12.1 Bicara

835 168 11
                                    

Zac sudah lelah menghindar. Nyatanya, meskipun ia mengabaikan Sue dan tidak menganggap gadis itu ada, juga tidak datang ke rumah Byron, tetap membuatnya tidak bisa berhenti memikirkan Sue. Ia justru semakin dihantui mimpi-mimpi yang menyiksanya dan membuatnya bangun dalam keadaan berkeringat, terengah-engah, dan...mengeras.

Karena itulah, pagi ini, ketika ia membuka tirai rumahnya dan tidak sengaja melihat sosok mungil itu berlari di pagi yang begitu dingin, Zac tahu ia harus mengejar Sue dan mengajak gadis itu bicara.

Ia akan kembali membuat peraturan tentang hubungan mereka. Tentang hubungan seks yang akan mereka lakukan. Tentu saja Zac masih pada keyakinannya untuk tidak akan membuka hati dan jatuh cinta, terutama pada Sue.

Mungkin, ia memang pria egois karena menginginkan Sue tetapi tidak bisa memberikan kepastian pada Sue. Mungkin juga, ia adalah pria brengsek yang mengerikan karena mengambil keuntungan dari Sue. Namun ia tahu jika lebih baik bertanya sekarang atau ia tidak akan memiliki kesempatan lagi.

Ia akan bertanya pada Sue dan mengatakan semuanya tentang apa yang akan terjadi pada mereka serta bagaimana konsekuensinya. Jika Sue tidak bersedia, ia akan mundur dan tidak mengganggu gadis itu lagi. Ia bersumpah.

Jadi, ketika Sue menolak untuk diajak secara baik-baik, Zac tahu jika ia harus memaksa gadis itu. Bahkan meski harus memanggulnya seperti sekarung beras. Apa Sue pikir ia hanya menggertak ketika berkata akan memaksa? Oh, jelas Sue tidak mengenal dirinya.

Zac hanya tidak bisa, tidak ingin lebih tepatnya, menunda lagi masalah ini. Karena jika Sue berkata ya, maka ia akan segera meniduri gadis itu saat ini juga.

Mereka tiba di rumahnya, dan Zac menurunkan Sue dari bahunya. Gadis itu hendak keluar, tetapi Zac menahan kedua pinggang Sue dengan cengkeraman sekuat baja.

"Kita harus bicara, Sue."

"Apalagi yang mau kau bicarakan? Aku tidak punya urusan lagi denganmu!" Sue memukul-mukul tangan Zac yang ada di pinggangnya.

"Aku minta maaf," kata Zac pelan.

Sue menghentikan serangan yang ia lakukan. "Kau minta maaf untuk apa? Karena pergi tanpa pesan, karena tidak membalas semua pesanku, karena mengabaikanku, atau karena menganggap aku tidak ada?"

"Semuanya."

Yeah, itu daftar semua kesalahan yang ia lakukan pada Sue selama berhari-hari terakhir ini dan ia tidak akan menyangkalnya karena ia tahu daftar-daftar itu akan semakin panjang setiap harinya.

Sue menghela napas dan menyingkirkan lengan Zac yang masih ada di pinggangnya, lalu duduk di sofa. Detik di mana Sue pergi dari pelukannya, rasanya ada yang hilang dari Zac. Ia menyusul Sue duduk dan meraih tangan gadis itu meskipun Sue menepisnya dengan kasar.

"Tidak usah memegang tanganku. Bicara saja apa yang ingin kau bicarakan," kata gadis itu ketus sambil membuka jaketnya.

Dan seolah berada dekat dengan Sue tanpa menyentuhnya belum terlalu menyiksa, Zac menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat Sue mengenakan kaus yang mencetak dengan sangat jelas payudaranya yang tidak memakai bra. Brengsek! Apa yang gadis itu pikirkan dengan berolahraga tanpa bra?

"Kau mau minum sesuatu?" Tanya Zac dengan suara serak. Matanya bahkan tidak bisa meninggalkan dada Sue. Ia pasti benar-benar menjadi pria mesum sekarang.

Sue berdecak. "Aku mau kau cepat bicara dan aku segera pergi dari tempat ini."

Zac menghela napas mendengar nada keras kepala gadis itu. "Kau punya kekasih?"

Pertanyaan itu membuat Sue melotot. "Apa maksud pertanyaan itu?"

"Ketika aku akan berangkat, saat kau bilang akan terlambat pulang. Kau bertemu dengan siapa? Aku mendengar suara seorang pria."

