7. Pesan misterius

133 133 25
                                    

Happy Reading!!

Jam menunjukkan pukul 15

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam menunjukkan pukul 15.00 sore dimana seluruh siswa/ i yang bersekolah seharusnya sudah pulang. Tetapi berbeda dengan Leona dia masih tinggal di sekolah karena beberapa urusan.

Saat ini Leona sedang berada di ruang OSIS, yap OSIS sedang mengadakan rapat dadakan. Leona terpilih menjadi kandidat OSIS saat jam olahraga tadi.

"Bagaimana, kalian setuju dengan ide yang sudah dijelaskan tadi??" Tanya seorang lelaki yang memiliki tubuh tegap, tinggi, serta hidung yang mancung. Ah author jadi kepengen deh..😌

"Setuju" Jawab serentak seluruh anggota OSIS yang hadir di rapat tersebut.

"Kalau begitu rapat sore hari ini saya tutup, boleh pulang kerumah masing-masing" Ucap seorang lelaki tadi lagi yang sepertinya menjabat sebagai ketos (ketua osis).

Setelah mendapat persetujuan dari ketos untuk pulang, mereka langsung saja menuju pintu luar untuk bergegas pulang. Saat Leona hendak keluar ruangan tangannya dicekal oleh lelaki tadi.

"Leona ya??" Tanya lelaki itu.

"Iya, kenapa??"

Kemudian lelaki itu bertanya lagi. "Udah kenal nama gue kan??"

"B-belum.." Jawab Leona dengan gugup. Aduh kenapa Leona jadi gugup sekarang, apa karna ada cogan didepannya yaa.. hayolo leonaa

mana ada si thor.
Wahaha

"Oke, kenalin gue Aaron Chaiden Bernard." Ucap Aaron sambil menjabat tangan Leona.

"Ouh okay, bisa dipanggil apa nih??" Tanya Leona sedikit nyengir.

Manis. Batin Aaron

"Capar aja kalau bisa"

Leona yang bingungg apa itu capar, akhirnya bertanya "Capar apaan??"

"Calon pacar"

"Hahaha bisa aja ron" Gelak tawa  seorang perempuan pun terdengar diruangan osis.

"Yaudah gue pulang dulu ya ron, keburu sore ntar dicari ortu gue" Pamit Leona kepada Aaron.

"Sip, mau gue anter??" Tanya Aaron yang mencoba menawarkan tumpangan kepada Leona.

"Gausah gue dijemput sopir kok. Gue duluan ya" Akhirnya Leona pergi dari ruangan osis dan dari hadapan Aaron. Karena dia tidak enak berlama-lama diruangan sepi apalagi dengan lelaki.

Di rumah..

"Assalamualaikum ayah, ibu" Leona mengucapkan salam saat dia sampai didepan rumahnya.

"Waalaikumsalam anak ibu udah pulang, tumben agak sore??" Tanya Erlin. Ibu dari Leona.

"Leona dipilih jadi kandidat OSIS bu, tadi ada rapat dadakan makanya Leona baru pulang" Ucap Leona menjelaskan semua kepada ibunya. Ia tidak ingin ibunya khawatir dengan dirinya.

"Murid baru sudah langsung jadi OSIS ya, pakai pelet ya kamu"

"Ngga lah bu, apasih" Jawab Leona dengan candaan.

"Yasudah kamu masuk, istirahat."

Kini Leona sudah berada didalam kamarnya, ia merebahkan dirinya diatas kasur king size miliknya. Ia sungguh lelah hari ini tetapi kegiatan rebahan nya itu harus ia akhiri karna suara notif pesan dari handphone miliknya.

Ting..
Ting..

Leona pun mengambil hp yang ada diatas nakas, lalu melihat siapa yang mengirimkan pesan kepada nya.

Kaget. Itulah ekspresi pertama yang Leona keluarkan bagaimana tidak, isi pesannya saja...

Nomor asing siapa ini? Yang berani mengirimkan pesan kepada Leona dengan kata-kata yang sedikit 'mengancam'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nomor asing siapa ini? Yang berani mengirimkan pesan kepada Leona dengan kata-kata yang sedikit 'mengancam'.

Dan juga, 'Nara' itu bukannya nama panggilan dia saat masih kecil. Kenapa ada yang tau nama panggilan kecil dia, tidak ada yang tau nama panggilan itu kecuali orangtuanya, sahabat masa kecilnya dan adik sahabat nya itu.

Jangan-jangan...

"Pliss, bukan gue.." Lirih Leona sebelum akhirnya dia meletakkan kembali handphone tanpa ingin membalas dan mencari tau siapa yang mengirimkan pesan itu kepadanya.

Tanpa sadar, Leona pun memejamkan matanya dan ketiduran hingga waktu menunjukkan pukul 21.00 malam.

"Leona.. naa bangun kamu belum makan sore" Panggil erlin kepada leona. Sedari tadi Leona belum juga bangun entah apa yang dimimpikan oleh anaknya itu. Leona tidak boleh terlambat makan karna dia memiliki riwayat penyakit asam lambung.

"Eughh.." Leona terbangun dari tidurnya.

"Makan yok, kamu belum makan sore nanti asam lambung kamu kumat kalau telat makan"

"Iya bu"

"Ibu.." Panggil Leona lagi kepada ibunya.

Erlin yang mendengar anaknya itu memanggil pun mendekat lagi dan bertanya.

"Kenapa sayang??"

"Sha... sha bu" Ucap Leona pelan.

"Bukan Leona kan bu yang buat sha sha pergi??" Tanya Leona lagi kepada ibunya.

Erlin yang mendengar hal itu, mencoba menenangkan sang anak dari rasa bersalah nya.

"Bukan na, bukan kamu. Itu memang sudah takdir sha sha.. sudah ya? Kita makan lagi." Erlin tak ingin anaknya ini selalu dihantui rasa bersalah padahal bukan anaknya yang membuat sahabat kecilnya itu pergi.

  END
~Vote nya jangan lupa kiw~
🤍🤍

Sampai jumpa di part selanjutnya><
Jangan lupa rame in ya dengan cara vote, komen per chapter terserah kalian mau komen yang bagian mana. Makasih juga yang udah vote dan komen 🥰

Author janji kan gabakal lama update nya, paling sehari/dua hari.

LOVE OR HATE (?) [ON GOING] Where stories live. Discover now