Chapter 5

379 39 7
                                    

Chapter 5 Loading. . . Complete!
Chapter 5:
{🍂Dirawat🍂}
{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}}{}{}
_____________________________

". . . Ugh. . . Dimana. . . Dimana ini. . .? Apa yang. . . Terjadi?" Tanya Thorn dengan lirihan yang hanya dapat di dengar oleh dirinya.

". . . Tempat ini seperti rumah sakit. . . Apa ini rumah sakit? Tapi. . . Siapa yang membawaku ke sini. . .?" Tanya Thorn lagi namun dengan suara yang mulai meninggi.

Saat Thorn sempat memperhatikan ruangan tersebut, dia mendengar suara langkah kaki dari luar ruangan. Dengan segera, dia langsung merebahkan dirinya dan lalu menutup matanya. Ia mencoba untuk pura-pura koma.

"Wih, misi tadi lumayan mudah kan? Kita gak perlu waktu selama sehari untuk menyelesaikannya. Biasanya kan kita perlu waktu sehari untuk menyelesaikan satu misi, tapi kali ini kita menyelasaikan misinya dengan jangka waktu kurang lebih satu jam deh" Ucap Blaze yang langsung menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut, diikuti oleh para elemental yang ada di belakang Blaze.

"Dia masih belum bangun bang. . ." Lirih Solar sambil menggenggam tangan Thorn dengan erat, tidak seperti genggaman yang sebelumnya.

'Tunggu. . . Suara ini. . . Bukannya ini suaranya. . . Sunshine?' Batin Thorn namun masih ragu-ragu untuk bergerak + bangun.

"Haih, bisa kau berhenti menanyakan hal itu Solar? Bukan kau saja yang merindukan Thorn, tapi kami semua juga" Kata Taufan dan ikut menggenggam tangan Thorn yang satunya.

". . . Sudahlah, ayo kita tidur. Ini udah larut malam" Tegur Hali yang sudah mengeluarkan selimut dan bantal yang ia bawa dari rumah.

"Baik bang. . ." Ucap mereka semua dengan serentak.

Pukul 01.45

"Ughh. . . Jam berapa sekarang?" Tanya Thorn pada dirinya sendiri. "Sepertinya aku ketiduran deh. . ." Sambung Thorn setelah melihat jam dinding yang ada pada ruangan tersebut.

Thorn pun mencoba untuk kembali tidur, tapi hasilnya nihil. Dia tak dapat tidur sama sekali. Karena bosan, dia pun bangun dari posisinya dan menuju ke dekat jendela untuk melihat pemandangan. Ruangan Thorn berada di lantai ketujuh dari adanya sepuluh lantai di rumah sakit tersebut. Pemandangan kota dengan lampu yang menyala, tidak lupa dengan warna lampu yang beragam membuat mata terus ingin dimanja dengan pemandangan tersebut.

Tanpa Thorn sadari, seseorang tengah menodongnya dengan sesuatu, entah itu pisau, pistol, atau apapun itu. Thorn yang sadar bahwa dia kini sedang dalam bahaya langsung mengeluarkan kuda-kudanya.

"Siapa kau!? Dimana Thorn!?" Teriak orang tersebut. Ya, dia adalah salah satu elemental. Namun Thorn tak dapat melihat dengan jelas akibat lampu yang ada di ruangan tersebut mati. Memang kebiasaan para elemental yang mematikan lampu sebelum tidur.

Setelah lampu dinyalakan, apa yang Thorn lihat? Terpampang jelas Hali yang sedang menodongnya menggunakan pedang Halilintar, tidak lupa dengan ekspresi terkejutnya setelah melihat orang yang ia todong adalah Thorn. Lantas, siapa yang menyalakan lampu jika Hali sedang menodong Thorn? Tentu saja itu saudaranya yang lain. Terlihat jelas para elemental yang berada di belakang Hali. Tanpa Thorn sadari, ternyata saudaranya terbangun saat dia tengah melamun tadi. Bukan itu saja, dapat Thorn lihat dengan jelas pupil mata milik Solar yang bergetar cepat, seluruh tatapan kini tertuju pada Thorn. Tak ada respon dari Thorn, mimik mukanya terlihat sangat santai walau dalam kondisi di todong dengan pedang Halilintar milik abangnya.

"Abang Thorn!" Teriak Solar dan segera menerjang tubuh Thorn dan membawanya ke sebuah pelukan. Pecah sudah tangisan Solar, Thorn yang melihat itu memasang wajah sedikit bingung. Mengapa? Nanti kalian tau sendiri.

Berbeda duniaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora