Bab 7: Red Hibiscus

10 2 0
                                    

"Konsultan bisnis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Konsultan bisnis. Pernah denger?"

Pertanyaan Lana—salah satu sahabatnya di komunitas arisan Longevity Base—kembali terngiang di telinga Anya. Tatapan matanya tertuju pada layar ponsel yang menampakkan nama Joanna Samantha. Tangan kanan pemilik Ninety Nine Holdings, salah satu perusahaan jasa konsultasi bisnis ternama. Anya mendapatkan kontaknya dari Lana. Namun, hingga saat ini kontak tersebut belum berpindah ke tangan Rafa.

Di sisi lain, Bee You tidak bisa menunggu hal yang tak pasti. Apalagi penjualan mengalami penurunan signifikan dalam 1,5 bulan terakhir. Momen Ramadhan dan Idul Fitri tidak mampu mendongkrak penjualan produk yang ada di Bee You, baik offline ataupun online. Anya harus bisa memikirkan jalan keluar lain.

"Tok ... tok ...."

Anya mendongak. "Ka–Pak Rafa."

"Kamu kenapa? Sakit kepala lagi?"

Anya terkejut melihat Rafa sudah berada di dekatnya. Dia menegakkan posisi duduk lalu menggeleng. "Sorry, Pak. Udah beberapa hari masih belum bisa cari solusi lain."

"I know." Rafa menyandarkan badannya di meja lalu memiringkan wajah menatap Anya. "Dark circle kamu nebelin, deh. Ditambah ruangan ini masih kosong sama kayak dua bulan lalu. Merana banget perasan jadi CFO." Rafa terkekeh-kekeh.

"Ya, gimana lagi. Belom ada waktu. Nanti aku belanja ke Ikea paling. Pake uang sendiri, kan?"

"Pake uang aku aja."

"Nggak, ah! Setidaknya kalo suatu waktu aku dipecat, masih ada barang yang bisa dibawa."

Rafa tertawa terbahak. Tangannya hendak menjawil pipi Anya, tetapi wanita itu sudah keburu menghindar. "Pakai uang kamu, tapi aku anterin. Deal, ya!"

"Deal apanya? Aku bisa sendiri, kok. Lagian jadwal Bapak, kan, padat."

"Sok tahu kamu!" Rafa memukul pelan kepala Anya menggunakan penggaris. "Kalo kamu sendiri, bawa barangnya gimana?"

"Pake jasa pengiriman dari Ikea, kan, bisa, Pak."

"Oh ... aku kira kamu mau bawa pake MRT."

"Pak Rafa! Nggak lucu, ah, becandanya."

"Ngambek, nih?" Rafa berusaha mendapatkan perhatian lagi dari Anya. "Cantiknya ilang, lho."

"Pak ... ini kantor."

Rafa tertawa geli. "Iya, ini kantor. Mau belanja kapan?"

"Yang pasti nggak hari ini." Wanita berkerudung cokelat muda itu mengangkat kedua bahunya. Perlakuan Rafa padanya tak berubah meski kondisi perusahaan membuat mayoritas karyawan berada di dalam roller coaster. Anya akui, perasaannya pada Rafa masih sama seperti dulu. Sehingga ketika pria itu memperhatikannya, Anya lupa akan statusnya sekarang. Walaupun sejak dekat dengan pria itu, Anya sudah menolak untuk bersentuhan dengannya.

Longevity Base : Secretly CloselyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang