5. Ciuman di Sudut Bibir

216 26 0
                                    

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Entah karena sedang berada di daerah pegunungan, hujannya jadi lama berhenti. Udaranya menjadi lebih dingin.

"Kala deketan sini," panggil Sastra.

"Gak." Aku menolak.

Sastra tergelak. "Jangan ngambek dong."

"Kamu main peluk-peluk aja! Kenapa sih?"

"Gue kan nyuruh lo duduk, pegel kalo berdiri terus."

Sastra terkekeh. Lalu menepuk sisi bangku di sebelahnya.

Aku memalingkan wajah, enggan menatap Sastra dengan tampang jahilnya.

"Sorry kalo lo ga suka. Gue emang suka agresif ngedeketin cewek yang gue suka."

Apa katanya barusan?

Apa dia baru saja menyatakan perasaannya?

Rintik hujan tampak tidak serapat tadi. Aku mengulurkan tangan ke luar pondok. Hujan sudah berganti jadi gerimis.

"Hujannya udah reda, ya? Yuk balik!"

Tahu-tahu Sastra sudah berada di luar pondok sembari menyandang seikat besar kayu bakar di bahunya.

Dia melangkah lebih dulu. Namun, sepuluh langkah ke depan tiba-tiba Sastra terjatuh.

Cowok itu terpeleset genangan air yang membuat tanah jadi berlumpur.

Aku segera mendekat dan mendapati tumit kakinys bengkak. Tak hanya itu saja, ada goresan kayu bakar di betisnya yang membuat darah merah merembes keluar.

Astaga.

"Kak, sakit ya?"

Sastra mengerang.

Itu pasti sakit sekali.

Aku tidak bisa berpikir jernih. Meski jarak penginapan hanya beberapa langkah lagi, namun tetap saja...

Aku menoleh ke sana kemari. Mencari sesuatu yang bisa dipakai untuk menutupi luka di kaki Sastra.

"Kala,"

Sastra menggapai tanganku.

"Liat gue, liat gue Kala."

Aku menurut. Menatap matanya.

"Gue gak papa, lukanya cuma dikit...."

"Dikit gimana?" Aku menyela cepat.

Sastra berdecak.

Aku merogoh ke dua saku celanaku dan akhirnya menemukan bungkusan tisu.

Sejenak, aku bahkan lupa pernah memilikinya.

Segera saja aku mencabut beberapa helai tisu dan menutupi luka Sastra.

Sayangnya, luka di kaki Sastra terlalu lebar hingga tisu itu berubah warna jadi merah.

Lost You Again! (REVISI)Where stories live. Discover now