Chapter 8

323 38 8
                                    

Chapter 8 loading. . . Complete!
Chapter 8:
{🌿Terperangkap🌿}
{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}
____________________________

"Akar-akar pengikat!!"

"Huh!? T-Thorn!?" Seru para boel bersamaan ketika sebuah akar berduri melilit tubuh mereka.

"Apa-apaan ini Thorn!? Kenapa kau malah melindungi musuh dan menyerang saudaramu sendiri!?" Teriak Blaze marah. Ingin sekali dia membakar akar-akar tersebut, tapi tidak bisa karena lilitannya cukup ketat sehingga membuat pergerakan para elemental terbatas.

"Dasar pria baj!n9an! Apa gak cukup lu ngontrol tubuh gua!? Sekarang. . . Lepaskan tubuh Thorn. . . Atau lu bakal nerima balasannya. . ." Ancam Hali. Sama seperti penjahat dari cerita lain, pasti mereka bakalan ngeyel, betul gak para readers-readers sekalian?.

"Lalu? Kau pikir aku takut dengan ancamanmu? Tentu saja tidak" Kata pria bertopeng tersebut yang mulai bangkit dari posisinya tadi.

"Thorn. . . Sadarlah. . . Ini bukan Thorn yang kami kenal. Thorn kami tidak pernah berani untuk menyerang saudaranya. . . Jadi kumohon. . . Sadarkan dirimu Thorn. . ." Ucap Taufan disertai senyuman lembutnya.

"Pfft- Thorn yang kalian kenal sudah tidak ada. . . Bukankah harusnya kalian senang karena salah satu beban keluarga kalian hilang?" Tanya pria bertopeng tersebut yang berhasil membuat amarah para elemental memuncak.

"Apa kita harus membunuh mereka pak?" Kata Thorn yang berhasil membuat saudaranya yang lain terbelalak akibat pertanyaan Thorn.

"Jangan dulu. . . Biarkan mereka sengsara di sini. . . Kita harus bergegas ke TAPOPS untuk mengambil seluruh power sphera" Ucap pria bertopeng tersebut lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana, diikuti oleh Thorn di belakangnya.

Thorn p.o.v

Ruangan apa ini? Semuanya gelap. . . Aku tak bisa melihat apapun. . . Aku mencoba menenangkan diriku yang sedang panik saat ini. Bukankah aku tadi berada di rumah sakit? Kenapa aku tiba-tiba ada di sini?

Saat aku tengah mencari jalan keluar dari ruangan tersebut, aku mendengar suara yang cukup samar tapi masih dapat ku dengar dengan jelas

"Thorn. . . Sadarlah. . . Ini bukan Thorn yang kami kenal. Thorn kami tidak pernah berani untuk menyerang saudaranya. . . Jadi kumohon. . . Sadarkan dirimu Thorn. . ."

Tunggu. . . Bukannya itu suara bang Upan? Maksud dari perkataan bang Upan apa? Thorn kan ada di sini. . .

"Pfft- Thorn yang kalian kenal sudah tidak ada. . . Bukankah harusnya kalian senang karena salah satu beban keluarga kalian hilang?"

Hah. . .? B-beban? Jadi selama ini aku beban?.  .  . Tidak tidak! Ini semua hanya omong kosong! Tapi. . . Kalau itu benar bagaimana. . .?

"Apa kita harus membunuh mereka pak?"

Eh? Itu bukannya suaraku?. . . Sebenarnya apa yang terjadi. . . Kepalaku pusing! Pusing dengan kehidupan ini. . . Aku lelah. . . Ku mohon hentikan semua ini. . .

"Jadi. . . Kau ingin menyerah begitu saja? Kau bahkan belum mencoba" Ucap seseorang yang tiba-tiba berada di dekatku. Dengan refleks aku langsung membalikkan badanku.

"K-kau siapa?" Tanyaku ragu-ragu karena baru pertama kali melihat orang tersebut. Penampilan kami hampir mirip, hanya warna rambut dan mata yang membedakan.

"Panggil saja Reverse" Jawab orang tersebut yang mengaku bahwa namanya adalah Reverse.

"Apa kau tau cara untuk keluar dari ruangan ini?" Tanyaku lagi. Aku ingin cepat-cepat bertemu dengan saudaraku.

Berbeda duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang