63. Cuaca Panas yang Patut Disalahkan

88 14 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Sastra mendiamkanku. Baguslah kalau begitu aku tak perlu menguras tenaga lebih untuk memperhatikannya.

Aku disibukkan dengan makanan untuk semua orang. Karena kami menyewa pantai ini, jadi makan siang juga termasuk ke dalam layanan yang didapat.

Ada beberapa makanan yang datang dari luar juga, seperti pizza dan hamburger dari restoran terkenal di sekitar sini.

Setelah semuanya mendapatkan makanan, kini giliranku untuk makan.

Joshua datang, mengambil cemilan yang letaknya di dekatku.

"Gimana lo bisa kenal sama Kevan?" tanyanya.

Masih berhubungan dengan Kevan ternyata. Agaknya, sampai besok aku akan mendapati pertanyaan yang sama.

Persis seperti yang aku ceritakan pada Sarah, itulah yang aku ulang pada Joshua.

Setelah makan, kami bersiap kembali ke penginapan. Aku memastikan tidak ada barang yang tertinggal dan mengurus beberapa hal seperti pembayaran.

Aku pulang paling akhir dengan mobil milik penginapan.

Aku kira akan pulang bersama Fay seperti ketika aku datang ke sini di pagi hari tadi.

Namun, aih-alih menemukan Fay di dalam mobil, aku malah menemukan Sastra.

Cowok itu lantas menarikku dalam pelukannya. Meraup bibirku rakus seperti binatang buas yang menahan lapar selama seminggu.

Aku menekan bahu Sastra sebagai tanda untuk menyudahi perbuatannya.

Tautan bibir kami terlepas, aku terengah, mencoba mengais udara sebanyak-banyaknya.

Dari kebiasaan ciuman brutal yang Sastra lakukan, tadi itu benar-benar yang paling brutal.

Bibirku bengkak dalam sekejap. Meski begitu, Sastra tidak lupa dengan hidangan penutupnya berupa ciuman lembut yang memabukkan.

Akhirnya, setelah pergulatan panas itu, aku bisa duduk dengan tenang di kursi kemudi.

"Aku bener-bener gak habis pikir sama Kakak deh." Aku melirik Sastra dan mendapati cowok itu menaruh atensi penuh padaku.

Matanya yang bulat dan besar menatapku penuh minat.

Aku membawa mobil perlahan keluar area pantai private menuju penginapan.

"Hari ini Kakak ada rencana keluar ga?"

Aku agak terganggu dengan cara pandang Sastra, lantas berusaha mengalihkan perhatiannya dengan pertanyaan basa-basi.

"Belum tau, emangnya kenapa?"

"Gak papa sih, cuma mau nanya aja. Soalnya aku baru dapat laporan, Kak Han, Kak Yuma sama Kak Milan mau pergi belanja."

Lost You Again! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang