❶❹ Penyelesaian masalah

929 100 8
                                    

"Ini sifat buruk lo Vi, plinplan dan gak bisa ngambil keputusan tegas

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Ini sifat buruk lo Vi, plinplan dan gak bisa ngambil keputusan tegas."
Masio Alan Dhafir

* * *

Pagi harinya...
Sinar matahari sudah dapat menembus jendela kamar Rayya, gadis itu membuka matanya perlahan karna silau matahari mengusik tidurnya.

Sadar dengan suatu hal Rayya yang tertutup full dengan selimut langsung mengintip tubuhnya dari balik selimut.

"Argh! tuh cowok bener-bener gila!"

Pintu kamar Rayya terbuka perlahan membuat gadis itu langsung menarik selimut dan memegangi selimut dengan erat.

Dari balik pintu seorang pria masuk ke dalam membawa sebuah nampan berisi susu dan sarapan. Dia meletakan nampan itu di atas meja kecil sebelah kasur Rayya.

"Gw buatin sarapan buat lo, hari ini lo gak usah ke kampus nanti gw izinin ke dosen."

"Kenapa?" Rayya menatap bingung.

Zavian memajukan perlahan tubuhnya mempersingkat jaraknya dengan Rayya.

"Emangnya lo bisa jalan?" tanya nya dengan senyuman mengejek.

Sontak sebuah pukulan mendarat di pundak pria itu, Rayya menatap kesal dengan tatapan mengejek yang Zavian tunjukan.

"Semuanya juga gara-gara kamu!" kesalnya. Pria itu justru terkekeh bukannya merasa bersalah.

Zavian mengacak sedikit puncak kepala gadisnya itu. "Udah, sarapan dulu tuh."

Rayya merunduk malu, "Eum ... b-baju aku."

Pria itu kembali tersenyum geli, "Lupa, bentar gw ambilin." Zavian mendekat ke lemari Rayya mengambil baju untuk istrinya.

Rayya meraih baju yang di sodorkan oleh Zavian.

"Kamu jangan liat! sana, liat ke pintu!" perintahnya yang langsung di turuti oleh Zavian. Gadis itu langsung berlari ke kamar mandi dengan menyeret selimut agar tetap menutupi tubuhnya.

"Ngapain pake malu sih? kan gw udah liat semuanya."

"Vian!!" teriak Rayya dengan kesal di dalam kamar mandi.

Setelah membersihkan diri dan memakai bajunya Rayya mulai keluar dari mandi, dia melihat sudah tidak ada Vian di sana. Rayya segera duduk di pinggir kasurnya melihat sarapan yang di siapkan suaminya itu di atas meja.

Di nampan itu terhidang susu dan roti sandwich, Rayya tersenyum lebar melihat sarapannya, dia langsung meraih dan melahap roti itu.

Di sela-sela makannya Zavian kembali masuk ke kamar Rayya dengan pakaian yang sudah rapih. Rayya mendongak melihat pria itu dengan mulut yang masih penuh dengan roti.

"Gw ada kelas pagi, lo dirumah aja dan jangan keluar kemana pun."

"Twapi aku hau huliah," ucapnya yang tak jelas akibat roti yang belum dia kunyah sepenuhnya.

Dia, Istri Gw! (On Going) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora