Berbagi

38 18 2
                                    

Selamat membaca

Sore ini Starla datang lagi ke masjid dekat rumah tinggal Yusra. Kedatangannya hanya seorang diri, tanpa ditemani oleh Belinda. Starla sengaja memisahkan diri dari Belinda dan melontarkan alasan palsu untuk bisa ke tempat itu. 

Starla membawa dua kardus berisi aneka takjil yang memang tujuannya akan dibagikan kepada para jemaah, juga para pejalan yang kebetulan melewati tempat itu. Alih-alih meminta bantuan Belinda seperti biasa, Starla justru membawa bala bantuan dari anak-anak jalanan yang sering dia undang untuk menikmati es krim gratis di kedai. Bahkan Starla merogoh tabungan pribadi untuk kegiatan tersebut, agar Belinda tidak mengetahuinya.

Kebetulan, tema kultum kemarin malam yang disampaikan oleh Cakra adalah tentang sedekah. Katanya boleh dilakukan secara terang-terangan maupun sebaliknya. Starla memilih melakukan sedekah dengan cara kedua, yaitu diam-diam. Bukan hanya berbagi takjil gratis, Starla juga memasukkan beberapa lembar uang ke dalam kotak amal masjid. Tentu tanpa diketahui oleh siapa pun.

Masjid itu bukan satu-satunya tujuan Starla. Dia sudah membuat daftar masjid yang akan dikunjungi olehnya setiap sore selama bulan puasa. Namun, tentang masjid tersebut yang dijadikan tempat pertama mungkin karena hari kemarin Starla disambut hangat oleh warga di sana.

“Loh, Nak Starla?” Bu Aisyah datang ke masjid dengan membawa panganan untuk berbuka puasa.

Perlu waktu beberapa saat bagi Bu Aisyah untuk memastikan bahwa gadis itu benar Starla. Sebab, penampilan Starla sedikit berbeda dengan hari di mana mereka bertemu untuk pertama kali.

Saat ini tidak ada gamis syar’i yang menutupi tubuh Starla. Gadis itu mengenakan atasan hoodie putih dipadukan degan celana jin dan sepatu kets. Serta selembar kerudung tipis yang disampirkan pada bagian kepala. Rambut Starla masih terlihat.

“Bu.” Starla menyambut sapaan Bu Aisyah dan menyalami tangan kanannya dengan santun.

“Lagi ngapain di sini?” tanya Bu Aisyah penasaran.

Starla kebingungan. Tidak tahu harus memberi jawaban dengan berterus terang atau mengarang cerita saja.  Dia sedikit khawatir akan menjadi riya kalau mengaku sedang berbagi takjil. Namun, dia juga tidak tahu harus membuat alasan apa yang tidak terkesan mengada-ada.

“Eum ... “ Starla memutar otak memikirkan jawaban.

Bu Aisyah menatap Starla dengan saksama. Perempuan itu sepertinya enar-benar ingin tahu alasan keberadaan Starla di sana.

“Ini, Bu ... Lagi nemenin anak-anak itu.” Starla tidak menemukan jawaban lain.

Bu Aisyah mengalihkan pandangan pada sekumpulan remaja tanggung juga anak kecil yang sedang membagikan makanan di pinggir jalan. Ada juga yang sedang menata takjil di halaman masjid. Seolah sudah cukup puas dengan jawaban Starla, Bu Aisyah tidak lagi bertanya-tanya tentang alasannya.

“Cuma sendiri? Teman kamu mana?” Bu Aisyah beralih menanyakan keberadaan Belinda.

“Enggak ikut, Bu. Lagi ada urusan lain,” jawab Starla sekenanya.

Bu Aisyah manggut-manggut. “Mau buka bersama lagi di sini lagi?”

Starla menggeleng. Niatnya segera pulang ke rumah karena puasanya hari ini hanya sampai jam 12 tadi siang. Starla bisa menahan lapar karena tidak sempat bangun sahur. Akan tetapi, dia tidak sanggup menahan dahaga yang mendera. Apalagi cuaca hari ini panasnya luar biasa. 

“Buka puasa di rumah Ibu aja, yuk!” ajak Bu Aisyah antusias.

Setiap sore di masjid itu memang megadakan acara buka puasa bersama. Meskipun demikian, Bu Aisyah dan keluarganya tidak selalu mengikuti acara tersebut.

Closer to You (Tamat) Where stories live. Discover now