BAB 2: Woody Lavender

34 4 1
                                    


Umiy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umiy

Aa, jgn lupa slt Subuh, ya!

kbrin kl udh nyampe

Sebuah senyuman terbit di wajah Najmi. Dia menghentikan langkah lalu bersandar pada salah satu sudut bandara. Dengan lincah, dia mengetik balasan pada umi. Setelah mengembalikan ponsel ke dalam saku celana jeans, Najmi kembali menggeret koper berukuran kecil yang bisa dimasukkan ke kabin pesawat. Jaketnya disampirkan di atas pegangan koper sementara benda elektronik dan juga buku ada di dalam tas ransel hitamnya.

Pandangan Najmi menyapu terminal 3 keberangkatan internasional bandara Soekarno-Hatta. Suasana tampak berbeda jika dibandingkan tahun sebelum virus Corona menjangkiti hampir seluruh penduduk di Bumi. Selama pandemi berlangsung, Najmi memilih untuk tidak pulang ke Indonesia. Dia baru kembali mengunjungi keluarganya pertengahan Februari 2023.

Hampir 6 tahun Najmi bekerja di Singapura sebagai pemilik sebuah perusahaan bisnis konsultan bernama Ninety Nine Holdings. Pada awalnya perusahaan itu berdiri di Bandung. Karena kepiawaian dan kecerdasannya, Najmi mendapatkan investor besar dan memindahkan kantor pusat ke Singapura. Biasanya dia akan pulang ke Indonesia 1-2 bulan sekali, selama 4 hari.

Sejak kedatangannya di bandara hingga memasuki area boarding, tak sedikit wanita yang melirik, menoleh, bahkan tanpa sadar mengikutinya. Paras Najmi sekilas mirip dengan salah satu idol Kpop. Walaupun dia tidak menganggap demikian.

Merasa mulai tidak nyaman dengan pandangan wanita di sekitarnya, Najmi memutuskan untuk memasuki VIP lounge milik maskapai yang akan dia tumpangi. Setelah menunjukkan kartu penumpang prioritas, Najmi melangkah menuju tempat duduk yang menyuguhkan pemandangan runaway pesawat. Dia sangat suka melihat pesawat lepas landas.

Najmi mengeluarkan ponsel dari saku kemudian membidik beberapa sudut bandara yang menarik perhatiannya. Dia melihat hasil tangkapannya pada layar ponsel, sebelum meletakkan benda elektronik tersebut di atas meja. Lalu dia mengeluarkan sebuah novel dari dalam ransel dan mulai tenggelam dalam kisahnya.

"Sayang, sini dulu."

Najmi mengangkat wajah saat mendengar kalimat yang membuat telinganya gatal. Dia memperhatikan pria berseragam pilot berjalan cepat sambil menggandeng erat wanita berkerudung baby pink. Kemudian duduk tak jauh dari meja Najmi. Si pria memunggunginya sementara sang wanita sebaliknya.

"Makan dulu. Aku seminggu nggak di sini. Kamu jangan sampe sakit, Sayang."

Najmi bergidik sambil menutup novel tadi. Konsentrasi membacanya buyar. Beberapa tahun ke belakang dia tidak terlalu peduli jika melihat pasangan-entah pacar atau suami istri-jalan bersama. Namun, akhir-akhir ini dia mulai terganggu. Apalagi ditambah obrolan umi dan abahnya kemarin malam yang meminta Najmi untuk segera menikah.

"Kamu udah di tahap usia matang buat menikah, A," ujar abahnya membuka topik pembicaraan. "Perusahaanmu sudah bisa dikatakan stabil dengan keuntungan yang menjanjikan. Sudah punya satu kantor cabang di Jakarta. Apalagi yang kamu cari?"

Longevity Base : Secretly CloselyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang