Prolog

54.1K 3.8K 77
                                    

Seorang pria muda yang terbaring lemah di kasur rumah sakit, terlihat melamun sambil menatap ke arah luar jendela.

Avisha Ansell Nayaka

Itulah namanya. Nama yang sangat indah, seperti pemiliknya.

Seorang dokter memasuki kamar rawat Avisha, "Melamun lagi?"

Avisha mengalihkan pandangannya, menatap dokter itu, kemudian tersenyum lembut, "Tidak ada yang bisa saya lakukan selain melamun."

"Mau ke taman?"

Avisha menganggukkan kepalanya mendengar tawaran itu, "Boleh."

Tidak lama seorang perawat datang, mereka membantu Avisha untuk duduk di kursi roda, lalu setelahnya perawat itu membawa Avisha ke taman.

Avisha menghirup aroma taman yang wangi bunga. Ya, taman itu memang dipenuhi bunga. Lalu, Avisha melihat sebuah keluarga yang juga sedang berada di taman itu, mereka terlihat berbincang ceria dengan seorang anak di kursi roda.

Indah sekali...

Avisha tersenyum miris melihat itu. Sejujurnya, dia juga ingin keluarganya ada di sini sekarang. Tapi, jangankan menghabiskan waktu dengannya, menjenguknya saja tidak pernah.

Baiklah mari kita sedikit bahas tentang sosok Avisha.

Namanya Avisha Ansell Nayaka. Putra bungsu dari keluarga Nayaka.

Avisha saat ini tengah sakit keras. Kanker Darah. Dokter bilang usianya tidak lama lagi, kankernya sudah stadium akhir. Avisha sendiri sudah menyerah dengan penyakitnya, kalau mau mati ya mati saja, toh dia sendiri sudah tidak tahan dengan rasa sakit yang tercipta karena kankernya.

Bagaimana dengan keluarganya?

Avisha masih memiliki keluarga, seorang ayah, dan 3 orang kakak laki-laki.

Lalu, kemana mereka sekarang?

Di rumah mereka, tentu saja.

Avisha, meskipun ia masih memiliki keluarga, tapi tidak ada satupun anggota keluarganya yang peduli padanya. Sejak ia mulai sakit-sakitanpun mereka sama sekali tidak peduli. Selama ini Avisha selalu berjuang sendiri, dia ke dokter sendiri, menjalani perawatan sendiri, menahan rasa sakit sendiri. Keluarganya tau soal penyakitnya, tapi mereka sama sekali tidak peduli.

Yang kelurganya pedulikan hanya satu, saudara tirinya.

Avisha memiliki seorang saudara tiri. Pada saat Avisha berusia 5 tahun, ibunya meninggal dunia, 1 tahun kemudian ayahnya menikah lagi dengan cinta lamanya. Perempuan itu memiliki seorang anak seumuran Avisha. Setelah mereka berdua datang ke keluarganya, perhatian semua anggota keluarga langsung tertumpah pada ibu dan saudara tirinya. Dan Avisha... Dilupakan.

Avisha menghela napas, kemudian dia menatap langit dengan tatapan sendu.

Andai saja, andai saja dia masih memiliki kesempatan untuk hidup. Dia ingin hidup dengan lebih baik. Dia ingin hidup dengan bahagia, karena selama ini Avisha tidak pernah mengenal apa itu bahagia.

Setelah puas melihat-lihat taman dan menghirup udara segar, Avisha kembali lagi ke kamar rawatnya.

Saat kembali ke kamarnya, Avisha mengernyitkan dahinya setelah melihat sebuah buku di atas kasurnya, "Buku siapa?"

Perawat yang bersamanya ikut mengernyitkan dahinya, "Hmm... Mungkin ada seseorang yang mau memberikan ini pada anda?"

Avisha membolak-balikan buku itu, dilihat dari judulnya sepertinya itu novel romance.

"Baca aja kali ya, siapa tau seru." Avisha bergumam pelan, lalu mulai membaca buku itu.

Dan begitulah, selama berjam-jam Avisha membaca novel itu, dan berlanjut ke hari-hari berikutnya. Avisha benar-benar menghabiskan hari-harinya dengan membaca novel itu.

TBC

Avisha or Avalle : An ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang