku akan terus menunggu sampai kau mau berbicara, meski tidak sekarang.. aku mengerti,"

Skyla berbalik, tak ada pilihan, untuk sementara ia harus menekan perasaannya.

Membiarkan Mark.

Beberapa langkah, kemudian terhenti.

I Wish It Wasn't You | Mark Lee  (completed)Where stories live. Discover now