-10. taraa

965 111 11
                                    

"Terus, ini buat kamu."

Sang pria tersebut mengeluarkan sebuah sesuatu dengan tangannya, gadis di hadapannya tak bisa memalingkan matanya dari pandangan penasaran.

"Wah.."

Setelah memperlihatkan hadiahnya, mata sang gadis berbinar terang. Si lelaki juga tersenyum hangat ke hadapannya, mendapati ekspresi yang bahagia dari istrinya—itu sudah cukup puas untuknya.

Yep—tentu saja hadiahnya itu dress yang cantik. Kalau di lihat desainnya, terlihat mewah karena mulai dari atas sampai bawah sudah seperti menarik perhatian.

"Kali ini dari aku, bukan Hali, ya. Hehe, bagus nggak?"

Raut wajah [Name] seketika tampak gundah sedikit, waduh.

"Beneran? kamu yang pilih? buat aku?"

Bukan, bukannya tidak percaya. Melainkan [Name] bingung kenapa suaminya ini pintar sekali memilihnya, mau di lihat bagaimana pun, dressnya benar benar tampak indah sehingga rasanya tak berani untuk melihatnya.

"Iya, aku yang pilih kok. Hmm.. apa kurang, ya?"

"Eh—! gak gitu!"

"Tapi kalo kurang aku bisa beliin lagi, kok! maaf ya aku kurang tau gimana fasion [Name], aku udah amati pakaian sehari-hari kamu! terus, kalo mau beli lagi, boleh beli berapa aja asal kamu puas."

Seperti biasanya, gadis ini selalu di buat meleleh oleh sang suami. Ya pikir saja, sudah wajahnya tampan, suaranya lembut, sikapnya juga apalagi, beuh. Menikah dengannya sudah seperti pergi ke kayangan. Sekarang di tawari seperti itu, [Name] jadi bingung mau bagaimana selain ada rasa tak enak dan deg-degan.

Rasanya [Name] ini menunjukkan sifat sebenarnya.

Karena tak tahu ingin berperilaku seperti apa, [Name] langsung menggenggam tangan milik sang lelaki yang tengah memegang dressnya, jadinya mereka saling berpegangan.

"Aku lebih suka yang Gempa pilih! pokoknya ini cocok, perfect banget!"

[Name] yang selalu salah tingkah sudah berubah menjadi agak-agak jujur, ya. Overthinking-nya juga sudah tidak terlihat lagi. Tetapi, memang ada sedikit hal yang mengganjal berupa pikiran. Walau begitu, sekarang giliran Gempa yang dag dig dug mendengar perkataan istrinya.

"[Name].."

Waduh, Gempa serasa ingin menangis—waduh. Enggak, rasanya memang sangat bahagia, apalagi istrinya bilang 'perfect banget' usahanya tidak sia-sia.

Dirinya pun meraih pinggang milik istrinya, menarik badannya sehingga mereka berpelukan. Bagaimana [Name] tidak kaget kalau di kejutkan seperti ini? sekarang posisinya mereka sambil pelukan—padahal tadi sudah rangkul-rangkulan.

Gapapa, [Name]. Hari ini berpihak padamu.

Terdengar bisikan suara di dekat leher milik [Name], lalu nafas dan badan hangat telah ia rasakan ketika berada di pelukan Gempa.

"Aku sayang kamu."

Hal demikian di katakan ketika gadisnya merasakan pelukan yang sangat erat dari sang suami, waduh banget. Di peluk tiba-tiba, mana bilang gitu. Sambil memenjamkan matanya, [Name] juga membalas perkataanya,

"Too."

Hanya bisa berdoa, kalau pasutri ini tidak kebablasan seperti pasutri sebelah. Tapi tentunya tidak, ya. Lelaki yang ini mesti dapat izin dulu, nggak main nyelonong aja.

Tak lama mereka melepaskan pelukannya masing-masing, [Name] baru merasakan pertama kalinya di peluk sekencang itu. Sampai sesak nafas, sedikit.

"Hahah, maaf, ya. Udah makan siang?"

orang dalem. ✓Where stories live. Discover now