Kening Sue berkerut sebelum gadis itu tampaknya menyadari sesuatu. "Jadi kau pergi karena itu?"

"Jadi kau punya kekasih?" Tanya Zac dengan kecewa. Entah kenapa kekecewaan itu datang, ia sendiri juga tidak bisa menemukan sebabnya.

Sue menggeleng. "Itu David. Dia bukan kekasihku. Mantan kekasihku, lebih tepatnya."

Zac mengangguk mengerti. "Dia ingin kembali padamu?"

Alasan dari para mantan yang datang kembali secara tiba-tiba dalam kehidupanmu, biasanya hanya itu. Sedikit sekali yang datang tanpa maksud apa-apa.

"Apa maksud semua pertanyaan ini, Zac?"

"Jawab saja, Sue."

Sue menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke sofa yang mana malah membuat puting payudaranya semakin terlihat jelas. Zac harus memalingkan wajahnya hanya agar keinginannya untuk menyergap Sue, segera pergi dari otaknya.

"Tidak. Aku tidak berminat kembali padanya. Aku tidak berminat menjalin hubungan dengan siapapun jika kau ingin tahu."

Bagus! Itu akan sesuai dengan apa yang Zac inginkan. Jika mereka memiliki keinginan yang sama, tidak akan ada hati yang tersakiti nantinya jika hubungan mereka mengalami sesuatu yang buruk.

"Kau tahu aku juga tidak ingin memiliki hubungan dengan siapapun. Aku tidak ingin berkencan dengan siapapun, dan aku tidak ingin jatuh cinta dengan siapapun."

Sue menoleh dan gadis itu mengangguk mengerti.

"Zac, jika kau ingin menjelaskan tentang apa yang pernah terjadi pada kita, aku pastikan kau tidak perlu merasa bersalah. Itu bukan kesalahanmu dan aku tidak merasa dirugikan. Sungguh. Kau tidak perlu merasa tidak enak dan menghindariku seperti kita orang yang tidak pernah saling mengenal."

Jadi rupanya Sue salah paham mengenai mengapa ia menghindari gadis itu, dan Zac merasa perlu untuk menjelaskannya.

"Aku tahu, tetapi aku tertarik padamu, Sue. Aku menginginkanmu."

Sue kini duduk tegak mendengar itu. "Kau..."

"Aku menginginkanmu tanpa ingin hal-hal lain yang menyertainya. Kau pasti tahu hal apa itu. Tidak akan ada masa depan untuk kita, tetapi aku sangat menginginkanmu saat ini."

Mata Sue menyipit padanya. "Jadi kau ingin bilang jika kau hanya ingin berhubungan seks denganku?"

Zac mengangguk. "Kau tahu aku tidak bisa menjanjikan masa depan padamu. Jika suatu saat kau menemukan orang yang tepat untukmu, kita bisa mengakhirinya kapan saja denganku."

Sebenarnya, ini sangat memalukan. Pria macam apa yang mendiskusikan hubungan seks tanpa ikatan seperti ini? Itu pasti pria brengsek, dan pria brengsek itu adalah dirinya.

Mungkin, setelah ini, Sue akan menendang kemaluannya, dan berteriak bahwa ia sudah gila lalu pergi keluar dan tidak pernah mau menemuinya lagi. Atau mungkin saat ini kepala Sue sudah penuh dengan berbagai macam sumpah serapah yang ingin disemburkannya pada Zac.

"Sue, jika kau keberatan tentang ini, kau bisa..."

"Dengar, Zac, aku lajang, kau juga. Kita sama-sama tahu bagaimana kita tidak ingin menjalin hubungan yang serius. Aku rasa, tidak ada salahnya kita mencoba."

Senyuman seakan membelah wajah Zac. Ia menerjang Sue dan mencium gadis itu dengan ganas. Ia mengerang saat merasakan puting Sue yang semakin mengeras. Tangan Zac mencubitnya dan Sue mendesah.

Sial, ia begitu merindukan desahan gadis itu. Begitu merindukan bagaimana gadis itu berbaring telanjang di bawah tubuhnya sendiri dan bagaimana tubuh mereka menyatu.

"Jadi, bagaimana menurutmu dengan peresmian untuk perjanjian itu?"

Sue menyeringai, mengangguk, dan Zac pun membuang kaus laknat itu ke lantai.

My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)Where stories live. Discover now